Singkat cerita saat mereka sudah menanami pohon kembali di sekitar desa tersebut, merekapun hidup bahagia kembali. Amrita saat itu sudah besar, berkeluarga dan mempunyai anak-anak. Kejadian sama terjadi lagi, saat raja membutuhkan kayu yang banyak, mereka akan menebang pohon di sekitar desa Amrita.Â
Namun kali ini Amrita dan penduduk desa bersikukuh tidak mau meberikan kayu dari pohon mereka. Bahkan mareka melindungi pepohonan dengan memeluk erat pohon-pohon tersebut. Begitu cintanya ya. Akhirnya utusan raja tidak jadi menebang pepohonan di sekitar desa tempat Amrita tinggal. Mereka mencari pepohonan di hutan yang tiada berpenghuni manusia.Â
Amrita berpesan agar setelah menebang pohon, mreka ingat untuk menanam pohon juga. Itupun akhirnya dilakukan oleh para utusan/anak buah raja.
Jangan sampai kita lupa diri, keegoisan meliputi sehingga penjarahan pohon karena kebutuhan kayu dan atau pemukiman membuat jita membabat habis hutan yang sudah ada. Jika sampai demikian, berhati-hatilah menerima kemarahan alam. Inipun pernah saya tuliskan dalam sebuah puisi yang pertama kali saya posting di kompasiana. Anda bisa baca di sini: ketika-alam-marah
Semoga artikel ini bermanfaat bagi AndaÂ
#HariPohonSedunia
Selamat Hari Pohon Sedunia
21 November 2019
Mari cintai bumi