Bila kau masih saja membaca sebuah karyaku
Pada pagi berikutnya
Itu karena Tuhan sudah sangat baik padaku
Masih terus memberiku ingatan
Sehingga jemari ini masih beradu dengan pena
Menulis dan menulis puisi untuk kebahagiaan batin
Kawan
Aku sedang tidak melara
Hanya sebuah rasa yang nyata
Terkadang banyak sekali lupa
Yang tersirat dalam keberadaan
Pada usiaku yang belum senja
Namun segala ingatan berkelana dan sering tak ingat jalan kembali
Dan mereka bilang sebagai lupa
Iya
Jika pada suatu saat nanti tiada kata terangkai lagi olehku
Dalam bait-bait nada seperti biasa
Mungkin benar aku sudah melupa segala
Aku sungguh tak ingin ini terjadi
Namun tak bisa menahan bila harus terjadi
Selama aku belum melupa
Biarkan diksi-diksi pilihanku menemani hari-harimu selalu
Dariku
Fiksianer yang mulai melupa bukan di usia senja
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
5 Desember 2021
7-1.880
Note:Â
Karya ke 1.881 by Ari Budiyanti (akan tayang di akun Ari Budiyanti)
Saya ingin merayakan tulisan ke 1.881 dengan puisi kolaborasi bersama kawan-kawan literasi di Kompasiana. Jika Anda ingin ikut berkolaborasi puisi karya ke-1.881 silakan balas tulisan ini melalui komentar atau percakapan di Kompasiana dengan sebait puisi bertema: Literasi bersama di Kompasiana.
Tuliskan nama Anda atau nama pena yang ingin dicantumkan dalam karya bersama. Â Nanti akan saya rangkai bait-bait puisi dari kawan-kawan. Saya tunggu sampai pukul 7 WIB malam ini ya bagi rekan-rekan yang mau ikutan. Ingat, 1 bait saja ya.