Hari Bumi yang diperingati setiap 22 April, tepatnya hari ini memperingatkan kita para penghuninya untuk peduli pada bumi tempat kita tinggal bersama. Apa yang sudah Anda lakukan selama ini dalam usaha melestarikan bumi? Pemerintah sudah mengadakan program tanam 25 pohon selama hidup. Selain itu bibit pohon gratis pun dibagikan dengan cuma-cuma oleh pemerintah RI. Apakah Anda sudah terlibat dalam program ini?
Sumber foto: kabarindo.com
Saya di kampung tempat lahir, sudah menerapkannya. Ada 1 pohon mangga besar, 1 pohon beringin, 3 pohon cemara, 1 pohon palem merah, 1 pohon sikas besar dan 1 pohon puring. Setidaknya ada sekitar 8 pohon besar di halaman depan rumah. Memang sih pohon kami tidak sampai 25 pohon, tapi setidaknya kami sudah ikut memeriahkan program tanam pohon. Apalagi rumah kami tepat di pinggir jalan raya dan pasar
Pohon cemara di halaman depan rumah. Photo by Ari
Keberadaan pohon-pohon di halaman depan rumah kami juga berfungsi sebagai penyeimbang udara dari polusi yang sering memadati kampung yang mulai ramai dan padat ini. Bukan hanya itu, pepohonan juga menjadi tempat tinggal satwa kecil seperti burung-burung, kupu-kupu, lebah, belalang dan serangga lainnya.
Semut juga sering tertangkap kamera handphone saya. Tak perlu saya membeli burung dan memeliharanya di sangka indah. Mereka datang berbondong-bondong ke halaman depan rumah kami. Ini salah satu cara lain mencintai bumi bukan? Memberi tempat tinggal pada satwa kecil, selama keberadaan mereka tidak membahayakan dan mengganggu pemilik rumah, mengapa tidak? Anda setuju?
Tanaman bunga di halaman depan. Photo by Ari
Itu baru salah satu saja cara kami sekeluarga mencintai bumi ini. Selain pepohonan berkayu yang tinggi dan rimbun daunnya, kami juga ada beberapa tanaman hias berbunga maupun tanaman hias daun. Mulai dari tanaman gelombang cinta, pisang hias, soka, pacar air, kamboja jepang, wijaya kusuma, jarak Cina, bambu Cina, anggrek, kenikir, bunga pukul empat, bunga kertas, bugenvil, celosia, lidah mertua, kuping gajah, kaktus, lidah buaya dan dua jenis agave. Setidaknya itu yang saya ingat.
Aneka tanaman di halaman depan. Dokumen pribadi
Sekarang saya sedang mengusahakan bertanam buah. Saya menanam buah naga yang bibitnya dapat dari salah satu wali murid di sekolah tempat saya mengajar. Setelah siswa di sekolah ada kegiatan merawat tanaman. Anak-anak menanam tanaman di pot yang terbuat dari botol plastik bekas, sekalian mengajari tentang "reuse"
Vertical garden. Photo by Ari
Selang beberapa hari saya dapat bibit tanaman buah naga dari kebun wali murid tersebut. Mungkin karena tahu saya hobi berkebun juga. Langsung saya menanamnya, memisahkan 3 bibitnya dalam 3 pot baru. Semoga berhasil ya.
Tanaman buah naga. Photo by Ari
Saya juga mencoba menanam semangka kuning dari  bijinya. Kemaren sudah sempat saya lihat bunganya berwarna kuning. Sepertinya semangka ini tumbuh dengan baik. Semoga bisa tahan sampai berbuah ya. Namanya juga usaha, harapannya berhasil sampai panen bukan?
Tanaman Semangka kuning di pot. Photo by Ari
Lalu bagaimana dengan tanaman bunga saya? Selain merawat dan menikmatinya bunga-bunga yang indah, saya juga mengumpulkan bijinya. Saya menyimpannya dan membagikan pada teman-teman yang minta pada saya. Tentu saja syaratnya mereka harus suka berkebundan sungguh-sungguh menanam biji yang saya berikan. Saya sudah mengirim ke area Pasuruan (Jawa Timur), Depok, Jakarta, dan Tangerang. Mereka senang menerima biji-biji bunga tersebut.
Bibit bunga pukul empat. Photo by Ari
Bahkan dari tahun ke tahun saya juga bagikan biji-biji bunga ini pada murid-murid saya untuk mereka tanam. Setidaknya itu salah satu usaha saya mencintai bumi ini dengan menanam tanaman dan pohon saya sendiri dan menumbuhkan kecintaan berkebun pada orang-orang di sekitar saya, termasuk murid-murid saya dan juga para keponakan kecil saya.
Dan tak pernah saya lupa tuliskan, inspirasi pertama dan utama dengan semua kegiatan ini adalah almarhum bapak saya. Beliaulah yang sejak masa kecil saya hingga dewasa memupuk rasa cinta saya pada bumi ini dengan merawat dan melestarikannya. Mari
cintai bumi. Bapak saya adalah guru Ilmu Pengetahuan Alam saya yang pertama. Tanpa jasa beliau, saya tidak akan mencintai berkebun, tak akan dapat sebutan Miss Flower, Gadis Pencinta Bunga, Kompasianer Bunga dan apalagi ya?
Tanaman gantung yang berhasil tumbuh subur. Dokumen pribadi
Terakhir yang ingin saya kisahkan pula, saya juga pernah membuat proyek kecil-kecilan di rumah. Vertical garden yang sangat sederhana. Menanam tanaman di botol plastik bekas dan menggantungnya di dinding pasar yang berbatasan dengan halaman belakang rumah kami.Â
Saya juga menggunakan botol-botol bekas kosmetik yang bentuknya unik untuk vas bunga dan menenam tanaman dalam ruangan. Seru ya. Setidaknya ini salah satu cara lainnya saya untuk menjaga kelestarian bumi, dengan menggunakan ulang sampah plastik agar berdaya guna.
Lihat Nature Selengkapnya