Pagi tadi adalah jadwal saya rutin mengunjungi rumah sakit. Sejak peristiwa sakit di otot lengan saya, terpaksa demi sembuh saya harus rela bolak-balik ke RS. Saya harus mengikuti serangkaian Fisioterapi yang sudah dianjurkan oleh dokter spesialis. Siapa sih yang tudak ingin sembuh? Tidak ada ya. Pada umumnya, orang sakit pasti ingin sembuh.
Dalam jeda waktu menunggu jadwal berangkat ke RS pagi ini, saya menulis satu artikel. Artikel yang berisi pengalaman pribadi saya berkiprah di dunia pendidikan khususnya bidang literasi siswa.Â
Judul artikel saya pada awalnya adalah "Beberapa Cara Pendekatan Literasi pada Anak-Anak."Â Artikel ini isinya sebenernya semacam curahan hati saya berkaitan dengan kegiatan yang sudah dilakukan dalam dunia literasi di sekolah. Senangnya, artikel ini langsung jadi pilihan editor.Â
Siapa sih yang tidak suka kalau artikel karyanya dilabel biru sama tim editor Kompasiana? Mungkin ada ya. Tapi kalau saya pasti senang ketika artikel saya dapat label pilihan editor.Â
Label Pilihan pada artikel kita di Kompasiana, akan terkumpul dalam satu wadah yaitu Pilihan Editor atau Highlight. Kesempatan atau peluang untuk dibaca menjadi lebih banyak dibandingkan artikel tanpa label pilihan editor. Setidaknya itu menurut pengamatan saya.Â
Memang pada kenyataannya tidak selalu juga artikel dengan label pilihan bisa mendapat banyak pembaca. Terkadang judul itu juga menentukan minat pembaca untuk sekedar melihat isi keseluruhan dari artikel. Karena alasan itu pula, ada kalanya tim editor mengedit judul artikel yang kita buat. Apalagi kalau artikelnya terpilih menjadi artikel utama atau Headline.Â
Demikian pula yang terjadi pada artikel saya pagi tadi. Judulnya diedit lebih manis dibaca dan menarik, setidaknya itu menurut saya. Judul artikel saya menjadi "5 Cara Sederhana Pendekatan Literasi pada Anak-Anak".Â
Saya senang karena tim editor memperhatikan artikel saya, dan menolong mengedit judulnya menjadi lebih menarik minat baca. Terlebih lagi artikel saya ternyata diberi label Artikel Utama atau Headline. Senengnya dobel-dobel ya.Â
Salah satu rekan Kompasianer memberikan komentar sebagai semacam hadiah ulang tahun susulan. Benar juga ya. Karena ini menjadi artikel pertama saya yang mendapat lebel HL dan bertepatan dengan bulan saya lahir.Â
Sebagai seorang Kompasianer yang artikelnya jarang dapat limpahan HL dari editor, tentunya sukacita sekali mendapati kenyataan baik ini. Menambah semangat saya untuk menulis di Kompasiana. Mungkin bagi beberapa atau sebagian besar Kompasianer ini terkesan lebay atau berlebihan. Karena label HL sudah biasa dan mudah diterima oleh para Kompasianer profesional. Maafkan kalau respon saya ini dianggap lebay atau berlebihan.Â
Ketika artikel kita mendapat label pilihan editor dan masuk artikel utama, maka Kompasiana juga akan membagikannya dalam akun media sosial resminya. Artikel dengan label Pilihan editor akan ditweet di tweeter Kompasiana. Kalau jadi artikel utama, akan di retweet. Jadi Kompasiana membantu penulis untuk membagikan link artikelnya agar peluang keterbacaan tinggi.Â
Akun media sosial facebook Kompasiana juga hari ini membagikan link artikel saya di sana. Senangnya sudah bukan tidak lagi dobel tapi udah 4 kali lipat. Banyak amat ya. Berlebihankah saya? Tidak untuk saya. Saya menghargai upaya Kompasiana untuk meningkatkan peluang keterbacaan artikel karya saya. Harapan saya, isi dari artikel tersebut lebih banyak bermanfaat bagi banyak orang. Para pembaca di seluruh Indonesia.Â
Anda bisa baca artikel tersebut di link berikut: https://www.kompasiana.com/aribudiyanti/5e225d04d541df6cfd7789c4/beberapa-cara-pendekatan-literasi-pada-anak-anak
Mungkin Anda akan beda pendapat dengan saya. Tidak mengapa dan sah-sah saja. Saya juga tidak ingin memperdebatkan perbedaan pendapat ini. Saya hanya sekedar menceritakan bahagianya saya ketika satu saja artikel saya meraih banyak pencapaian. Saya menulis memang tujuannya agar tulisan saya dibaca banyak orang. Dan Kompasiana sudah banyak memberi saya peluang itu pada hari ini. Boleh ya saya berbagi kebahagiaan.
Peran rekan Kompasianer yang berkenan membaca dan memberi vote membuat artikel saya masuk pencapaian berikutnya yaitu berada di deretan kategori Nilai Tertinggi. Terimakasih untuk para Kompasianer yang sudah berkenan membaca dan memberi vote di artikel saya.
Selanjutnya untuk semua rekan yang sudah membaca artikel saya di Kompasiana, saya ucapkan terimakasih banyak. Saya tidak mungkin secara pasti mengetahui semua pembaca artikel saya ini. Namun saat saya mendapati artikel saya masuk di deretan 4 artikel terpopuler secara umum, meski di urutan ke empat, itu sudah pencapaian menarik buat saya.
Cerita saya ini saya harapkan bisa memotivasi setiap pembaca dan juga sebagai informasi bagi rekan Kompasianer baru. Mungkin ada yang belum tahu mengenai akun-akun medsos Kompasiana yang ikut membantu membagikan link artikel kita, ini bisa jadi informasi menarik untuk Anda.Â
Demikian halnya mengenai kategori  Nilai Tertinggi yang ditentukan jumlah vote terbanyak dalam 12 jam pertama tayang artikel. Dan kategori artikel terpopuler saat keterbacaan artikel kita masuk di deretan terbanyak dibaca pada 12 jam pertama dari tayang.
Satu penghiburan terakhir yang biasa saya lakukan untuk mengecek pencapaian saya dalam menulis adalah kategori terpopuler per kanal tulisan. Musalnya karya saya masuk kanal Humaniora, kita bisa cek di bagian artikel terpopuler kanal Humaniora, apakah masuk dalam 5 besar arau tidak. Dan ternyata artikel saya ini pun sempat masuk di kategori terpopuler Humaniora urutan 1. Betapa komplitnya pencapaian satu artikel saya ini.
Bagi seorang yang hobi menulis seperti saya, dan pernah mengalami masa-masa tulisan saya diremehkan orang-orang yang saya hormati, rasanya pencapaian hari ini sungguh sebuah penghiburan dan sumber sukacita tersendiri.Â
Karena itulah saya memutuskan menuliskan kisah bahagia saya ini. Sama sekali tidak ada niat saya menyombongkan diri. Ini sekedar berbagi kebahagiaan saya melalui tulisan. Terimakasih sudah berkenan membaca artikel saya ke 673 hingga selesai.
Menafkahi hobi itu penting dilakukan jika hobi itu memberi manfaat bagi banyak orang dan mengembangkan potensi diri kita. Seperti hobi menulis yang saya sudah terus tekuni hingga saat ini. Terimakasih untuk semua rekan yang sudah membaca. Terimakasih Kompasiana
....
Written by Ari Budiyanti
18 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H