Waktu itu dua puluh tahun lalu
Sudah seperti kenangan usang dimakan waktu
Namun bagiku masih menjadi sebuah kisah syahdu
Terkadang ada tawa kecil menyelinap dalam kalbu
Saat itu kami berdiri mendapat kegiatan
Bersama membawa seekor semut di telapak tangan
Apa daya terkadang gagal menangkap satu yang selalu berlalu
Karena lelah seorang sahabat pun berseru
"Kakak, semut itu hanya pingsan"
Senyum-senyum kulihat tertahan di hadapan
Juga tawa kami yang ingin bersama meledak
Namun tak berani kami menyuarakan
Takut pada apa itu hukuman yang disediakan
Kini semua telah berlalu bersama perjalanan masa
Namun kisah semut pingsan masih terkenang di setiap kala
Kebersamaan penuh cinta sebagai penghuni baru sebuah kampus
Yang kemudian sangat kami cintai
Dalam sepenggal kisah manis mahasiswa baru di masa lalu
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
17 September 2020
Artikel ke 1043
Note: Puisi ini hanya fiksi semata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H