Uang menjadi kebutuhan utama manusia. Mengapa bisa saya sebutkan demikian? Benar sekali ada kebutuhan primer dan sekunder. Kebutuhan primer kita meliputi sandang, pangan, dan papan. Sandang berkaitan dengan pakaian yang kita perlukan. Pangan merupakan kebutuhan makanan sehari-hari. Sementara papan dalam arti tempat tinggal kita, atau sebutlah rumah.
Uang mempermudah kita memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer itu. Kita tak bisa pungkiri, setiap kita membutuhkan uang. Di dunia modern ini, keberadaan uang memang sudah bisa disederhanakan dalam hal penyimpanannya. Masyarakat modern pada umumnya sudah mulai mengurangi penggunaan uang cash. Sebagian besar orang sudah mulai beralih memggunakan e-money, atau uang yang disimpan dalam kartu.Â
Penggunaan e-money atau uang elektronik memang lebih simpel. Kita tidak perlu repot-repot bawa uang cash dalam jumlah banyak. Selama saldo e-money kita mencukupi, akan jauh lebih mudah di bawa ke mana-mana. Simpel bukan? Meskipun demikian, uang adalah uang, baik dalam bentuk cash maupun elektronik. Uang harus dikelola dengan baik oleh pemiliknya.Â
Saya akan sedikit membagikan kisah saya berkaitan dengan pengaturan uang saya pribadi. Saya pernah juga mengalami kegagalan dalam pengelolaan uang. Saat saya mencoba menggeluti dunia bisnis, saya sempat merugi cukup banyak. Jujur itu peristiwa yang menyedihkan dan sangat membekas bagi saya.
Peristiwa ini sempat membuat rasa percaya diri saya hilang. Saya merasa malu kepada keluarga maupun orang lain. Komdisi keuangan saya menjadi tidak menentu. Uang tabungan pun habis terpakai. Cukup lama untuk saya bisa bangkit dari keterpurukan. Ternyata merugi dalam bisnis bisa melumpuhkan semangat hidup saya.Â
Tapi semua hal itu tidak selamanya buruk. Saya mulai berdamai dengan diri saya sendiri. Saya mencoba menemukan prkerjaan yang sesuau dengan "passion" saya lagi. Saya sempat mengira menjalankan bisnis merupakan hak utama yang ingin saya tekuni. Tapi fakta membuktikan, bahwa saya ternyata tidak berhasil dalam bisnis.
Akhirnya saya pun kembali mengajar sebagai guru di sebuah sekolah, setelah sebelumnya saya berhenti mengajar, sekitar 4 tahun. Jadi total waktu saya mencoba berkecimpung di dunia bisnis pun berkisar 4 tahun. Ketika mulai menjadi guru lagi, saya mulai bisa mencukupi kebutuhan saya pribadi tapi hanya pas-pas an saja.Â
Mungkin karena saya belum bertemu dengan instansi yang tepat, maka saya masih belum bisa cukup menabung. Uang gaji selalu habis dalam sebulan. Keadaan itu pun tidak berlangsung selamanya. Saya akhirnya bekerja di instansi lain yang lebih baik dalam memperhatikan kondisi guru dan stafnya. Setidaknya untuk saya, bisa mulai menabung sedikit demi sedikit.Â
Tapi, di tengah usaha saya menabung, saya ternyata sempat mengalami sakit yang membuat saya harus berobat ke dokter secara rutin. Tidak sedikit uang yang saya keluarkan. Uang tabungan saya pun kembali ludes alias habis.Â
Saya sering bertanya-tanya, mengapa kondisi saya terus saja krisis keuangan. Apakah saya yang kurang bisa mencukupkan diri dengan uang yang saya punya? Saya mulai mengintropeksi diri.Â
Saya mencoba mencari solusi sendiri atas masalah keuangan yang saya alami. Sampau akhirnya, setelah saya mulai stabil kesehatannya, saya mulai bisa menabung lagi. Saya kemudian mendisiplin diri saya dengan membuka satu rekening baru.Â