Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perbincangan tentang Kebahagiaan (Karya ke-1616)

28 Juni 2021   17:58 Diperbarui: 28 Juni 2021   22:18 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay.com

Terbukti ketika keponakan saya menanyakan berbagai hal, dia merasa puas dengan jawaban-jawaban saya. Mulai dari beragam agama di Indonesia, kitab suci tiap agama, kebudayaan yang menyertainya.

Dia juga menanyakan tentang kopi luwak, apa itu luwak, bagaimana pengetahuan berkaitan dengan mie instan, cara memasak mie instan yang benar, dan lain-lain.

Banyak juga pertanyaan berkisar pelajaran di sekolah seperti kisah asal usul gunung Tangkuban Perahu, cerita tentang relief pada candi, dan aneka pengetahuan lainnya.

Saya tegaskan, banyaklah membaca buku agar wawasan kita luas, pengetahuan bertambah. Saya juga menanyakan tentang perpustakaan di sekolah. Ternyata di kelasnya sudah ada pojok baca. Saya senang mendengarnya.

Pojok baca ini seperti "Library Corner" di setiap ruang kelas. Beberapa bulan sebelum pandemi masih bisa merasakannya. Karena itu program baru di sekolahnya.

3. Rajin beribadah


Pembicaraan kami juga berkisar tentang bagaimana kita sebaiknya rajin beribadah. Kita menghormati orang yang berbeda keyakinan atau agama. Mengijinkan mereka beribadah sesuai ajaran agamanya dan menghormati pada saat mereka beribadah.

Beribadah juga menahan tutur kata. Jangan sampai kita sudah rajin beribadah namun kata-kata kita kasar, menyakiti, menggosip, atau melukai perasaan orang lain. Kita harus menjaga tutur bahasa kita agar baik, sopan, dan lembut.


Saya tunjukkan video saat dia membaca buku tentang sopan santun. Orang melihat kita bukan semata-mata karena kita pintar saja tapi juga sopan santun. Anak yang sopan akan lebih disukai dari pada yang tidak sopan.

Jika ada orang-orang yang tidak rajin beribadah, berdoalah buat mereka agar Tuhan menyentuh hati mereka dan pada akhirnya semoga mereka berubah mau beribadah.

Berdoalah dengan penuh kasih dan tulus. Jangan menghakimi mereka yang belum mau atau belum rajin beribadah.


4. Rajin membantu orang tua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun