Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bumiku Menangis

2 Oktober 2021   19:25 Diperbarui: 2 Oktober 2021   19:33 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdengar kabar senja ini dalam balutan udara dingin
Membawa sebuah berita tak menyenangkan dari wilayah Kalimantan Tengah
Bagian negeri terlanda banjir yang masih belum berakhir
Bagaimanakah hati tak ikut prihatin

Rumah-rumah terselimuti air yang menggenang tinggi
Tak lagi bisa ditinggali
Mereka mengungsi ke bukit-bukit tinggi
Semoga bala bantuan segera datang terlebih untuk makanan dan materi

Mengapa bumi menangis lagi
Mengiringi insan-insan yang dilanda bencana banjir
Harta benda milik pribadi
Mungkin tak ada kesempatan lagi terselamatkan

Ya Tuhan Sang Penguasa semesta
Kunaikkan doa-doa untuk negri
Tolonglah berkenan menahan langit
Agar awan-awan di area bencana banjir tak lagi menurunkan hujan saat ini

Mohon agar air-air itu bersegera pergi
Mengalir ke tempat yang seharusnya
Jangan lagi mendiami pemukiman masyarakat
Sehingga bersegera surut genangan air yang tinggi itu

Bumi menangis lagi dalam keprihatinan
Atas satu bagian diri yang sedang tertimpa bencana banjir tinggi

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
2 Oktober 2021

5 ~ 1777

Semoga banjir yang menimpa beberapa desa di Kalimantan Tengah segera surut. Teriring doa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun