Terbukti ketika keponakan saya menanyakan berbagai hal, dia merasa puas dengan jawaban-jawaban saya. Mulai dari beragam agama di Indonesia, kitab suci tiap agama, kebudayaan yang menyertainya.
Dia juga menanyakan tentang kopi luwak, apa itu luwak, bagaimana pengetahuan berkaitan dengan mie instan, cara memasak mie instan yang benar, dan lain-lain.
Banyak juga pertanyaan berkisar pelajaran di sekolah seperti kisah asal usul gunung Tangkuban Perahu, cerita tentang relief pada candi, dan aneka pengetahuan lainnya.
Saya tegaskan, banyaklah membaca buku agar wawasan kita luas, pengetahuan bertambah. Saya juga menanyakan tentang perpustakaan di sekolah. Ternyata di kelasnya sudah ada pojok baca. Saya senang mendengarnya.
Pojok baca ini seperti "Library Corner" di setiap ruang kelas. Beberapa bulan sebelum pandemi masih bisa merasakannya. Karena itu program baru di sekolahnya.
3. Rajin beribadah
Pembicaraan kami juga berkisar tentang bagaimana kita sebaiknya rajin beribadah. Kita menghormati orang yang berbeda keyakinan atau agama. Mengijinkan mereka beribadah sesuai ajaran agamanya dan menghormati pada saat mereka beribadah.
Beribadah juga menahan tutur kata. Jangan sampai kita sudah rajin beribadah namun kata-kata kita kasar, menyakiti, menggosip, atau melukai perasaan orang lain. Kita harus menjaga tutur bahasa kita agar baik, sopan, dan lembut.
Saya tunjukkan video saat dia membaca buku tentang sopan santun. Orang melihat kita bukan semata-mata karena kita pintar saja tapi juga sopan santun. Anak yang sopan akan lebih disukai dari pada yang tidak sopan.
Jika ada orang-orang yang tidak rajin beribadah, berdoalah buat mereka agar Tuhan menyentuh hati mereka dan pada akhirnya semoga mereka berubah mau beribadah.
Berdoalah dengan penuh kasih dan tulus. Jangan menghakimi mereka yang belum mau atau belum rajin beribadah.