Ibu adalah sosok sangat berharga dalam hidupku. Sosok mulia dan kuat yang senantiasa menjadi tempat mengadu. Saat suka dan dukaku, Ibu selalu bersedia ada. Merayakan masa-masa bahagia yang kudapati. Juga ada untuk menopang dan memberi dorongan semangat padaku saat masa susahku. Ibu tak hanya menangis dalam diam yang tersembunyi untuk berdoa bagiku ketika mendapati anaknya mengalami pergumulan kesehatan yang cukup serius. Ibu selalu siap sedia membantu. Masih sangat banyak kisah kasih Ibuku padaku anak perempuannya. Namun kali ini ingin kukisahkan satu saja secara khusus bagaimana Ibu mendukungku dalam kesukaanku menulis.Â
Setahun lalu pada 1 Desember 2018, ku mulai menuliskan karya-karya puisiku di Kompasiana. Setiap kali Ibu adalah orang pertama yang bersedia membaca karya-karya puisiku yang kutulis di Kompasiana. Saat puisiku menjadi pilihan editor kompasiana, Ibu juga memberi selamat dan kami tos. Ibu selalu memuji setiap karyaku di Kompasiana. 1 bulan pertama di Kompasiana memang hanya kupostingkan karya puisi. Ada 100 puisi pertamaku di bulan Desember 2018.
Bukan hanya itu, Ibuku juga banyak memberi kata-kata motivasi dan pujian di media sosial, khususnya facebook berkaitan dengan karya-karya puisiku. Hari demi hari, puisi-puisi bertambah dan tulisan juga beragam. Ada banyak narasi mulai saya tuliskan di Kompasiana. Mulai dari kategori edukasi, hobi berkebun, perjalanan traveling, dan aneka artikel lainnya.
Ibu terus setia memberi saya dorongan semangat. Tanpa saya sadari telah 1 tahun terlewati di Kompasiana ini. Karya yang saya sudah goreskan di sini pun ada lebih dari 615 artikel. Buat saya ini pencapaian yang luar biasa. Tanpa support setia dari Ibu, tentu saja ini semua tidak bisa terjadi.
Kasih Ibu saya nyata dalam segala tindakannya memberi saya semangat dan doa-doa yang tak putus-putusnya. Ibu juga selalu mengingatkan saya bahwa hidup ini sudah sulit, harus dijalani dengan gembira. Jangan menjadikan lebih sulit dengan berkeluh kesah tiada henti. Harus berusaha mencari jalan keluar saat ada masalah menimpa. Berdoa pada Tuhan dan terus berusaha. Ora et Labora.
Kasih dan support Ibu membuat saya terus giat menulis di Kompasiana. Lalu pada bulan November 2019 lalu, saya mendapat kesempatan mengikuti acara besar Kompasiana, yaitu Kompasianival 2019.Â
Foto bersama papan bunga dari Pak Tjiptadinata dan Ibu Roselina. Dokumen Pribadi
Di acara ini saya mendapat kesempatan bertemu banyak
kompasianer yang awalnya hanya saya kenal dalam tulisan mereka.Â
Saya tidak akan menceritakan satu persatu kisah pertemuan dengan kenalan baru
Kompasianer. Namun yang saya sangat kagumi ada dua wanita hebat yang saya lihat sangat menginspirasi dan sangat ingin saya temui. Tuhan kabulkan harapan saya. Dalam acara ini saya dipertemukan dengan beliau berdua.Â
Photo bersama mbak Leya Cattleya dan bu Anis Hidayatie. Dokumen pribadi
Ibu Anis Hidayatie sosok yang inspiratif dalam dunia literasi. Mbak Leya Cattleya juga sangat menginspirasi saya dengan berbagai karya tulisannya yang bermanfaat, menambah wawasan dan juga berkualitas. Bahkan dalam acara Kompasianival 2019, beliau membawa 3 penghargaan. Award dalam Best in opinion, people choice dan peraih the headliner. Sungguh suatu kebanggan buat saya mengenal beliau berdua.Â
Photo bersama di akhir acar bersama mbak Leya penerima 3 penghargaan sekaligus. Saya hanya bantu pegangkan papan tulisan penghargaan tsb.
Kesempatan saya mengenal mbak Leya Cattleya sungguh suatu anugerah. Kalimat-kalimat yang diberikan juga selalu memotivasi. Begitu mengapresiasi setiap karya teman kompasianer. Pertemuan berlanjut di hari berikutnya. Bahkan mbak Leya memberikan pada saya kenang-kenangan manis berupa kain tenun ikat dari Lombok. Ada 3 helai kain tenun ikat yang diberikan pada saya. Saya sampai terheran-heran dengan kebaikan beliau. Baru pertama bersua namun sudah sangat menunjukkan kemurahan hati pada saya. Betapa beruntungnya saya mendapat sahabat yang luar biasa baik.Â
Pertemuan setelah Kompasianival bersama adik saya, bu Anis dan mbak Leya. Dokumen pribadi
Kompasiana membuat saya bertemu wanita-wanita hebat ini. Mereka berdua sosok-sosok Ibu yang hebat. Mereka pantas menjadi panutan bagi saya pribadi. Dan semuanya itu tidak akan terjadi tanpa support dari Ibu saya tercinta, Ibu Mardiyah.
Maka pada hari Ibu ini, saya mengisahkan pengalaman saya di Kompasianival karena relevan dengan perayaan hari Ibu tepat di 22 Desember 2019. Kesukaan lain yang saya terima pada saat acara kompasianival 2019 adalah mendapat hadiah Kado Kompasianival.Â
Mendapat kado Kompasianival. Dokumen pribadi
Anda tidak akan percaya kalau saya beritahu hadiah apa yang saya terima.Â
Kado Kompasianival 2019. Dokumen pribadi
Saat saya membuka kado tersebut, ternyata isinya adalah benda yang sedang sangat dibutihkan Ibu saya di rumah. Luar biasa baiknya Tuhan itu. Saya langsung menyimpan kado tersbut untuk saya berikan pada Ibu saya di hari Ibu 22 Desember 2019. Iya sebuah penanak nasi, rice cooker.Â
Hadiah untuk Ibu di hari Ibu. Photo by Ari
Jadi, berkat
kasih Ibu, saya masih terus bersemangat menulis di Kompasiana, bertemu dengan kompasianer-kompasianer hebat yang menginspirasi, bahkan mengikuti acara Kompasinival dan mendapat kado kompasianival. Pada akhirnya melalui karya tulis, saya bisa memberikan hadiah buat Ibu tercinta.
Photo bersama Ibu di halaman depan rumah tepat di hari Ibu. Dokumen pribadi
Terimakasih Tuhan untuk anugerah seorang Ibu yang luar biasa di kehidupanku. Selamat Hari Ibu Nasional 2019 untuk semua Ibu di Indonesia.Â
Saya menutup artikel ini dengan sebuah lagu yang dinyanyikan Backstreet Boys
The Perfect Fun
Salam hormat saya.Â
...
Written by Ari Budiyanti
22 Desember 2019
Dedicated for my beloved mom
#HariIbuNasional
#HariIbu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya