Menjelang akhir tahun 2019 sekitar bulan November hingga hari ini, saya dibuat terharu oleh karena dua murid saya di kelas. Mereka masih kelas 2 SD, namun tidak berhenti menyerahkan tulisan mereka ke saya. Karangan-karangan pendek karya mereka karena mereka gemar menulis. Jadi bukan karena tugas yang saya berikan. Lebih dari 20 judul karya mereka sudah saya terima.Â
Tema-tema tulisan mereka juga sederhana dan mempunyai ciri khas anak-anak. Mulai tentang kegiatan mereka di rumah, sekolah, kisah liburan mereka dan juga beberapa kisah aplikasi dari pelajaran di kelas. Buat saya, ini luar biasa. Ada kebahagiaan tak terlukiskan yang saya rasakan, mendapati setidaknya dua murid saya begitu giat menulis.Â
Syukur kepada Tuhan yang memberi mereka talenta dan ide-ide untuk dikembangkan dalam bentuk tulisan singkat. Saya memang berencana mengedit karya mereka dan mengumpulkannya. Bila ada kesempatan bertemu penerbit, ingin juga dibukukan. Itu baru rencana ke depan dalm jangka panjang.Â
Sekarang saya masih ada keinginan untuk mengirimkan karya mereka pada beberapa majalah Anak terlebih dahulu. Ada satu majalah Anak yang sudah saya hubungi. Namun ketentuan jumlah kata dalam satu cerita belum memenuhi syarat untuk diterbitkan. Jadi saya masih mencoba mencari majalah anak lainnya yang mau menerima karya cerita sangat pendek karya kedua murid saya. Kalau ada rekan pembaca atau kompasianer yang mempunyai info, tentu akan sangat berguna bagi saya.
Sekolah tempat saya mengajar juga mendukung para guru untuk mengembangkan gerakan literasi siswa. Kami para guru diperlengkapi dengan pelatihan literasi. Setelah itu kami diminta membuat modul untuk penyelenggaraan literasi siswa yang ke depannya akan dibukukan sebagai sumber literasi setidaknya bagi sekolah kami sendiri.Â
Pembuatan modul ini sebagai persiapan kami sebelum mengadakan kegiatan literasi di kelas. Tentu saja kami menggunakan bahan literasi yang sudah ditentukan di sekolah. Dengan demikian, kegiatan literasi siswa dilaksanakan dengan terstruktur dan tidak asal-asalan. Setidaknya itu kami mulai dari sekoalh tempat saya mengajar.
Kegiatan literasi siswa diharapkan juga sebagai wadah untuk mengembangkan minat anak-anak didik dalam hal membaca dan tulis menulis. Sebagai pendidik, saya pun berusaha memberi contoh juga dengan rahin menulis. Dengan demikian para siswa tidak hanya belajar teori melainkan juga satu paket melihat teladan nyata dari Ibu gurunya.Â
Saya sering ceritakan kisah saya menukis di Kompasiana. Puisi apa yang saya tulis, lalu artikel apa yang saya buat. Itu semua tanpa saya sadari membuat murid-murid saya ini juga ingin menulis seperti saya. Bahkan tak sedikit yang bilang pada saya kalau mereka baca beberapa tulisan saya bersama orang tua mereka. Betapa senangnya hati saya.
Jadi, meskipun hobi menulis juga salah satu yang harus saya nafkahi, terutama menulis di media sosial termasuk Kompasiana, daya rasa ini tidaklah masalah. Ketika menafkahi hobi yang membangun dan menginspirasi banyak orang, mengapa tidak? Lakukan sajaÂ
Karena sejatinya kehidupan menurut saya adalah bagaimana kita mengisinya dengan hal-hal bermanfaat yang menginspirasi sesama manusia. Profesi sebagai tenaga pengajar seperti saya, mempunyai banyak sekali pintu masuk untuk menggenapi tujuan kehidupan yang sejati.Â