Puisi kedua saya berjudul Hari Anak Nasional dan Program Vaksinasi. Vaksinasi anak sudah dilaksanakan di Indonesia kepada anak-anak dengan minimal usia 12 tahun. Pemerintah sudah menunjukkan usaha dan niat baiknya memperhatikan kesehatan anak-anak, generasi muda di kala pandemi.Â
Mari kita para orang dewasa ikut mendukung dan mendaftarkan anak-anak sesuai kriteria usia untuk menerima vaksinasi melawan korona. Tunjukkan kepedulian kita pula pada anak-anak yang Tuhan titipkan pada kita.
Puisi ketiga saya berjudul Hari Anak Nasional dan Lindungi Aku. Puisi ini sesuai dengan tema Hari Anak Nasional tahun 2021. Anak-anak sebenarnya dalam cara mereka meminta untuk dilindungi dengan cara-cara sederhana lainnya. Mereka ingin dijauhkan dari kekerasan verbal dalam keluarga.Â
Jangan sampai anak-anak mengalami sakit mental karena selalu mendapat perlakuan buruk dari orang tua maupun orang dewasa di sekitarnya. Kata-kata yang kasar, bentakan, teriakan, akan melukai hati dan emosi mereka.Â
Jika ini berkelanjutan sepanjang kehidupan mereka, akan merusak mental. Sedih sejali saya melihat fenomena ini masih banyak terjadi di lingkungan sekitar. Semoga Tuhan menambahkan bijaksana di hati kita semua para orang dewasa untuk bisa mencintai anak-anak  dengan cara yang tepat.
Tulisan ini akan saya akhiri dengan kisah kolaborasi puisi dengan bu Siska Dewi, salah satu Kompasianer yang saya hormati dan kagumi. Berawal dari ajakan Beliau menulis puisi untuk peringatan Hari Anak Nasional 2021, kami saling berbalas untaian bait kata sehingga tercipta sebuah puisi. Anda bisa baca puisi tersebut secara lengkap di sini.
Puisi ini menggambarkan sebuah kenyataan bahwa anak-anak adalah anugerah Tuhan yang tak ternilai. Mereka dititipkan pada kita untuk mendapat cinta dan kasih sayang yang tepat.Â
Menyediakan fasilitas untuk meraih mimpi mereka sesuai dengan maksud Tuhan menciptakan mereka sejak awal. Biarkan mereka berkembang sesuai kapasitas dan potensinya seperti anak panah yang melesat menuju sasaran dengan tepat.