Kisah perjalanan naik kereta api akan saya lanjutkan. Sebagai seorang yang sangat sering bepergian naik kereta api, kisah saya pasti sangat banyak. Saya sudah menuliskan tiga cerita sebelum ini. Ini berati menjadi yang keempat.
 Apa saja yang biasa Anda lakukan ketika naik kereta api jarak jauh antar kota dan provinsi di pulau Jawa? Adakah ide atau pengalaman ingin Anda bagikan?Â
Rerata lamanya perjalanan naik kereta api yang pernah saya tempuh di masa lalu, beserta transit di stasiun adalah berkisar antara 13-15 jam. Bila saya naik kereta api Pasundan pagi-pagi dari Surabaya Gubeng pukul 06.00 WIB, saya akan tiba di stasiun dekat rumah sekitar pukul 18.00 WIB. Perjalanan ditempuh selama 12 jam.Â
Tapi jika saya berangkat dari rumah, saya akan tiba di stasiun kereta api sekitar pukul 23.00 WIB. Kereta api Kahuripan yang saya tumpangi akan tiba di Stasiun Lempunyangan sekitar pukul 04.00 WIB atau 05.00 WIB. Pagi-pagi sekali di stasiun Lempuyangan saya menunggu kereta api Sritanjung berangkat pukul 07.00 WIB.
Ada waktu sekitar 3 jam menunggu di stasiun. Saya membiasakan diri membawa barang secukupnya saja. Meski demikian tidak pernah cukup hanya satu tas saja. Paling tidak ada 2 tas. Saya akan menunggu kereta datang sambil terkantuk-kantuk bahkan tertidur di stasiun Lempuyangan.Â
Karena ini berlangsung bertahun-tahun, maka saya pun mencari relasi yang bisa dipercaya di stasiun. Iya penjual makanan dan oleh-oleh di stasiun Lempuyangan.Â
Saya selalu singgah beli sarapan dan beberapa keperluan di warung kecil tersebut. Selalu di tempat yang sama. Terkadang saya menitipkan barang bawaan saya sejenak pada pemilik warung yang sudah saya kenal tersebut. Sejauh ingatan saya semua terjagai dengan aman. Itu perlindungan Tuhan.
Sekarang, yang menjadi masalah adalah saat saya menempuh perjalanan di dalam kereta api dengan durasi waktu yang panjang. Apa yang harus saya lakukan?Â
Mengobrol dengan penumpang lain? Ini sangat jarang saya lakukan. Pernah tapi hanya alakadarnya. Saya lebih banyak tertidur di kereta api karena rasa mengantuk dan lelah. Namun tak jarang pula ada masa ketika saya tak bisa memejamkan mata. Saya masih ingat beberapa hal yang biasa saya lakukan.Â
Salah satunya adalah mengamati burung gereja yang beterbangan di sekitar rel kereta api. Ada pepohonan tak jauh dari stasiun Lempuyangan pada masa itu.Â
Memang tidak terlalu banyak. Namun cukup untuk tempat burung-burung ini singgah sehingga kadang beterbangan hingga ke sekitar rel kereta api.
Yang menarik lagi adalah saya ingat sekali, melihat pemandangan tersebut dan meraih pena serta buku kecil yang selalu saya bawa. Berpuisilah saya tentang burung-burung kecil itu. Juga saat kereta berjalan dan melewati pematang sawah dengan aneka pemandangan indah.Â
Salah satunya tentang orang-orangan sawah, pernah saya jadikan bahan menulis puisi di kereta api. Sayang buku-bukunya tertinggal di rumah. Saya tidak bisa menuliskan puisi tersebut di sini.Â
Menulis puisi hanya menjadi aktivitas sesaat saja. Tidak selalu saya lakukan. Selingan lain yang biasanya menemani saya menghabiskan waktu di kereta api adalah membaca buku.Â
Saya membawa beberapa buku membacanya sampai mata lelah. Buku-buku yang saya pilih biasanya bacaan-bacaan ringan yang menghibur. Misalnya aneka kisah klasik anak dan lain-lain.Â
Membaca buku membuat saya terkadang lupa waktu di kereta api. Sungguh menyenangkan menikmati petualangan dalam buku sambil kereta terus melaju.Â
Itu adalah aktivitas saya sebelum saya memegang HP android. Setelah saya mempunyai HP canggih ini, kegemaran saya memotret pun tersalurkan. Saya suka mengabadikan perjalanan yang saya tempuh dalam bingkai potret dari kaca jendela kereta api.
Kereta terus melaju dan melewati kota-kota lainnya. Saya juga mengambil foto saat berhenti di Mojokerto. Apakah ada yang mempunyai kenangan dengan kota Mojokerto? Bagikan pada saya ya.Â
Jaman dulu, penjual nasi masih boleh menjajakan jualan makanan di luar kereta. Saya bisa membelinya lewat jendela. Memang di Yogyakarta cukup ketat atutannya.Â
Mereka tidak diijinkan masuk ke dalam kereta api. Tapi setelah melewati kota ini, beberpaa penjual boleh masuk ke dalam kereta api dan berjualan di dalam gerbong kereta.
Bagaimana pengalaman Anda saat menghabiskan waktu di dalam kereta api seharian? Saya tunggu ya kisah Anda sekalian.Â
Untuk kali ini, kisah kenangan manis saya di kereta api saya sudahi. Mungkin nanti akan ada kisah-kisah lainnya. Ditunggu ya.
Lagu The Call by Backstreet BoysÂ
Album Black and Blue.
 ...
Written by Ari Budiyanti
17 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H