Bulan Ramadan adalah bulan untuk beribadah puasa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Demikian juga di Indonesia. Kenaikan harga bahan pokok makanan pun biasanya mengiringi selama bulan ini. Tentunya ini juga akan berpengaruh dengan harga makanan jadi atau matang yang dijual saat bulan Ramadan.
Umat Muslim harus menahan lapar selama menjalankan ibadah puasa, mulai dari selepas makan sahur hingga waktu berbuka puasa tiba. Ini berlangsung setiap hari selama bulan Ramadan. Setelah menahan lapar seharian, waktu berbuka puasa menjadi saat yang dinanti. Meski demikian, saya yakin setiap rekan mempunyai bijaksana tersendiri dalam mengatur pola makan saat berbuka puasa.
Persiapan untuk berbuka puasa pasti selalu dilakukan yang terbaik. Apalagi aneka menu makanan pembuka banyak dijual juga secara bebas. Tahun lalu para penjual makanan ta'jil sangat banyak di tepi jalan. Bahkan ada tantangan memvideokannya dari Kompasiana untuk salah satu tema menulis samber thr 2019. Ini juga alasan saya akhirnya menjadi youtuber. Ini dia video yang saya buat.
Sekarang pun masih ada beberapa penjual makanan dan minuman pembuka untuk berbuka puasa. Lalu, bagaimana seharusnya ya menerapkan bijaksana dalam memilih makanan untuk berbuka puasa?Â
Mungkin ini bisa jadi pertimbangan, beberapa pendapat saya:Â
1. Membeli makanan dan minuman secukupnya saja.
Pastikan kalau makanan yang akan Anda beli tidak berlebihan ya. Tapi cukup untuk Anda dan keluarga saja.
2. Memilih makanan dan minuman yang memenuhi kebutuhan gizi tubuh.
Pastikan kalau makanan yang Anda pilih memenuhi kebutuhan utama gizi Anda dan keluarga.
3. Memperhatikan kebersihan tempat penjual makanan.
Pastikan kalau tempat Anda membeli makanan bersih dan makananya sehat.
Mungkin ketiga tips itu sangat sederhana, namun jangan sampai dilupakan ya. Lalu mengingat kalau kita sedang dalam masa prihatin karena wabah covid 19, maka kesehatan kita menjadi faktor penting untuk lebih kita perhatikan dengan serius. Kita juga mesti menghemat. Jika kita sampai kalap berbelanja makanan, itu akan merugikan kita sendiri.
Makanan yang kita beli jika berlebihan pada akhirnya tidak bisa kita habiskan semuanya. Ujung-ujungnya dibuang begitu saja. Sayang sekali bukan? Sementara di luar sana masih banyak orang yang membutuhkan makanan. Apalagi di masa ini, masih ada saja orang-orang yang mengalami kesulitan sekedar untuk makan sehari sekali.Â
Apakah kita tega membeli makanan berlebihan? Tentunya tidak, bukan?
Dengan lebih mengembangkan rasa empati kita pada sesama, kita akan bisa lebih menahan diri dalam belanja makanan saat Ramadan.Â
Mungkin saat kita bijak mengelola keuangan, kita bisa menyisihkan sedikit uang kita untuk membantu sesame yang membutuhkan. Bagaimana menurut Anda? Bukankah itu perbuatan mulia? Jadi, apakah Anda masih mau kalap belanja makanan di bulan Ramadan? Semoga serentak jawabannya tidak ya.
Semoga rekan-rekan dilancarkan dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan ini.
Salam hemat
...
Written by Ari Budiyanti
2 Mei 2020
Artikel ke 6 samber thr 2020