Ini sebuah kisah tentang apa kata tetangga pun banyak orang yang lewat depan rumah. Mengapakah menghabiskan semua bagian halaman depan dengan tanaman bunga pun pepohonan hijau yang penuh kesegaran merekah.Â
Lokasi baik untuk pertokoan mengapa tak jua didirikan bangunan. Pasar yang menjanjikan bersebelahan bukankah ini sebuah impian?
Tidak buat kami para insan penghuni. Sedari dulu telah diputuskan. Bahwa ini adalah rumah tinggal untuk kenyamanan. Udara sejuk yang coba dihasilkan bagi diri.Â
Tahukan tingkat pencemaran udara di lingkungan sekitar? Ketika lalu lalang aneka jenis kendaraan. Bukan dengan ikut menambahkan polusi udara pun suara namun memilih menyediakan. Tempat bernaung serangga kecil dan burung-burung liar.
Menyediakan makanan bagi kupu-kupu dan lebah. Melalui bunga-bunga yang ditanam hingga mekar berseri. Memberi ruang bagi rumput-rumput dan pepohonan tumbuh. Hingga oksigen bisa dihasilkan penuh.Â
Kamboja Jepang merah muda, melati putih nan lentik. Mawar merah marun bersanding bunga pukul empat kuning cerah. Semua di pandangan mata sungguh menarik. Membuat hati ikut bahagia nan melimpah.Â
Itu adalah sebuah kisah sederhana. Peduli lingkungan mulai dari keluarga. Bahwa tak semata mengejar materi. Lalu melupakan kelestarian semesta.
....
Written by Ari Budiyanti
18 September 2021
Tulisan ke-22 bulan September di Kompasiana
Karya ke-1.751 keseluruhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H