Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lebaran yang Bersahaja di Tengah Pandemi Covid-19

24 Mei 2020   12:59 Diperbarui: 24 Mei 2020   12:58 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: pinterest

 Hari ini, perayaan hari raya Idul Fitri sungguh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kami hanya bisa tinggal di rumah saja sesuai anjuran pemerintah. Tidak ada kunjungan ke sanak saudara dan handai taulan. 

Rindu bersua dengan mereka semua yang dekat di hati namun terpaksa dijauhkan mata. Anjuran gerakan tutup pintu benar-benar dilakukan oleh sebagian besar keluarga-keluarga di sini. Tak saya lihat adanya rombongan orang yang biasanya datang berkunjung dari rumah ke rumah berkeliling antar tetangga.

Semua memilih untuk tinggal di rumah saja. Setidaknya itu yang saya perhatikan. Seandaianya ada yang luput dari perhatian, bisa juga karena saya tetap ada di rumah, hanya memperhatikan yang terjangkau mata. Biasanya kami kalau pagi-pagi di hari Lebaran, sudah mendapat kunjungan beberapa kerabat. 

Bahkan tahun ini keluarga kakak saya yang di Bekasi tak bisa pulang kampung karena anjuran dari pemerintah untuk tidak mudik dulu. Menahan rindu itu memang berat, namun mau bagaimana lagi, itu yang terpaksa dipilih demi kebaikan bersama suatu bangsa.

Kami juga biasanya mengunjungi kerabat yang dekat. Keluarga om dan tante saya juga sudah mengatakan untuk tetap merayakan Lebaran di rumah, tidak boleh keliling ke sanak saudara. Jadi kami hanya bersilaturahmi secara online, baik melalui video call maupun melalui pesan tertulis di berbagai aplikasi seperti whatshapp, facebook dll.

Ada banyak pilihan media sosial umtuk berkomunikasi. Memang ini berasa menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Maksudnya, meski secara lokasi kami dekat namun kami terpaksa saling menjauh, menjaga jarak dan tidak bertemu. Pertemuan hanya dilakukan secara online.

Kami yang jauh secara lokasi, tetap bisa merasa dekat juga melalui media online. Itulah keterbatasan yang harus kita terima pada perayaan Lebaran tahun 2020. Sebuah kenangan pertama kalinya terjadi di sepanjang sejarah hidup saya, bertemu saat lebaran hanya secara online. Saling bermaaf-maafan pun secara online. 

Meskipun demikian, makna kebersamaan dalam perayaan Idul Fitri ini tetap berjalan. Lebaran ini tetap bersahaja meski di tengah pandemic Covid-19. Keluarga dari pihak yang lebih muda saling bersua meminta maaf pada anggota keluarga yang lebih tua.

Sementara dengan rekan sebaya juga tetap saling bermaafan. Acara tahunan yang digelar bersama tema-teman SMP untuk bersilaturahmi juga tak bisa dilakukan tahun ini. Kami hanya bisa saling bermaafan melaui pesan tertulis di group kelas SMP. Tidak ada kesempatan pertemuan silaturahmi dengan teman SMP seperti tahun-tahun sebelumnya.

Hal baru lainnya yang saya rasakan di tahun 2020 ini adalah merayakan Lebaran dengan group Kompasianer Penulis Berbalas (KPB). Tahun ini kebersamaan saya rasakan sangat dekat dengan rekan-rekan penulis di Kompasiana. 

Meskipun hanya dengan berbagi pesan singkat dan aneka gambar tentang perayaan Idul Fitri melalui group, tetap saja tidak mengurangi betapa bersahajanya Lebaran tahun ini. Meski tanpa pertemuan secara langsung, namun makna silaturahmi dan saling bermaafan bukankah tetap bisa terjalin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun