Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.992 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 1-12-2024 dengan 2.384 highlights, 17 headlines, 112.227 poin, 1.131 followers, dan 1.311 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Manfaat Shinrin-yoku (Wisata Hutan) dan Tinggal Dikelilingi Pepohonan bagi Kesehatan

20 Juli 2020   05:33 Diperbarui: 20 Juli 2020   23:12 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Saya sangat suka bepergian ke area berhutan atau rimbun dengan pepohonan. Saya memilih menikmati udara segar di area hutan buatan. Saya belum punya cukup keberanian berpetualang ke hutan alam atau hutan liar. Di dekat tempat tinggal saya di kampung, ada beberapa tempat wisata dengan latar belakang hutan buatan.


Hutan buatan tersebut terdiri dari banyak pohon pinus. Saat menikmati area hutan ini, saya dan keluarga berbincang-bincang tema obrolan santai. Kami sungguh menikmati kebersamaan di lokasi penuh pepohonan ini. Kami juga senang karena tanpa kami sadari, pilihan tempat wisata dengan banyak pepohonan ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan.


Saya juga mambawa buku untuk merasakan ketenangan membaca sambil menghirup udara segar. Buku tulis dan pulpen menjadi senjata lainnya kala ide menulis muncul sewaktu-waktu. Sementara keluarga menikmati area hutan dengan cara lainnya.

Dokpri. Kemit Forest
Dokpri. Kemit Forest

Hutan merupakan jantung dunia. Ia penyedia oksigen terbesar yang sangat dibutuhkan manusia. Udara segar yang dihasilkan pepohonan terbukti sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Selain itu, hutan liar juga dijadikan tempat berlindung satwa liar. Mereka juga adalah mahluk hidup yang membutuhkan udara segar. Sungguh, hutan amat vital bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.

Para peneliti di Jepang melakukan sebuah penelitian menarik yang melibatkan 228 orang responden. Tujuan penelitian ini ialah untuk menjelaskan pentingnya efek positif dari shinrin-yoku secara psikologi.  Pada tahun 2007-2010, penelitian ini dilakukan di daerah perkotaan padat penduduk dan tempat yang berhutan atau dikelilingi pepohonan.

Shinrin-yoku merupakan sebuah metode untuk menikmati kesegaran udara di hutan. Penelitian tersebut untuk membandingkan kondisi orang-orang yang terlibat di dalam kedua tempat yang berbeda.


Ternyata orang-orang yang secara rutin melihat pemandangan alam dan berada di area berhutan selama 15 menit per hari menunjukkan kondisi kesehatan yang secara signifikan jauh lebih baik daripada orang yang tinggal di area perkotaan tanpa pepohonan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mereka yang tinggal di sekitar tempat dengan pemandangan alam hutan ternyata pikirannya menjadi jauh lebih segar. Tingkat ketegangan yang bisa menyebabkan depresi juga jauh berkurang. Selain itu tingkat emosi marah, kebosanan, dan keraguan dalam bekerja pun berkurang.

Pada intinya, penelitian ini menghasilkan sebuah kesimpulan penting bahwa menikmati lingkungan yang berhutan atau banyak pepohonan di sekitar kita memberikan nuansa relaksasi yang mempengaruhi suasana hati kita menjadi lebih baik. Menarik, bukan?


Studi yang dilakukan di Jepang tersebut makin menguatkan kegemaran saya bepergian ke area yang memiliki banyak pepohonan. Salah satunya adalah pengalaman wisata ke Surabaya tahun lalu, saat pandemi Covid-19 belum masuk negara kita. Ibu, saya dan teman mengunjungi hutan bambu dan juga hutan mangrove di Surabaya.

Dokpri
Dokpri
Hutan bambu ini ada di area Keputih. Di seberang hutan bambu juga ada taman bunga Harmoni. Taman bunga Harmoni di Keputih sangat penuh dengan bunga.


Saya rasanya sangat betah berada di sana. Tak ingin pulang sepertinya kalau diijinkan. Selain bunga-bunga, ada juga pepohonan yang ditanam di sana. Nuansanya sangat asri dan indah. Udara sejuk bisa dihirup sepuasnya dan gratis.


Berdasarkan hasil penelitian yang saya baca, metode Shinrin-yoku ternyata sangat bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari. Jika kita merasa kesulitan menjangkau tempat wisata hutan karena tinggal di perkotaan padat penduduk, kita mungkin bisa mulai menanam pohon di lingkungan kita.


Pengalaman keluarga saya, kami menggunakan lahan depan rumah untuk menanam banyak pohon. Pohon-pohon ini ternyata sangat berjasa bagi kelangsungan dan keseimbangan alam. Sebagai contoh, beberapa pohon di halaman depan rumah saya sudah menjadi rumah tinggal burung-burung liar selama bertahun-tahun.

Dokpri
Dokpri

Kami tidak perlu secara khusus memelihara burung dalam sangkar. Namun pohon-pohon ini mempunyai daya tarik tersendiri untuk mengajak burung-burung dan serangga lainnya tinggal di halaman depan rumah. Misalnya kupu-kupu, lebah, semut dan aneka hewan kecil lainnya. Bukankah ini juga satu cara menjaga keseimbangan alam?

Dokpri
Dokpri

Kembali ke fungsi pohon dan kaitannya dengan kesehatan badan. Jika shinrin-yoku ini ternyata berhasil diterapkan dan memberikan energi positif pada sejumlah responden, tentunya ini hal baik yang perlu terus dipraktekkan dalam keseharian kita.


Kita perlu setidaknya 15 menit sehari menyempatkan diri melihat pepohonan dan menghirup udara segar.  


Bagi masyarakat di perkotaan, mungkin di sela-sela kesibukan bekerja bisa menyempatkan waktu untuk menikmati hutan kota. Saya perhatikan di banyak kota sudah dibangun atau dikembangkan keberadaan hutan kota. Juga ada beberapa taman kota yang ditanami pohon-pohon besar.

Dokpri
Dokpri

Sebagai contoh adalah kota Surabaya. Ada banyak wisata alam di dalam kota yang ditawarkan. Sepanjang pinggir jalan raya utama di beberapa tempat juga sudah ditanami pohon-pohon. Memang kala pendemi ini sedikit menyusahkan kita untuk bisa mengunjungi tempat umum. Namun dengan tetap mengikuti protokol kesehatan, ada baiknya bisa menyempatkan waktu menikmati pemandangan hijau.


Saat ini lebih aman jika kita bisa menikmati langsung pohon-pohon dari halaman rumah sendiri. Seperti ibu saya yang setiap hari menikmati kesejukan alam di halaman depan rumah. Udara segar yang dihasilkan dan kita hirup secara rutin membuat tubuh terjaga staminanya.


Emosi dalam diri kita bisa lebih tertata dan tidak mudah tersulut tinggi karena adanya perasaan yang lebih santai. Selain itu juga bisa menjaga tekanan darah. Ini hal-hal baik yang dberikan oleh pohon-pohon di sekitar kita tanpa kita sadari. Tentu saja kalau dilakukan secara rutin. Paling tidak 15 menit setiap harinya berada di antara pepohonan ini dan melihat pemandangan hijau nan asri.


Itu yang saya baca dari jurnal penelitian tersebut. Jadi, sudahkah kita berterimakasih pada pohon? Atau sudahkah kita menanam pohon? Nah pemerintah kita juga memberi dukungan melalui program bibit gratis KLHK.

Sumber: FB KLHK
Sumber: FB KLHK

Berikut ini petunjuk cara mendapatkan bibit gratis untuk perorangan:
1)Datang ke persemaian terdekat; 2) Membawa KTP 3) Mengisi formulir 4) Mendapatkan 25 bibit pohon.

Sumber: FB KLHK
Sumber: FB KLHK

Lengkapnya sila baca tulisan saya:
1.Tanam dan Rawat 25 Pohon Selama Hidup, Anda Mau?
2.Bibit Tanaman Gratis dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI? 

Semoga setiap kita semakin menghargai keberadaan pohon di sekitar kita, Mari kita terapkan metode shinrin-yoku sebagai gaya hidup sehat kita.


Salam sehat, salam lestari, salam hijau.
...


Sumber bacaan: 1, 2, 3

Written by Ari Budiyanti
18 Juli 2020

...

Note: Special Thank You to: Pastor Bobby Steven MSF (Ruang Berbagi) untuk ide dan bantuan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun