berkebun selama WFH (Work From Home). Saya memang memutuskan berkebun sayuran untuk mengisi waktu luang. Bibit tanaman sayur saya beli dari toko adik saya. Namun khusus tanaman tomat, tidak ada bibitnya di sana. Sedih pastilah saya.
Saya ingin bercerita tentang pengalamanSaya suka sekali menanam tomat karena mudah tumbuh dan pemeliharaannya pun tidak rumit. Saya juga berpikir sederhana, saya berkebun sebagai kegemaran. Kalau menghasilkan sayuran dan bisa memanfaatkannya pastilah lebih bahagia.
Akhirnya saya memutuskan mengambil biji tomat dari tomat sayur yang ada di dalam kulkas rumah. Menurut info dari ahli pertanian, Pak Felix Tani, itu memang bukan bibit dari sumber yang baik. Namun saat itu tanaman tomat saya sudah tumbuh besar dan tinggi.
Tanaman tersebut memang tidak tumbuh maksimal. Ada hama mati pucuk yang menyerang. Setiap kali bunga layu dan gugur. Buah tomat pun tiada. Saya sedih sekali sebenarnya. Namun saya merasa sayang saja kalau harus memusnahkan tanaman tomat saya.
Maka saya membiarkannya tumbuh. Kutu putih pun ikut menggerogoti kesehatan tanaman tomat saya. Ada beberapa tanaman yang masih berhasil bertahan dalam kondisi tidak menyenangkan.
Denga telaten saya buang dedaunan yang terserang kutu putih. Saya juga sambil berdoa agar tomat-tomat itu ada yang mau berbuah. Jadi tidak hanya berhenti pada bunga saja lalu layu.
Tanaman-tanaman tomat ini seperti mendengar permintaan saya. Mereka seolah membalas percakapan saya dengan berusaha tumbuh menghasilkan buah. Memang tidak banyak buah yang dihasilkan namun entah mengapa saya bahagia sekali.
Bunga-bunga mulai menunjukkan buah kecil-kecil menghijau indah. Dari kecil hingga akhirnya besar. Tidak gugur seperti bunga-bunga tomat sebelumnya. Bahkan mereka terus tumbuh sampai berwarna orannye pertanda sudah masak dan siap dipanen.
Saya aku ada kesedihan karena tidak bisa ikut menikmati tkmat segar dari kebun sendiri. Saya harus kembali ke luar kota karena urusan pekerjaan. Saya tinggal jauh dari rumah. Namun tomat-tomat itu ternyata tetap hidup dengan baik. Ibu dan adik yang menikmati kesegaean buah tomat.
Bahkan kemaren saya dikirimi gambar buah tomat panen yang kedua. Panen, jangan bayangkan jumlah berlimpah. Paling hanya 3 buah yang matang pada pemetikan kedua. Cukup untuk dikonsumsi pribadi menjadi camilan buah yang sehat.
Oya, ada cerita menarik lainnya dari kisah tomat ini. Saya terinspirasi menulis dua puisi di Kompasiana. Puisi pertama saya menekankan pada perjuangan tanaman tomat hingga berbuah. Anda bisa baca puisi tersebut dalam akun Inspirasiana. Puisi dapat dibaca di sini.
Puisi kedua saya juga buat terinspirasi buah tomat ini. Tomat harus "tetap bahagia" menjadi dirinya sendiri. Apapun pendapat orang di luar sana. Hal-hal yang ada pada diri tomat adalah anugerah dari Sang Khalik. Pencipta buah tomat itu sendiri. Silakan baca puisi tersebut di sini.
Hal-hal yang saya pelajari dari berkebun tomat selama WFH tahun ajaran yang lalu.
1. Mengisi waktu luang dengan kegiatan bermanfaat yaitu berkebun sayuran
2. Tetap menyayangi dan merawat tanaman yang kita pelihari dengan sepenuh hati
3. Hasil panen sayuran tomat mungkin tak seperti yabg saya harapkan namun tetap bahagia dan bersyukur
4. Ketika tidak bisa menikmati panen dengan memetik sendiri tomat-tomat itu, setidaknya bisa memberi bahagia pada adik dan Ibu yang menikmatinya di rumah
5. Pelajaran berharga bertahan dan berjuang dari tanaman tomat hingga menghasilkan buah yang bisa dinikmati
6. Keihklasan dalam menerima kenyataan saat hasil tak sesuai impiaan
Itu enam hal yang saya ingat sebagai manfaat dari berkebun tomat selama WFH. Saya berusaha tetap semangat mengisi hari-hari saya meski dikelilingi pandemi dan aneka ketidaknyamanan.Â
Bukankah ini bagian dari berbagi sejuta kebaikan? Karena sejuta kebaikan pun di awali dengan satu kebaikan sederhana.
Begitu pula halnya dengan tomat, bila boleh saya tambahi poin ketujuh manfaat berkebun tomat bagi saya adalah memberi inspirasi menulis. Setelah membaca karya saya, ada sahabat yang mengakui dengan jujur kalau dia diberkati dan menjadi semangat lebih lagi.Â
Bahkan sampai berpuisi pula terinspirasi karya saya. Bacalah pula puisi sahabat saya di sini. Terima kasih Sobat, melukiskan namaku sebagai inspirasi berpuisi. Tetaplah bahagia dan sehat ya.
Mari tetap bahagia dan berbagi kebaikan pada sekeliling kita meski dengan cara sederhana.
Salam bahagia, semangat, dan sehat selalu.
Ayo berkebun tomat.
...
Written by Ari Budiyanti
22 Juli 2021
Tulisan ke-65 di bulan Juli
Karya ke-1686 keseluruhan
#SejutaKebaikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H