Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Mengajak Anak Peduli pada Penyandang Disabilitas Sejak Dini

10 Desember 2020   16:07 Diperbarui: 10 Desember 2020   17:22 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo dan tema peringatan Hari Disabilitas Internasional yang digelar 3 Desember 2020 oleh Kemensos. / dok. Kemensos


Pagi ini, anak-anak di sekolah tempat saya mengajar, mendapat kesempatan mendengarkan cerita dengan tema menarik. Sejak adanya kebijakan PJJ, anak-anak sudah belajar dari rumah mulai bulan Maret 2020. Maka dari itu, hari ini pun mereka mendengarkan dongeng dari rumah masing-masing.

Kami menggunakan aplikasi zoom. Dongeng kali ini bertemakan tentang kepedulian pada penyandang tuna daksa. Anak-anak diperkenalkan mengenai peringatan Hari Disabilitas Internasional 2020 yang diperingati setiap tanggal 3 Desember.

Anak-anak mendengarkan penjelasan dari tim yang berkunjung ke sekolah melalui zoom. Mereka dikenalkan pada arti kata disabilitas dan siapa saja yang termasuk orang-orang difabel. Penjelasan yang diberikan cukup sederhana. Macam-macam disabilitas juga disebutkan.

Anak-anak dikenalkan dengan istilah tuna daksa. Tuna daksa adalah orang yang kehilangan anggota badan bagian kaki. Penyebabnya bisa bermacam-macam. 

Ada yang karena mengalami kecelakaan, ada yang karena digigit ular beracun bagian kaki sehingga sampai harus diamputasi. Namun demikian ada juga yang memang bawaan sejak lahir. 

Dongeng yang dikisahkan adalah mengenai seorang anak yang menangis ingin dibelikan sepeda baru. Karena marah pada papanya, dia pergi dari rumah naik sepedanya yang lama.

Singkat cerita anak ini bertemu dengan seorang yang hanya mempunya 1 kaki dan berjalan menggunakan bantuan tongkat. Lalu mereka mengobrol. Anak ini menjadi sadar bahwa dia kurang bersyukur.

Dia dinasehati untuk pulang dan meminta maaf pada papanya. Lalu anak ini tidak lagi minta dibelikan sepeda baru. Dia berubah keinginan sejak bertemu kawan baru yang tuna daksa.

Dia memutuskan untuk menabung setiap hari untuk membeli kaki palsu. Dia ingin memberi hadiah untuk teman barunya. Papanya merasa sangat senang dan mendukung keinginan anak ini.

Dongeng tersebut dibawakan dengan apik dan penuh keceriaan. Anak-anak mendengarkan dengan antusias. Mereka sejak kecil ditanamkan kepedulian pada sesama. Bahkan mereka diajak untuk berdonasi bagi penyediaan kaki palsu yang akan diberikan pada para penyandang tuna daksa.

Kegiatan ini memang selalu rutin diadakan sekolah kami, setidaknya satu tahun sekali. Sejak dini, anak-anak sudah diajarkan untuk melihat kenyataan mengenai adanya orang-orang difabel yang membutuhkan dukungan.

...

Menurut Wikipedia:

Istilah difabel dan disabilitas sendiri memiliki makna yang agak berlainan. Difabel (different ability---kemampuan berbeda) didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan dalam menjalankan aktivitas berbeda bila dibandingkan dengan orang-orang kebanyakan, serta belum tentu diartikan sebagai "cacat" atau disabled. 

Sementara itu, disabilitas (disability) didefinisikan sebagai seseorang yang belum mampu berakomodasi dengan lingkungan sekitarnya sehingga menyebabkan disabilitas.

...

Pelajaran berharga yang saya dapat hari ini adalah kepedulian pada sesama harus terus dipupuk dan dikembangkan. Meskipun pada masa-masa sulit karena pandemi sekalipun, mata batin kita tak boleh tertutup.

Berhentilah memikirkan kepentingan diri sendiri saja. Berkarya nyata bagi sesama. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan bagi kita selain melihat orang lain bahagia karena kebaikan yang kita lakukan pada mereka.

Anak-anak perlu belajar sejak kecil untuk peduli pada lingkungan sekitar. Anak-anak perlu mempunyai kemurahan hati dan belas kasihan pada sesama sejak masa mudanya. Dengan demikian mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang mempunyai kepekaan tinggi. Mau menolong sesama dan terbiasa berbagi kebaikan. 

Tulisan sederhana ini saya persembahkan sebagai peringatan Hari Disabilitas Internasional yang diperingati 3 Desember 2020. Meskipun saya terlambat mengucapkannya, namun saya menuliskan ini dengan tulus. 

Banyak pengiat-pengiat sosial di luar sana yang peduli pada para penyandang disabilitas. Mereka bahkan dengan rela hati seperti melakukan kegiatan sosial untuk penggalangan dana/donasi untuk menolong dengan tulus. 

Bagaimana dengan Anda dan Saya? Sudahkah lebih tergerak hatinya menolong mereka yang membutuhkan? Atau malah terlalu sibuk berkeluh kesah dengan beban yang menumpuk? Berhentilah menghanyutkan diri dalam masalah-masalah pribadi saja. Buka mata hati kita. Mari berbagi dengan bahagia.

Keadaan kita sulit, namun masih banyak orang yang lebih sulit dari kita. Bersyukurlah senantiasa dan jalani hidup dengan semangat.

Salam inspirasi

...

Written by Ari Budiyanti

10 Desember 2020

Artikel ke 1210

..

Note: terinspirasi kegiatan mendongeng di sekolah oleh tim khusus untuk donasi penyediaan kaki palsu bagi tuna daksa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun