Pada waktu senja nan basah karena hujan tiada henti mengguyur bumi
Memberikan nuansa dingin yang menusuk hingga kedalaman lapisan kulit
Seolah sedang ikut meresapi rasa yang dibentangkan sang pujangga dalam angan semata
Mengarahkan pena yang mengukir kalimat-kalimat penuh cinta
Namun selalu saja diremasnya kuat-kuat tiap helai kertas
Seolah tatanan bahasa selalu membuatnya masih merasa kurang tepat
Ada resah yang melanda sukma hingga merintih pedih
Kelembutan sifatnya membuat sang pujangga terlupa caranya bahagia
Dia hanya berusaha menguntai larik-larik kata dalam padanan bait-bait rasa
Entah mengapa selalu berakhir dalam nestapa lara
Yang akan menghantarnya pada lirihnya bisikan nada
Membawanya pulang dalam dekapan rembulan malam dan bintang di angkasa.
Mereka seperti sedang berkata-kata dalam melodi yang dihantarkan angin
Segeralah pulang sang pujangga
Jangan lagi terluka oleh rasa sepihak yang kau simpan sendiri
Goreskan saja untuk menggambarkan cintamu pada alam seperti dulu
Biarlah pena-pena cinta sang pujangga
Kembali mengalunkan nada-nada indah penuh keceriaan
 ...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
18 Maret 2021
Artikel ke-1416
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H