Indonesia, kita semua memperingati Hari Sumpah Pemuda. Tepat di tanggal 28 Oktober 2021. Apa yang sudah kita lakukan untuk bangsa tercinta.
Hari iniPeringatan Hari Sumpah Pemuda hari ini memberi perenungan tersendiri untuk saya. Kita semua tahu dan paham isi Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda
"Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia"
"Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia"
"Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia"
Sebuah ikrar suci yang tertanam dalam hati saya sebagai bagian bangsa Indonesia. Keberagaman suku bangsa, budaya, dan agama adalah sumber kekayaan bangsa.
Persatuan Indonesia menjadi tujuan kita. Hal yang harus diwujudkan bersama. Selain itu, di bulan Oktober ini juga bertepatan dengan bulan bahasa.
Ada hal yang saya ingin lakukan untuk mengisi bulan bahasa 2021. Dengan mengacu pada isi Sumpah Pemuda yang ketiga:
"Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia"
Bahasa Indonesia, saya ingin menulis puisi dalam bahasa Indonesia dengan mangacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI.
Ini memang bukan pertama kalinya. Saya menuliskan 12 puisi di bulan bahasa tahun 2020. Tahun ini saya ingin melanjutkannya. Saya sudah menulis 5 puisi dengan mengenalkan kata-kata dalam KBBI.
Saya sengaja menuliskan dan memilih kosakata dari KBBI yang menurut saya jarang digunakan. Kelima kosakata tersebut adalah:
1. Selasar
2. Bentala
3. Candala
4. Genta
5. Jenggala
Saya menuliskan kelima puisi tersebut di Kompasiana. Puisi pertama dengan menggunakan kata selasar. Selasar artinya serambi. Berikut saya tuliskan arti kata selasar = serambi atau beranda (ada yg tidak beratap). Judul puisi pertama saya adalah Selasar Pagi yang membicarakan tentang sebuah kehangatan keluarga.
Berikutnya kata yang kedua adalah Bentala yang artinya bumi, tanah. Saya menceritakan tentang bumi kala malam. Bertepatan 27 Oktober memperingati Hari Listrik Nasional.
Kata ketiga adalah Candala. Arti kata candala yang saya maksudkan dalam puisi adalah tentang merasa rendah diri. Judul puisi saya adalah Insan Bumi yang Candala.
Melalui puisi ketiga saya ingin mengingatkan bahwa menghargai diri sendiri adalah hal yang penting. Tidak baik menghakimi sesama terlebih mereka yang merasa rendah diri. Justru kita harus memberikan dukungan pada mereka, para insan bumi yang merasa rendah diri.
Kata berikutnya adalah genta. Genta dalam KBBI mempunyai 3 makna seperti tertulis dalam puisi saya. Saya mengambil makna genta tentang lonceng besar yang biasa dipasang di bangungan besar seperti menara, gereja dan lain - lain.
Dalam puisi keempat saya menceritakan tentang kerinduan seorang pujangga dalam berkarya. Terkadang saat inspirasi datang menghampiri, penulis puisi ingin bersegera menuangkannya dalam karya. Inilah yang ingin saya sampaikan dalam puisi saya.
Bagian terakhir atau kelima, saya menggunakan kata jenggala yang artinya hutan atau rimba. Saya menuliskan tentang keprihatinan pada hutan yang mengalami kebakaran karena musim kemarau panjang atau alasan kecerobohan manusia.
Efek kebakaran hutan mengganggu pernafasan dan kelangsungan hidup. Ini saya tuangkan dalam karya puisi dengan sebuah harapan agar tidak ada bencana kebakaran hutan lagi di penjuru dunia.
Kelima puisi ini tayang semua di kompasiana sebagai persembahan hati saya untuk Indonesia di bulan bahasa
Artikel ini saya tulis bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2021.
Ini cara sederhana saya melestarikan bahasa Indonesia dengan berpuisi. Semoga cara sederhana ini bisa berguna bagi literasi bangsa. Selamat Hari Sumpah Pemuda.
...
Written by Ari Budiyanti
28 Oktober 2021
36-1.808
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H