Jujur saya kecewa dan sedih ketika artikel  tentang pencapaian saya memperoleh K-Rewards selama 16 bulan berturut-turut, tidak mendapat label pilihan editor dari Kompasiana. Padahal artikel tersebut saya buat sungguh-sungguh berdasarkan pengalaman pribadi saya.
Mungkin tulisan tentang K-Rewards memang cepat mendapat perhatian. Dalam sekejap saja sudah 100 views lebih pembacanya. Seharusnya saya senang ya karena karya saya banyak dibaca meskipun tidak mendapat label dari admin Kompasiana.
Sebagai kompasianer yang masih centang hijau, memang setiap artikel selalu mengalami dua kemungkinan. Dilabel sebagai pilihan editor atau tidak dilabel sama sekali. Mungkin ada yang menganggap sama saja. Dilabel atau tidak yang penting kan bermanfaat untuk banyak orang.
Iya itu benar. Tulisan yang bermanfaat bagi sesama dan menginspirasi memang penting. Namun sejujurnya di tengah pandemi begini, menghasilkan uang tambahan dari menulis itu bukan hal sederhana. Salah satu syarat artikel dihitung untuk K-Rewards adalah harus dilabel pilihan sama admin Kompasiana.
Jika tidak ada label, sekalipun tulisan itu dibaca banyak orang tidak akan diperhitungkan untuk K-Rewards. Sedih ya. Apa salah jika penulis berharap mendapat K-Rewards dari karya tulisannya? Saya rasa sah-sah saja.
Artikel saya tersebut mengajak rekan-rekan untuk tidak mendiamkan karya kita. Jika sudah ditulis, bagikan karya tersebut untuk dibaca lebih banyak orang. Usahakan untuk mengikuti inspirasimu saat datang. Jangan didiamkan saja.
Begitu juga malam ini. Saya mengikuti hati saya menuliskan kesedihan dan kekecewaan saya karena artikel tentang cara saya memperoleh K-Rewards selama 16 bulan berturut-turut ternyata dibiarkan tanpa label sama admin Kompasiana.
Ada sedih karena artikel ini tidak dilabel pilihan sama admin Kompasiana. Entah mengapa. Padahal ini tips bermanfaat bagi sesama Kompasianers dan juga berguna membesarkan Kompasiana dengan meningkatkan jumlah pembaca
Ya sudahlah kalau memang maunya admin demikian. Nasib Kompasianer centang hijau meski sudah mendapatkan 1.180 artikel pilihan editor Kompasiana.
Setidaknya semoga artikel tersebut berguna untuk meningkatkan semangat menulis rekan-rekan kompasianer di mana pun berada. Salam literasi dan edukasi setulus hati. Semoga berguna ya artikel tersebut.
Ya, berbagi kebaikan lewat tulisan. Berbagi inspirasi. Atau apalagi namanya? Entahlah. Saya hanya berdoa dan berharap pada Tuhan agar rasa kecewa saya tidak menjadi barrier atau penghalang dalam usaha saya untuk terus menulis.
Satu penghiburan dari Ibu saya yang selalu mendukung kegiatan menulis. Ibu memberi semangat agar saya tetap giat menulis. Karya yang bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih untuk Ibunda yang selalu mendukung anaknya yang sedang dilanda kecewa.
Terkadang kita bisa lemah dan hilang motivasi bahkan untuk melakukan hal yang paling kita sukai, namun dukungan dari keluarga dan orang-orang yang mencintai kita itu sangat berarti. Semoga seperti doa Ibu saya, karya-karya saya akan terus mengalir deras mengikuti inspirasinya.
Salam literasi dan edukasi
...
Written by Ari Budiyanti
15 Juli 2021
Karya ke-1668
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H