Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.992 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 1-12-2024 dengan 2.384 highlights, 17 headlines, 112.227 poin, 1.131 followers, dan 1.311 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

K-Rewards April dan Pengalaman Seru 15 Hari Pertama Mengikuti Event Samber THR 2020

11 Mei 2020   21:32 Diperbarui: 12 Mei 2020   13:12 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

K-Rewards bulan April 2020 akhirnya muncul juga pengumumannya di akun Kompasiana saya. Seru, saya dapat lagi. Totalnya juga lebih besar daripada bulan Maret lalu. Total view saya berarti melonjak ya. Maret lalu saya dapat K-Rewards sekitar 56 ribuan dengan view sekitar 3.8 k. 

Bulan April ini saya dapat K-Rewards sekitar 91 ribuan dengan view menjadi 6,1 k. Senang dong. Memang tidak seberapa jika dibandingkan teman-teman Kompasianer lain yang dapat ratusan ribu hingga jutaan. Tapi tidak mengapa, rejeki masing-masing kita berbeda kan? Disyukuri selalu K-Rewards yang diterima. 

Dokpri
Dokpri
Peningkatan view artikel saya bisa jadi karena saya keikutan serta saya pada event di Kompasiana, Samber THR 2020.

Memasuki tahun kedua saya bergabung di Kompasiana saya memutuskan ikut lagi event Samber THR. Pertama ikut event ini tahun lalu, 2019. Teman-teman terdekat saya menyemangati saya. Tahun lalu saya sangat ragu untuk iukt event ini. Namun dorongan semangat dalam kata-kata baik membuat saya bisa menyelesaikan tantangan demi tantangan menulis selama 33 hari. Saya ingat ada 33 artikel yang harus ditulis.

Dokpri
Dokpri

Saya dapat apa ya tahun lalu? Tidak ada hadiah khusus dari Kompasiana. Semua seri Mistery Topic yang saya ikuti pun tidak bisa saya menangkan. Putus asakah? Sedihkah? Sedikit rasa sedih ada di hati. Namun sukacita yang saya rasakan jauh lebih besar. Jika saya bilang tidak dapat apa-apa dari Kompasiana dalam artian hadiah event atau kenang-kenangan khusus berupa benda atau uang.

Namun, jelas saja banyak hal baru yang saya dapatkan dari event Samber THR 2019. Bagaimana tidak? Saya berhasil memenuhi tantangan 33 hari menulis non stop di Kompasiana. Saya berhasil menulis 33 artikel dengan tema yang berbeda. Tema yang sudah ditentukan oleh Kompasiana. Buat saya pribadi ini suatu pencapaian luar biasa. Saya seorang penulis artikel yang mengikuti sekedar kata hati saja. Hal-hal yang saya tulis hanya apa yang muncul di hati.

Itu sekilas saja ya pengalaman tahun lalu, pertama kalinya mengikuti event Samber THR di Kompasiana. Tanpa saya sadari saya merindukan masa-masa ini. Saat saling mengunjungi artikel sesama peserta event. Rindu menulis tiap hari dengan tema yang sudah ditentukan. Tema-tema yang mau tidak mau mebuat saya harus banyak baca informasi baru. Mencari sumber terpercaya sebagai bekal menulis artikel-artikel tersebut.

Tahun 2020 ini, event Samber THR hadir lagi di suasana pandemic covid-19. Ada separuh hati semangat antara mau ikut atau tidak ikut event ini. Satu tahu lebih yang telah berlalu membuat saya mengenal banyak kompasianer. Bahkan saya tergabung dalam satu group Kompasianer Penulis Berbalas. Di sinilah saya mendapat dukungan semangat untuk juga ikut event Samber THR. Saya pun ikut event tahunan Kompasiana ini. Saya sudah berhasil menyelesaikan 15 tantangan menulis sampai 15 hari pertama.

Sumber foto: WA group KPB
Sumber foto: WA group KPB
Ada 3 tulisan saya yang tidak dilabel pilihan editor oleh admin Kompasiana. 12 tulisan lainnya dapat label biru alias pilihan editor. Seru juga ya. Tulisan pertama saya berjudul Mari Tebarkan Kebaikan. Rangkaian Bunga Bunga Liar di Tepi Jalan untuk Penghuni Semesta. Ini tidak mendapat label pilihan editor, sempet sedih sih. Bahkan saya lihat view hanya sedikit, tidak sampai 40, dan hanya di vote 13 kompasianer. Ragu membimbang, antara ingin tulis tema haroi kedua atau berhenti.

Ternyata mendapat label biru atau tidak, kadang bisa mempengaruhi mood menulis ya. Tidak bisa saya pungkiri. Kenyataannya saya selalu mengecek apakah tulisan saya dapat label pilihan atau tidak dari editor Kompasiana. Biasanya jika tulisan saya lewat begitu saja tanpa label biru yang ditunggu, saya akan menumpuk tulisan saya dengan tulisan baru sampai dapat label biru. Jadi, apakah saya termasuk si pemburu label biru pada tulisan? Bisa jadi. Hanya saja saya selalu bisa cepat move on dari kenyataan tulisan yang tidak dilabel biru itu.

Hari kedua saya tetap lanjut menuliskan artikel sesuai tema, dan kali ini bisa mendapat label biru, pilihan editor. Saya merasa ada tambahan semangat. Artikel kedua saya ini juga mendapat view di atas 50, divote oleh 18 Kompasianer. Terimakasih ya Kompasiana dan teman-teman. Judul artikel kedua saya adalah Konsumsi Buah secara Rutin untuk Menjaga Stamina Saat Berpuasa.

Hari ketiga pun sama, artikel saya mendapat label lagi dari Kompasiana. Jumlah view bertambah menjadi di atas 70, Kompasianer yang memberi vote juga bertambah hingga 31. Namun pada hari keempat, artikel saya kembali tidak dapat label pilihan editor, jumlah view menurun drastic tidak sampai 30 view dan vote jadi 16. Artikel hari kelima juga sama jumlah view masih sedikit saja sekitar 30 an saja, meski yang vote bertambah jadi 19. Seru juga mengikuti perjalanan tulisan saya dari hari pertama hingga hari kelima.

Artikel hari keenam hingga hari kesepuluh semuanya mendapat label pilihan editor dengan pencapaian pertama kalinya view di atas 100 dan vote 36. Kaget juga mendapat view sampai 125 pada artikel saya yang ketujuh. Judul artikelnya adalah Perkedel Tahu, Olahan Tahu Resep Sederhana penggugah Selera. Luar biasa, batin saya. Susah sekali saya mendapat view di atas 100 untuk artikel-artikel samber THR 2020 ini. Tapi, bisa juga akhirnya. Senang dong.

Pada artikel saya yang kesepuluh, masuk Mistery Topic 1, saya sempat bingung juga,mau menulis apa. Namun akhirnya saya tulis sebuah artikel berjudul Tebarkan Wangi Kebaikan, Sebuah Sajian Iklan yang Berkesan Selama Bulan Ramadan. Tantangan tersendiri bagi saya yang terbilang jarang menonton iklan di televisi. Tapi tantangan terpenuhi juga, dan saya masih dapat label pilihan editor. Jumlah viewnya juga di atas 80 dengan 31 vote. Menurut saya cukup baik, bagi saya susah sekali artikel-artikel mendapat view banyak di event Samber THR ini.

Dokpri
Dokpri
Mistery Topic kedua pun artikel saya dapat label pilihan editor dari admin Kompasiana. Ajakan untuk tetap berolahraga saat berpuasa saya kisahkan dari beberapa pengalaman olahraga yang dilakukan kami sekeluarga. Perolehan view dan vote pun tidak terlalu sedikit. Ada 80 view dan 30 vote. Tahun 2019 lalu, artikel Mistery Topic saya jarang mendapat label pilihan editor. Tapi tahun ini kedua artikel Mistery Topic diberi label biru oleh Kompasiana
Dokpri
Dokpri

Selanjutnya saya penuhi terus tantangan hari kesebelas hingga hari kelima belas. Artikel hari ini memang tidak dapat lebel pilihan editor, namun 4 artikel lainnya mendapat label biru dari editor Kompasiana. Dan yang paling mengejutkan adalah artikel saya tentang rekomendasi film bertemakan solidaritas. Sebuah film klasik yang sudah sangat lama ingin saya tuliskan, akhirnya menjadi pilihan. Judul artikelnya adalah Heidi, Gadis Cilik Penuh Inspirasi yang Menyentuh Hati.

Artikel tantangan hari ketiga belas ini mendapat total jumlah view terbanyak dibandingkan artikel saya lainnya dalam event Samber THR. Pencapaian view di ats 140, jumlah vote 40 inipun terbanyak disbanding artikel saya lainnya dalam event ini. Seru sekali rasanya saya melihat perjalanan artikel-artikel saya selama event ini.

Dokpri
Dokpri
Keseruan lainnya adalah perbincangan di group Kompasiner Penulis Berbalas. Kami sesama kompasianer saling memberi semangat dalam menulis artikel. Kami juga saling berbagi link artikel kami. Para kompasianer saling mengunjungi artikel kompasianer lain. Jika artikel tidak dapat label biru dari editor kompasiana, teman-teman kompasianer lainnya saling memberi semangat. Terimakasih saya untuk semua rekan di group KPB. 

Ajakan untuk terus lanjut menulis pun selalu diberikan saat ada rekan yang mulai putus asa dan ingin berhenti menulis dalam event Samber THR tahun 2020. Kehangatan, perhatian, dan ketulusan rekan-rekan kompasianer memberi dukungan tersendiri bagi saya dalam terus melanjutkan mengikuti event Samber THR ini. Percayalah, sebagai mahluk sosial, kita pasti membutuhkan bantuan orang lain dan perlu memberi  bantuan pula pada orang lain.

Pun demikian dalam dunia tulis menulis. Jangan menjadi sombong dengan pencapaian yang sudah kita raih. Tetaplah rendah hati dan terus belajar. Semangat menulis yang kita tebarkan pada rekan penulis lainnya pada akhirnya akan kembali pada kita. Itu yang saya rasakan. Hingga hari kelima belas event Samber THR tahun 2020, saya sudah meraih dan mendapatkan banyak hal. Salah satunya sebuah jalinan persahabatan antar penulis di Kompasiana. Bagaimana dengan Anda?

Mengakhiri tulisan curhat saya ini, saya ingin membagikan semangat menulis saya ini pada Anda semua, rekan pembaca dan rekan kompasianer. Bagi yang mengikuti event Samber THR tahun 2020, mari kita selesaikan event ini sampai hari terakhir event. Semangat menulis untuk semuanya. Tebarkan inspirasi dalam kebaikan saat menulis.

...

Written by Ari Budiyanti
11 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun