Saya menulis cukup banyak artikel tema berkebun di Kompasiana. Salah satunya tentang menghabiskan waktu liburan akhir tahun dengan berkebun.Â
Kehidupan sehari-hari di rumah memang terasa lebih menyenangkan bila diselingi kegiatan berkebun, terutama untuk lansia seperti Ibu saya. Ibu juga menggunakan waktunya untuk berkebun di rumah.Â
Aneka tanaman memang sudah ada banyak di halaman depan rumah. Ibu kadang juga berbagi bibit tanaman dengan teman-teman Ibu. Begitu juga sebaliknya, ibu kadang mendapatkan bibit tanaman dari teman Ibu.
Manfaat berkebun bagi lansia bukan hanya untuk mengisi waktu luang saja. Berkebun, asal dengan batasan yang tepat bisa juga berguna untuk menjaga kesehatan juga.Â
Berkebun dapat menghasilkan energi positif bagi yang melakukannya dan tentunya membawa banyak manfaat antara lain, seperti membantu menjaga kesegaran dan kesejukan lingkungan.Â
Tanaman yang ada di kebun kita menyuplai oksigen untuk manusia. Selain itu, jenis tanaman yang ditanam juga menentukan hasil yang diperoleh. Berkebun buah bisa menghasilkan buah-buahan sehat dan segar untuk dikonsumsi. Berkebun sayur bisa menghasilkan sayuran sehat untuk sumber makanan.Â
Berkebun tanaman hias membuat taman penuh pesona, menghasilkan estetika di rumah. Bukankah ini menarik dan berguna?Â
Selain manfaat yang saya sebutkan di atas, berkebun juga bisa menjernihkan pikiran. Jika kita menjalani hidup di kelilingi tanaman, ini ternyata bisa mengurangi tingkat stres/tegangan dalam hidup kita. Berkebun membuat pikiran kita lebih rileks.Â
Saya pernah menulis secara khusus mengenai ini, Anda bisa baca artikelnya di sini. Sebuah artikel yang menceritakan tentang manfaat hutan, membandingkan orang-orang yang hidup di perkotaan tanpa melihat aneka tanaman/pohon dengan orang-orang yang bekerja di area dengan di kelilingi pepohonan.

Tahukah kamu, ternyata jika kita rutin melihat pepohonan paling tidak 15 menit sehari, bisa membuat pikiran kita lebih tenang dalam menjalani hidup. Kemampuan mengatasi masalah juga lebih baik. Dengan mengacu pada hal tersebut, aktivitas berkebun bagi lansia adalah pilihan menarik untuk dipertimbangkan.
Ini sebuah kisah dari pengalaman Ibu saya, ibu senang menikmati kicau burung yang hinggap di pepohonan depan rumah kami. Mencabuti rumput di halaman dan menanam beberapa jenis tanaman baru.

Ibu cukup menikmati kegiatan berkebun di rumah. Pandemi yang membatasi ruang gerak Ibu, ternyata tetap bisa dijalani dengan giat melakukan aktivitas berkebun.Â
Bagaimana menurut Anda?Adakah kegiatan bermanfaat lainnya yang Anda sarankan untuk aktivitas bagi lansia? Anda bisa menambahkannya dalam komentar pada artikel ini.
Menjaga kesehatan kita pribadi memang penting dan harus. Memperhatikan kesehatan lansia atau orang-orang lanjut usia di sekitar kita juga tidak kalah penting.
Mereka sedang pada usia-usia yang membutuhkan perhatian dari kita.Jika tidak bisa sepenuhnya mendampingi para lansia setiap waktu, setidaknya kita bisa memberikan masukan atau ide-ide kegiatan menarik bagi mereka untuk dilakukan.Â

Salam peduli keluarga. Salam peduli lansia.
Written by Ari Budiyanti
2 Januari 2021
Artikel ke-1246
Note: Hal menarik dan penting, tambahan dari Kompasianer Pak Sirpa dalam komentar atas artikel ini bahwa lansia dalam melakukan kegiatan berkebun perlu menggunakan sarung tangan. Ini untuk melindungi yang bersangkutan dari bahaya tetanus karena lansia rentan terhadap tetanus. Hal penting lainnya, sebaiknya lansia sudah disuntik anti tetanus.Â
Special thanks to Pak Sirpa...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI