Berawal dari sekedar untuk sebuah bangku di ujung sana
Pun aku memesan secangkir kopi panas menemani
Menanti hadirmu yang kau pernah janjikan kala itu
Namun hingga kopi ini habis, tiada kudapati hadirmu
Kau tiada datang
Mungkinkah aku salah menerima pesanmu
Ataukah mengartikan dalam ketidakpahamanku
Bahwa kau memang tak ingin datang
Terlebih sekedar bertemu denganku
Dan kopi itu sudah tiada lagi dalam cangkirnya
Namun kukata pada diri menimbun harapan dalam emosi
Yang akhirnya kusadari itu semua ilusi
Meski terus kutuangkan lagi kopi agar cangkirku penuh
Namu tak jua mengubah nyatanya hadirmu tak pernah ada
Seberapapun aku berusaha menghabiskan isi cangkir itu
Seberapa sering pun aku mengisi penuh lagi dengan kopi
Namun hasilnya tetap masih sama
Kau tidak pernah datang
Lalu kubilang pada batin yang menanti
Jangan biarkan cangkir kopi itu kosong
Penuhilah bukan lagi dengan kopi manis untuk menemani
Namun nikmati pula pahitnya seperti halnya kehidupan itu
Penuhilah cangkir hatimu dengan cinta yang tak pernah habis
Dan rindu yang tak pernah berakhir
Bangunlah harapan pada kehidupan
Bukan pada angan kau letakkan
Iya
Ku tak akan biarkan cangkir itu kosong
Selama hidup berjalan dan dunia masih dalam putarannya
Ku kan menuang lagi isi dalam cangkir kopi itu
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
14 April 2020
Telah tayang  di: secangkirkopibersama.com/2020/04/jangan-biarkan-cangkir-kopi-itu-kosong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H