"Lebaran ini, papa tidak pulang lagi. Masih banyak turis yang mau berkunjung saat lebaran. Katanya kalau musim liburan, dapat uangnya bisa dobel. Karena banyak orang yang tidak mau ambil kesempatan itu. Mereka lebih memilih lebaran bersama keluarganya daripada bekerja. Kan itu musim libur buat anak-anak sekolah. Waktunya berkumpul bersama keluarga"
Dahlia menahan isaknya. Sedih mengingat lebaran kali ini pun harus dilewati tanpa papanya. Mama memang menghiburnya, "Kan masih ada kesempatan lain bersama papa, tidak harus saat lebaran, sabar ya Dahlia." Kata mama Dahlia kemarin malam setelah menerima telepon dari papanya yang masih mengantar turis berkeliling pulau Bali.
"Oh." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Fitri. Tak bisa menghibur sahabatnya. Tak tega menceritakan kabar gembira kalau keluarganya akan berlibur bersama ke Jogjakarta untuk merayakan hari raya Idul Fitri di sana. Tadinya ia ingin berbagi cerita bahagia ini dengan sahabatnya. Tapi dia menahan niatnya. Dia tahu, saatnya tidak tepat.
"Bagaimana denganmu? Apa rencana liburanmu bersama keluargamu?" Dahlia bertanya pada Fitri, ingin mengalihkan pembicaraan. Fitri jadi diam, bingung mau cerita apa. Dia sudah punya rencana penuh kebahagiaan dengan keluarganya saat lebaran nanti. Tapi, apa iya pantas diceritakan sekarang? Gundah hatinya.
"Emm, biasa. Kami lebaran kali ini memang ada rencana bepergian lagi. Tapi belum diputuskan mau ke mana" kata Fitri. Memang sih keluarganya sudah membahas akan pergi ke Jogja, tapi belum diputuskan karena masih menunggu persetujuan keluarga paman yang katanya akan berkunjung ke rumah.Â
Dahlia hanya tersenyum. Tak terasa sudah hampir satu jam mereka duduk-duduk di taman sambil berbincang. Fitri berusaha menghibur sahabatnya dengan menceritakan beberapa kisah lucu, namun kesedihan hati Dahlia rupanya sangat dalam, dia hanya tersenyum kecil saja menananggapi kisah-kisah lucu sahabatnya.
Akhirnya mereka berdua memutuskan pulang saja. Fitri langsung saja berjalan keluar taman kalau tidak diingatkan Dahlia. "Itu bukunya" Fitri tersenyum malu-malu. Lupa kalau dia baru saja pinjam buku di perpustakaan dan hampir meninggalkan buku itu di bangku taman.
"Bisa kena denda aku, kalau menghilangkan buku ini. Thanks Lia." Kata Fitri. Dahlia hanya mengangguk. Sesampainya di rumah, Dahlia melanjutkan tulisannya. Dibukanya laptop merahnya lalu mulai mengetik kisah yang tadi sempat dimulainya di perpustakaan.Â
Mama baru saja pulang dari pasar. Mama meminta tolong Dahlia membantu menyiapkan aneka makanan untuk dijual saat jam menjelang berbuka puasa. Mamanya memang termasuk pengusaha dadakan kecil-kecilan yang berjualan aneka makanan untuk berbuka puasa. Sudah hampir 2 minggu Mama berjualan di halaman depan rumah. Banyak tetangga yang membeli juga. Termasuk keluarga Fitri.
Kesibukan Dahlia membantu Mamanya memasak, sempat membuatnya sedikit lupa dengan kesedihannya. Mungkin itu juga cara Mama menghilangkan kesedihannya karena Papa tidak pulang saat lebaran. Dahlia juga tidak menyinggung sama sekali mengenai Papanya. Dia tak mau membuat Mama sedih. Sampai akhirnya selesai memasak dan waktunya berjualan di depan rumah.