Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mulai dari Berkebun hingga Merangkai Bunga, Menjadi Pilihan Hobi untuk Menjauhkan Anak dari Kecanduan Gawai

26 Mei 2020   11:47 Diperbarui: 26 Mei 2020   12:05 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Anjuran pemerintah untuk bekerja dari rumah selama pandemi covid-19 sudah berlangsung lebih dari dua bulan. Berada di rumah aja memang dalam beberapa hal membuat mati gaya. Kadang kebosanan bisa melanda. Terlebih bagi yang mempunyai hobi traveling. Ini suatu tantangan berat. Atau bagi yang terbiasa punya mobilitas tinggi dari satu tempat ke tempat lainnya, ini juga sebuah ujian berat. Meski demikian, mengeluh terus menerus juga tidak akan menyelesaikan masalah, bukan?


Mari kita mulai menata hati untuk menemukan hal-hal baru lainnya yang bisa kita tekuni sebagai hobi. Ini kisah yang ingin saya ceritakan pada rekan-rekan pembaca sekalian. Di masa liburan sekolah kali ini, merayakan hari raya Idul Fitri, ada tantangan khusus bagi para orang tua untuk mengawasi anak-anak selama tidak ada kegiatan belajar mengajar di rumah.


Ketika tidak ada tugas-tugas sekolah diberikan karena musim liburan. Bukankah anak-anak ada kecenderungan untuk memegang HP dan mulai bermain game online maupun offline, atau menonton you tube dan berbagai aktivitas lainnya berkaitan dengan gawai. Bisa jadi gadget menjadi lengket dengan tangan. Kita tidak mau ini terjadi, bukan?


Jika di halaman rumah kita memungkinkan untuk bercocok tanam, kita bisa mulai arahkan anak-anak untuk berkebun di halaman rumah. Ini yang saya lakukan selama di rumah bersama keponakan-keponakan kecil saya. Memang akan ada sedikit perjuangan untuk menarik minat mereka dalam berkebun.

Dokpri
Dokpri
Terlebih ketika apa yang kami tanam tidak tumbuh atau seolah mengalami kegagalan, ini akan membuat anak-anak sedih. Namun dari sini saya bisa mengajari mereka kenyataan hidup yang kadang tidak selalu sesuai harapan.


Jenis tanaman yang kami tanam adalah buah-buahan dan sayuran. Kami menanam buah melon, semangka, dan markisa. Semua kami tanam dari bijinya. Lalu sayuran yang kami coba tanam adalah tomat, cabai, kangkung, bayam dan daun katuk. Tomat, bayam dan cabai kami tanam dari bijinya. Sementara kangkung dan daun katuk ditanam dari sisa sayuran bagian yang tua, sebelum dimasak.

Dokpri
Dokpri

Selain sayur dan buah, ada beberapa jenis tanaman bunga yang kamin tanam juga. Bunga kertas atau Zinnia dan bunga pacar air kami tanam dari bijinya. Sementara bunga wijaya kusuma dari daunnya. Tanaman bunga ini menunjukkan pertumbuhan yang subur dan sampai berbunga cantik. Senang rasanya melihat hasil nyata dari bunga-bunga yang kami tanam.

Dokpri
Dokpri

Halaman rumah kami memang cukup luas. Ada berbagai jneis bunga lainnya yang tumbuh. Pagi ini, kakak saya memetik beberapa jenis bunga yang sudah mekar. Ada bunga celosia, spider lily, zinnia, soka dan bunga rumput. Selain itu juga ada daun-daunan yang dipetik untuk dirangkai bersama bunga-bunga. Lalu dijadikan hiasan bunga di vas dari botol kaca. Tentu saja diberi air terlebih dulu di dalam botol kaca tersebut sebelum diberi bunga dan daun yang dirangkai. Seru juga menurut saya.

Dokpri
Dokpri

Itu beberapa cara keluarga kami mengisi waktu di rumah aja. Mulai dari berkebun hingga merangkai bunga pun dilakukan. Ini bisa menjadi selingan kegiatan bagi anak-anak agar tidak menjadi bosan dengan keharusan tinggal di rumah saja. Selain itu juga bisa menjadi pilihan bagi anak-anak untuk tidak terus menerus memegang gawai dan kemudian bersenang-senang dengan gawai mereka saja.

Mbak Deasi dan bunga yang dirangkainya. Dokpri
Mbak Deasi dan bunga yang dirangkainya. Dokpri
Terkadang keberadaan alam bisa menjadi pilihan tepat untuk anak-anak menghabiskan waktunya. Seperti kisah masa kecil saya yang begitu dekat dengan alam sekitar.
Semoga kisah ini berguna dan bisa menginspirasi. 

Salam sehat

Dokpri
Dokpri

Written by Ari Budiyanti

26 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun