Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Liburan Akhir Tahun, Saya Berkebun, Kalau Anda?

27 Desember 2020   23:31 Diperbarui: 31 Desember 2020   22:33 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Tanaman srikaya berbuah di halaman depan rumah

Berkebun, itu hobi saya. Kegiatan berguna bagi kesehatan. Liburan menjadi kesempatan saya untuk kembali menekuni hobi ini dengan serius. Selain melakukan kegiatan sesuai hobi, saya juga sekaligus mengembangkan sikap cinta lingkungan.

Halaman depan rumah Ibu memang sudah kebanjiran sampai dua kali berturut-turut di akhir tahun ini. Bagaimana koleksi tanaman kami? Banyak yang mati. Sangat banyak! Sedih? Pasti! Tapi tak boleh larut dalam kesedihan.

Dokpri penulis saat rumah di kampung kebanjiran
Dokpri penulis saat rumah di kampung kebanjiran
Life must go on. Begitu istilahnya. This shall too pass. Dua pepatah ini menjadi pengingat buat saya. Hidup masih harus berlanjut. Seburuk apapun hal yang kita hadapi, pada waktunya akan pergi juga. Akan berlalu dan terlewati.

Demikian juga banjir bandang yang masuk ke rumah kami di kampung area Cilacap, Jawa Tengah. Tanaman di halaman rumah banyak yang terendam selama beberapa hari. Sebagian besar tanaman mati. Sampah sisa tanaman juga banyak.

Kami berusaha memperbaiki kerusakan yang ada di halaman rumah. Kakak saya dan dua keponakan mencoba menanam ulang beberapa tanaman yang masih terselamatkan. Ada anggrek, wijaya kusuma, kaktus, tanaman gelombang cinta, dan lain-lain

Gelombang Cinta. Dokpri
Gelombang Cinta. Dokpri
Beberapa jenis tanaman yang sudah mati dan tidak terselamatkan diganti dengan jenis lain. Ke depannya, jika memang ada pasar yang memungkinkan, bisa juga tanaman ini dijual. Mungkin menjadi kesempatan bisnis tanaman untuk keluarga kami. Doakan ya.

Kakak perempuan saya, Mbak Deasi memang sudah menyukai berkebun sejak masa mudanya. Sekarang banyak pot-pot tanaman baru di rumah.

Beberapa tanaman baru yang ditanam adalah keladi hias beberapa warna daun dan tanaman krokot. Tanaman krokot ini berbunga cantik nama kerennya adalah sutra bombay. Tanaman ini mudah tumbuh dan berkembang biak.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Keladi hias mempunyai beberapa macam warna daun. Kami mempunyai koleksi tanaman dengan daun berwarna hijau dan merah. Tanaman ini memang jenis tanaman hias daun. Berbeda dengan sutra bombay yang menarik bunganya, keladi hias menarik daunnya.

Dokpri
Dokpri
Kami pernah punya tanaman Agave besar berdaun tebal dan tajam berduri. Kami sedih karena tanaman tersebut mati. Namun ada bibit tanaman baru yang terselamatkan. Anda bisa lihat pada gambar di atas. Daunnya putih dan memanjang.

Saya juga mendapati tanaman markisa tumbuh subur dan berbuah lebat. Termasuk tanaman yang bertahan dari banjir. Sayangnya tanaman ini merambat ke pohon cemara kami. Akhirnya cemara kami tak mendapat cukup cahaya matahari dan daun-daunnya layu.

Besok, rencananya saya akan memangkas tanaman markisa ini. Tapi sebelumnya perlu diabadikan keberadaannya. Saya mengambil gambar rimbunnya tanaman markisa pagi ini.

Dokpri penulis dan tanaman markisa di rumah
Dokpri penulis dan tanaman markisa di rumah
Buahnya kecut atau masam. Buah markisa atau passion fruit ini mengandung vitamin C. Bisa dijadikan minuman salah aatunya teh markisa. Saya sering membuatnya. Markisa dicampurkan dengan teh manis lalu simpan dalam lemari es. Cocok untuk diminum saat cuaca panas.

Selain tanaman markisa, saya mendapati tanaman srikaya yang berbuah manis juga sudah berbuah. Uniknya, tanaman ini tumbuh sendiri. Saya membiarkannya tumbuh di halaman depan rumah. 

Saya tidak mencabutnya ketika melihat tanaman ini masih muda. Saya sudah mengenalinya dari bentuk daunnya. Almarhum bapak saya yang mengajari kami tentang tanaman ini.

Dokpri. Tanaman srikaya berbuah di halaman depan rumah
Dokpri. Tanaman srikaya berbuah di halaman depan rumah
Dulu kami punya juga tanaman ini di masa kecil. Bapak menanamnya di halaman depan rumah. Saya hapal bentuk daun tanaman markisa sejak kecil. Bapak memang guru sains pertama saya. Meskipun profesi bapak bukan guru di sekolah, namun bapak adalah guru di kehidupan saya.

Anak-anak bapak akhirnya menikmati kegiatan berkebun. Saya dan Mbak Deasi berusaha mengisi liburan kami dengan melakukan kegiatan menarik bersama, berkebun, sambil kami mengingat kenangan tentang almarhum bapak tercinta.

Jadi jika Anda ingin liburan yang berkualitas untuk lingkungan, berkebun saja. Itu yang saya lakukan. Semoga rekan-rekan menikmati juga liburan bersama keluarga dengan baik. 

Kalau saya, liburan akhir tahun, ya berkebun. Kalau Anda?

Dokpri penulis di kebun depan rumah Ibu
Dokpri penulis di kebun depan rumah Ibu
Salam lestari. Salam hijau.

...

Written by Ari Budiyanti
27 Desember 2020
Artikel ke-1236

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun