Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Melonjaknya Harga Sayuran Segar, Apakah Memengaruhi Pola Makan Sehat Bulan Ramadan?

29 April 2020   12:24 Diperbarui: 29 April 2020   12:24 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Ramadan selalu diidentikkan dengan kenaikan harga barang di pasar. Biasanya yang meningkat drastis adalah harga bahan pokok. Keperluan sehari-hari rumah tangga. Bagaimana dengan tahun ini? Apakah sudah ada kenaikan harga barang di daerah tempat tinggal Anda?

Di pasar tradisional sebelah rumah saya, harga bahan pangan sudah menunjukkan kenaikan. Saya ingin menyoroti pada peningkatan harga sayur mayur. Rata-rata kenaikan seikat sayur hijau seperti kangkung, bayam, kecipir, kacang panjang dan aneka sayuran lainnya masih berkisar naik Rp. 500 sampai Rp. 1.000 per ikatnya. 

Misalnya saat terbiasa membeli seikat sayur kangkung seharga Rp 1.500 hingga Rp. 2.000, kini harga sayur berkisar Rp. 2.500 hingga Rp 3.000 per ikatnya. Tergantung tingkat kesegaran sayurannya. Ini pengalaman pribadi penulis. Kalau harga sayuran segar ini sudah meningkat, bagaimana sikap kita ke depannya. 

Apakah kemudian akan berhenti mengkonsumsi sayur mayur? Saya harap tidak demikian. Untuk banyak kalangan tertentu, kenaikan harga pasar sayur mayur masih sangat terjangkau. 

Saya tidak tahu bagaimana kalau ada warga yang kesulitan makan sayur mayur karena faktor kenaikan harga. Apakah ada yang merasakannya? Kemungkinan besar ada.

Lalu bagaimana jika kenaikan bahan pokok lainnya? Misalnya menghadapi kenaikan harga beras, telur, minyak, gula pasir dan lain-lain. Bukankah bahan-bahan pangan tersebutpun mengalami kenaikan yang signifikan? 

Pengalaman yang berlangsung dari tahun ke tahun tentunya memberi pengetahuan tersendiri bagi masyarakat, khususnya ibu rumah tangga untuk menghadapi kenyataan ini. Namun perbedaannya dengan tahun-tahun sebelumnya adalah bahwa tahun 2020 ini Ramadan harus berlangsung di tengah pandemi covid 19.

Pada beberapa perusahaan swasta tentunya tidak semua memberi gaji penuh pada karyawannya. Mungkin ada pertimbangan work from home atau wfh ini, yang membuat ada pemotongan gaji. Sementara kebutuhan pangan tidak berkurang. 

Lalu bagaimana menyikapi situasi ini? Kembali ke masalah sayuran segar tadi. Saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan ini, kesehatan tubuh harus dijaga tetap prima. Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin baik saat makan sahur ataupun berbuka puasa. 

Jika kita memilih mengurangi konsumsi sayuran karena dianggap tidak penting atau bisa diabaikan, apalagi dengan adanya kenaikan harga sayur, itu kurang bijaksana. Mungkin kita perlu memangkas anggaran pengeluaran untuk kebutuhan lain sehingga kita tetap bisa mengkonsumsi sayuran.

Atau bagi Anda yang mempunyai hobi berkebun dan ada lahan, bisa juga mulai menanam sayuran Anda sendiri. Seharusnya program ini bisa dimulai sebelum bulan Ramadan. Jadi saat ini sudah bisa memanen hasilnya dan memanfaatkannya. Setidaknya konsumsi sayuran bisa terpenuhi tanpa membeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun