Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Puisi, Membaca Buku hingga Memotret Pemandangan Jadi Kenangan Manis di Kereta Api

17 Februari 2020   21:45 Diperbarui: 17 Februari 2020   23:11 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Mojokerto. Photo by Ari

Yang menarik lagi adalah saya ingat sekali, melihat pemandangan tersebut dan meraih pena serta buku kecil yang selalu saya bawa. Berpuisilah saya tentang burung-burung kecil itu. Juga saat kereta berjalan dan melewati pematang sawah dengan aneka pemandangan indah. 

Salah satunya tentang orang-orangan sawah, pernah saya jadikan bahan menulis puisi di kereta api. Sayang buku-bukunya tertinggal di rumah. Saya tidak bisa menuliskan puisi tersebut di sini. 

Menulis puisi hanya menjadi aktivitas sesaat saja. Tidak selalu saya lakukan. Selingan lain yang biasanya menemani saya menghabiskan waktu di kereta api adalah membaca buku. 

Saya membawa beberapa buku membacanya sampai mata lelah. Buku-buku yang saya pilih biasanya bacaan-bacaan ringan yang menghibur. Misalnya aneka kisah klasik anak dan lain-lain. 

Membaca buku membuat saya terkadang lupa waktu di kereta api. Sungguh menyenangkan menikmati petualangan dalam buku sambil kereta terus melaju. 

Itu adalah aktivitas saya sebelum saya memegang HP android. Setelah saya mempunyai HP canggih ini, kegemaran saya memotret pun tersalurkan. Saya suka mengabadikan perjalanan yang saya tempuh dalam bingkai potret dari kaca jendela kereta api.

Pemandangan Mojokerto. Photo by Ari
Pemandangan Mojokerto. Photo by Ari
Beberapa foto kota yang terlewati dalam perjalanan 6 tahun lalu pun terabadikan. Berawal dari stasiun Gubeng Surabaya, kereta berjalan menjauhi Surabaya tercinta. Lalu berlanjut ke kota-kota di area Jawa Timur. Salah satunya saat saya melewati kota Wonokromo seperti foto di atas.

Kereta terus melaju dan melewati kota-kota lainnya. Saya juga mengambil foto saat berhenti di Mojokerto. Apakah ada yang mempunyai kenangan dengan kota Mojokerto? Bagikan pada saya ya. 

Stasiun Mojokerto. Photo by Ari
Stasiun Mojokerto. Photo by Ari
 Pemandangan menarik selalu saya temui saat melihat melalui kaca jendela kereta api. Salah satunya warna alam persawahan atau lapangan rumput hijau pun menyegarkan mata. Apakah Anda pernah mengamati hal tersebut. Salah satu yang tertangkap kamera HP saya adalah saat melalui Wilangan. 
Wilangan. Photo by Ari
Wilangan. Photo by Ari
Kereta api semakin jauh meninggalkan Jawa Timur sampai saya tiba di kota Yogyakarta. Meski saya tidak turun di stasiun ini, tapi makanan gudeg Jogja menjadi yang saya nantikan. Saya akan menunggu beli nasi bungkus di kota ini. 

Jaman dulu, penjual nasi masih boleh menjajakan jualan makanan di luar kereta. Saya bisa membelinya lewat jendela. Memang di Yogyakarta cukup ketat atutannya. 

Mereka tidak diijinkan masuk ke dalam kereta api. Tapi setelah melewati kota ini, beberpaa penjual boleh masuk ke dalam kereta api dan berjualan di dalam gerbong kereta.

Melewati kota Jogja. Photo by Ari
Melewati kota Jogja. Photo by Ari
Dan dalam kesemuannya itu, saya juga selalu ditemani walkman saya. Dua kaset yang saya selalu bawa untuk didengarkan adalah album Backstreet Boys bertajuk Milenium dan Black anda Blue. Lagu-lagu yang penuh semangat seperti The Call membuat saya jadi menikmati perjalanan panjang yang seru.

Bagaimana pengalaman Anda saat menghabiskan waktu di dalam kereta api seharian? Saya tunggu ya kisah Anda sekalian. 

Untuk kali ini, kisah kenangan manis saya di kereta api saya sudahi. Mungkin nanti akan ada kisah-kisah lainnya. Ditunggu ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun