Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.992 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 1-12-2024 dengan 2.384 highlights, 17 headlines, 112.227 poin, 1.131 followers, dan 1.311 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengapa Hujan Membuatnya Takut

17 November 2020   04:32 Diperbarui: 17 November 2020   04:49 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pernah dia terjebak di belantara air di masa kecil
Tetesan-tetesan dari langit menderas dan membuat badan menggigil
Tangisan tiada henti dalam perjalanan
Diantarkan oleh seseorang yang memberi pertolongan

Seorang gadis kecil terjebak hujan di sekolahan
Karena inginnya belajar tak tertahankan
Peristiwa di masa kecilnya itu mencekam
Mengurungnya dalam ketakutan pada hujan tiap malam

Belum lagi di dalam rumah
Yang selalu terjadi keresahan
Saat air hujan menembus atap menambah gundah
Baskom dan ember menjadi penampung tetesan

Bocor atap selalu di beberapa tempat
Diperbaiki namun terjadi lagi
Demikian setiap saat
Ketika hujan menghampiri

Hujan tidak pernah mendatangkan rasa aman dalam dirinya
Hujan berhasil membuatnya berada dalam kecemasan
Sebuah trauma masa kecil tak kunjung terlupakan
Kenangan-kenangan pahit bermunculan kala musim penghujan
...

Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
17 November 2020

Artikel ke 1165

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun