Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Rindu Seorang Guru pada Anak-anak Didik di Kala Pandemi

5 Mei 2020   17:48 Diperbarui: 5 Mei 2020   17:44 1835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid 19 telah berlangsung cukup lama di bumi pertiwi. Pertengahan Maret 2020, sekolah tempat saya mengajar mengumumkan pembelajaran di rumah selama pandemi ini. Awalnya hanya diperkirakan 2 minggu saja belajar di rumah. Namun ternyata di luar kendali kita, sistem home learning ini terpaksa dilakukan sampai kini. 

Awal Mei 2020 pandemi masih juga berlangsung. Para siswa terpaksa harus belajar di rumah dengan pendampingan wali murid. Sementara para guru pun terpaksa mengajar dari rumah. Sekolah terpaksa pula "disepikan" selama Pandemi.

Gedung-gedung sekolah yang awalnya menjadi tempat yang penuh keceriaan di mana para siswa belajar bersama rekan sekelasnya. Bertemu dengan teman-teman satu sekolah dan para guru. Kini gedung-gedung sekolah menjadi sepi tak berpenghuni seperti hari-hari sebelum pandemi. 

Ada banyak kisah yang terjadi di setiap sekolah yang mengikatkan hati antara pendidik dan anak-anak didiknya. Mengikatkan hati dalam arti saling mengasihi. Bukankah menjadi pendidik itu tidak sekedar transfer knowledge atau mengajar saja. Namun ada relasi yang membuat para pendidik mempunyai kesempatan memberi teladan hidup yang baik pada anak-anak didiknya.

Dokpri
Dokpri
Saya jujur sudah sangat rindu dengan semua kegiatan sehari-sehari di sekolah. Sebagai guru SD, saya mengajar anak-anak kelas 1 dan 2. Mereka penuh dengan keceriaan dan cinta. Tidak pernah menutupi emosi dengan kepura-puraan. Jika marah dan bertengkar dengan teman, akan segera berbaikan lagi. Setidaknya itu murid-murid saya. 

Mereka juga penuh kasih dan selalu suka membantu. Sekolah menjadi tempat indah untuk mereka belajar tentang kehidupan. Bagaimana berelasi dengan orang lain. Teman sebaya dan orang dewasa. Mempelajari apa itu sopan santun dan keramah-tamahan. Anak-anak didik juga belajar bagaimana berelasi dengan Tuhan secara benar, belajar menjadi rendah hati dan punya rasa peduli.

Dokpri
Dokpri
Semua kisah yang terjalin di sekolah sungguh telah mengharu biru dan memberi rindu hati guru yang sekaligus penulis artikel ini. Guru ini sudah rindu sapaan lembut dan manis murid-murid kecilnya. Guru ini sudah sangat rindu mendengarkan aneka kisah yang mereka tuturkan. Guru ini sudah rindu mengajar dengan bertatap muka langsung dengan anak-anak didiknya. 

Pandemi ini kapankah berakhir. Semoga Tuhan berbelas kasihan pada bangsa-bangsa di dunia dan berkenan segera mengakhiri pandemi covid 19 ini. Virus corona yang sudah menyebar meluas di penjuru tanah air membuat kita semua terpaksa di rumah aja. Membuat kita semua harus membatasi segala kegiatan di luar rumah.

Kemajuan tekhnologi memang cukup membantu adanya kesempatan bertemu melalui aneka aplikasi yang ada. Mulai dari whatsapp yang memberi fitur video call. Ini bisa difungsikan untuk menelepon beberapa orang sekaligus. Bisa untuk mengajar materi pelajaran juga. 

Memang banyak aneka aplikasi yang bisa digunakan, namun masih banyak juga keterbatasan pengetahuan dan kemampuan menggunakannya. Terlebih lagi semua memerlukan internet. Jika jaringan internet baik, pembelajaran secara online ini masih bisa berlangsing baik dan efektif. Namun jika sedang ada gangguan internet, ini akan jadi penghalang dalam pembelajaran. 

TVRI sudah difungsikan lebih maksimal untuk mendukung pendidikan dan cukup membantu anak-anak belajar di rumah. Namun ada hal-hal yang masih kurang maksimal dengan pembelajaran di rumah. Anak-anak didik pasti jauh lebih banyak mendapat pengetahuan tentang kehidupan melalui kegiatan belajar di sekolah. Tapi demi kebaikan bersama selama pandemi ini, kita bersama mendukung program pemerintah dengan belajar dan bekerja dari rumah. Itu opini saya. 

Kerinduan anak-anak pada teman-teman belajarnya terpaksa harus ditahan lebih lama sampai pandemi ini berakhir. Semoga semua prahara ini segera berlalu. Itu doa dan harapan kita bersama. Rindu juga segala keakraban dengan rekan kerja di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun