"Bulik, ada di mana?" Seru keponakan kecil saya di suatu sore. Liburan bersama di rumah Ibu, mendadak lingkungan kecilku menjadi ramai. "Di depan, sedang siram-siram tanaman" seru saya.
"Bulik, aku mau ikut siram-siram ya" sebenarnya, akan lebih cepat kalau saya kerjakan sendiri. Tapi demi mengenalkan cinta lingkungan, saya ijinkan keponakan saya bantu siram-siram koleksi tanaman bunga kami.Â
Semarak warna bunga sungguh menghibur hati yang lelah usai perjalanan mudik yang panjang. Hari pertama tinggal di rumah pun saya sudah mulai menyirami tanaman kami. Rasanya tidak tega melihat bunga-bunga cantik kami kekeringan.Â
Saking semangatnya, saya pun mulai merapikan tanaman bunga Ixora yang mekar banyak, dan mulai tancapkan potongan ranting bunga. Berharap akan tumbuh pula. Juga ada tanaman berdaun kuning, Bugenvil, gelombang cinta, kaktus dan lain-lain.Â
Bukan hanya itu, di kota tempat saya bekerja, saya juga sudah membagikan berpot-pot tanaman ke teman-teman yang hobi bertanam. Saya senang, mereka pun senang.Â
Sebelum saya mudik kemaren, saya memberikan dua pot tanaman bunga ke teman saya. Saya kawatir kalau tanaman saya mati karena ditinggal mudik sekitar 1 minggu. Â Jadi saya berikan ke teman saya agar dirawat.Â
Beberapa tanaman yang tahan panas, tidak harus disiramin tapi tetap bisa hidup lama, sata pertahankan. Iya, saya berkebun juga di depan kamar kos saya. Untungnya Ibu kos tidak keberatan ya. Saya juga suka menceritakan kisah berkebun saya ke murid-murid saya.
Dalam pelajaran IPA pun saya bagikan biji tanaman, baik bunga maupun buah. Dan ada beberapa murid yang berhasil merawat tanaman bunga sampai tumbuh berbunga. Senang sekali. Dengan demikian saya sedang memberi mereka teladan untuk mencintai lingkungan dengan merawat tanaman bunga.