Jika aku harus menghitung kasihku padamu
Peduli dan sayang tak pernah terhenti
Bahkan doa tak pernah habis terpanjatkan sejak dulu
Sebuah memori panjang di masa lalu
Bukan aku maupun kamu yang memilih keberadaan
Mengapa bisa kita dibersamakan
Dalam sebuah ikatan darah persaudaraan
Hanya Tuhan Penentu segala kehidupan
Dan kini mengapa kau tega begitu
Melantunkan nada-nada yang menghujamkan pilu
Terlempar batinku dalam sendu membiru
Prasangkamu sungguh menguliti batinku
Sedih karenamu melebihi segala luka
Goresan-goresan itu tepat ke ulu hati
Ah mengapa harus ada benci
Yang hanya memedihkan sakit di nurani
Berhentilah berprasangka buruk padaku
Kau tahu aku sangat mengasihimu
....
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
19 Oktober 2020
Artikel ke 1103
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H