Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Serunya Berburu Takjil Favorit di Gading Serpong

12 Mei 2019   21:20 Diperbarui: 12 Mei 2019   21:26 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang sempat saya lihat, gorengan yang dijual tadi ada risoles, tahu isi, tempe goreng tepung, bakwan, pastel,  dsb.

Tempe Mendoan. Photo by Ari
Tempe Mendoan. Photo by Ari
Melihat aneka gorengan ini jadi mengingatkan kampung saya, di mana dengan mudah bisa mencari menu tempe mendoan yang digoreng dengan tepung tapi menggorengnya tidak sampai kering. Kalau sampai kering bisa jadi keripik tempe. Makanan tempe mendoan ini kesukaan kami sekeluarga. 

Selama di Tangerang ini, saya sempat kesulitan mencari penjual makanan favorit saya ini, tempe mendoan. Sampai akhirnya ada juga di sekitar tempat saya tinggal. Tapi itupun hamya bertahan beberapa ban saja. Tempe mendoan ini kalau masih hangat/panas, enak sekali buat lauk makan. Tentu saja dengan aksesoris cabai rawit hijau. Tidak apa ya saya bahas makanan di malam hari. Sudah pada berbuka puasa kan untuk semua rekan.

Tempe mendoan, cabe rawit hijau dan nasi. Photo by Ari
Tempe mendoan, cabe rawit hijau dan nasi. Photo by Ari
Aduh saya jadi rindu kampung halaman. Ingin segera mudik. Makan mendoan panas yang digoreng dengan campuran irisan daun bawang yang banyak. Enak sekali. Sayangnya tadi tidak saya temukan di sini. 

Makanan lain yang saya rindukan adalah gethuk. Ini juga tadi tidak saya lihat. Gethuk itu makanan yang terbuat dari singkong, ditambah parutan kelapa. Kalau di rumah, Ihu saya juga sering membelikan saya gethuk di pasar. 

Gethuk. Photo by Ari
Gethuk. Photo by Ari
Sebentar lagi liburan sekolah, bisa mudik dan menikmati makanan-makanan menu favorit saya. Bisa juga buat pilihan untuk takjil bagi teman-teman yang berpuasa.

Kembali lagi ke mari. Saya sempat beli kolak dalam mangkok plastik rasanya manis dan enak. 1 porsi sudah di kemas dalam mangkok plastik harganya Rp. 10.000, isinya ada singkong, ubi ungu, kolang-kaling dan pisang. Sayangnya lupa tidak saya foto. 

Makanan lain yang saya beli adalah bubur sumsum yang dicampur sama biji salak. Maksudnya makanan yang namanya biji salak ya. Bukan biji dari buah salak. Ini dia fotonya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Iya, dibungkus dalam kemasan plastik lagi ya. Waktu saya masih kecil, bubur sumsum sangat saya sukai. Begitu juga dengan bubur candil yang mirip-mirip dengan biji salak. Penjual makanan di kampung, masih menggunakan bungkus daun pisang yang lebih ramah lingkungan. Tentu saja karena di kampung juga lebih mudah d8 dapat ya. Tentang rasa, jauh beda. Tetap saya lebih suka makanan di kampung saya. 

Mari kita lanjutkan. Dari Gading Serpong saya jalan ke arah Kelapa Dua. Sekitar 10 sampai 15 menitan kalau jalan santai. Memang ada juga beberapa penjual takjil ini ya. Tapi letaknya juga agak terpencar. Ada beberapa saja yang berdekatan karena di area samping pasar kelapa dua. 

Saya ini memang ke mana-mana sering jalan kaki di sini. Selain sehat, memang saya juga tidak punya sepeda motor. Paling banter naik kendaraan roda empat yang hanya dengan lambaian tangan segera berhenti, tapi saya harus bayar tarif ke supirnya. Murah lagi. Anda tahu kan yang saya maksud. Iya betul, angkot. Makanya kalau bisa dapat sepeda motor dari Kompasiana kan lumayan. Berharap, boleh aja kan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun