Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.992 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 1-12-2024 dengan 2.384 highlights, 17 headlines, 112.227 poin, 1.131 followers, dan 1.311 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Bagaimana Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai Selama Ramadan

10 Mei 2019   19:57 Diperbarui: 13 Mei 2019   22:37 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan kantong plastik pembungkus makanan dan kresek hijau untuk membawa hasil belanjaan. Photo by Ari

"Mari Cintai Bumi"adalah salah satu judul puisi karya saya bertepatan dengan hari Bumi, 22 April 2019.  

Topik dari Kompasiana untuk hari ini juga menarik. Bagaimana kita mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di bulan Ramadan. Bagi yang sudah ada tips-tips memarik bisa dibagikan dalam bentuk tulisan. Dengan demikian para pembaca bisa mendapat manfaat dan kebaikan-kebaikan dari tulisan. Langkah-langkah inilah salah satu contoh nyata kita benar-benar mencintai bumi. Dengan catatan kita melakukannya. 

Bulan ini bertepatan dengan Ramadan sehingga ada kemungkinan penambahan jumlah penggunaan plastik sekali pakai. Dari mana saja sumber penggunaan plastik sekali pakai itu? Beberapa hal yang bisa saya tuliskan di antaranya adalah:

1. Bungkus aneka makanan yang dijual di tepi jalan 

Dalam sepanjang saya perjalanan pulang kerja, saya melewati lebih dari 5 penjual aneka jenis makanan untuk berbuka puasa. Sebagian besar makanan tersebut dikemas menggunakan plastik sekali pakai.

2. Bungkus aneka minuman yang dijual di tepi jalan 

Gelas plastik bungkus minuman. Photo by Ari
Gelas plastik bungkus minuman. Photo by Ari
Bukan hanya makanan saja yang dijual dan dikemas dengan plastik sekali pakai. Saya juga melihat aneka jemis minuman yang dikemas dengan cara yang sama.

3. Penggunaan kantong plastik / kresek untuk membawa pulang makanan dan minuman yang dibeli

Pembeli akan meminta kantong plastik atau kresek untuk membawa pulang makanan dan minumannya.

...

Ketiga hal di atas pasti sudah menjadi pemandangan umum di segala penjuru, baik kota maupun desa. Tingginya permintaan pembeli akan mempengaruhi semakin banyaknya penggunaan kantong plastik sekali pakai. 

Apa sebenernya alasan orang-orang cenderung menggunakan plastik sekali pakai ini untuk pembungkus makanan dan minuman. Jawabannya pasti sudah Anda ketahui. Plastik dianggap paling murah dan juga praktis untuk digunakan. 

Masalahnya adalah plastik-plastik tersebut hanya bisa dipakai sekali saja kemudian langsung dibuang. Sudah pasti akan terjadi penumpukan sampah plastik.

Benar, banyak orang sudah mulai peduli demgan berbagai gerakan anti sampah plastik. Namun tidak sedikit pula orang yang masih acuh tak acuh dengan penghunaan plastik yang menghasilkan sampah permanen ini. 

Ada banyak orang yang masih tidak terlalu peduli dengan kenyataan mengenai keberadaan sampah plastik yang semakin menumpuk dan menggunung.

Beberapa orang yang sangat peduli lingkungan, ada juga yang memikirkan dengan sangat bagaimana mengolah sampah plastik tersebut agar bermanfaat.

Misalnya dengan daur ulang. Masalahnya, tidak semua orang bisa mengambil langkah ini karena terbentur di biaya. Melaksanakan proses daur ulang dan serangkaian langkah lanjutan lainnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. 

Lalu, adakah cara yang lebih praktis dilakukan untuk mengurangi penumpukan sampah plastik di bumi tercinta kita ini? 

Beberapa yang saya akan sarankan di sini berkaitan dengan pengurangan penggunaan sampah plastik sekali pakai adalah:

1. Meminimalkan penggunaan plastik sekali pakai secara pribadi. 

Contoh tindakan nyata dengan membiasakan diri membawa wadah sendiri ketika membeli makanan dan minuman. Misalnya membawa kotak makan ataupun botol minuman dari rumah. Sampaikanlah pada penjual makanan untuk menggunakan wadah yang kita bawa dari rumah dan tidak menggunakan plastik. Seperti di masa kecil saya, biasanya membeli soto dengan membawa rantang sendiri dari rumah. 

Cara lainnya adalah dengan selalu membawa botol minuman yang bisa diisi ulang saat bepergian. Dengan demikian kita tidak perlu membeli air minum kemasan dalam botol plastik yang akhirnya akan menjadi sampah. 

Selanjutnya, seandainya terpaksa membeli makanan dan minuman yang menggunakan wadah plastik, selesai pakai, kita cuci bersih, keringkan dan mafaatkan untuk keperluan lain.

Kisalnya menjadikannya wadah untuk menyimpan benda-benda kecil milik kita. Jadi tidak langsung dibuang. Tapi tentu saja tidak berlaku untuk kantong plastik pembungkus makanan ya.

Ini hanya bisa berlaku untuk kemasan plastik yang seperti kotak plastik, mangkok plastik atau gelas plastik yang tipis. 

Selain itu kita bisa juga selalu membawa tas lipat dari kain yang bisa kota gunakan berulang-ulang. Saat berbelanja, kita tidak perlu minta kantong plastik untuk membawa pulang barang belanjaan kita, termasuk aneka makanan yang kita beli.

2. Melakukan dengan konsisten langkah nomor 1 . 

Kita harus mulai melakukan semua itu dengan disiplin dan konsisten. Tidak hanya di bulan Ramadan saja tapi juga di bulan-bulan lainnya. Ketika kita melakukannya dengan konsisten, maka akan membentuk menjadi kebiasaan baik.

Kebiasaan yang baik inilah yang akan menebarkan pengaruh baik ke lingkungan sekitar kita. Itu yang akan saya tulis sebagai tips ke 3.

3. Tularkan kebiasaan baik Anda pada lingkungan tempat tinggal Anda. 

Kebiasaan baik yang saya maksudkan adalah contoh-contoh konkrit pada tips nomor 1 yang sudah dilakukan dengan konsisten sesuai tips nomor dua. 

....

Apakah akan terkesan menggurui jika kita membiacarakan hal baik ini pada orang di sekitar kita? Ini tergantung bagaimana cara kita menyampaikannya.

Jika kebiasaan baik ini telah menjadi gaya hidup, orang lain akan melihat langsung teladan kita. Mereka tentunya akan terpengaruh, atau setidaknya melihat masih ada kepedulian pada bumi. Lebih baik lagi kalau mereka bisa meniru dan melakukannya bersama kita.

Lingkungan mana saja yang bisa mulai melihat kebiasaan baik kota ini?

Tentu saja keluarga. Jika kita adalah orang tua, anak-anak kita akan mulai melihat kebiasaan baik ini dari kecil sehingga bisa menerapkannya dalam kehidupan mereka hingga dewasa. 

Jika kita bekerja di kantor, setidaknya rekan-rekan kita akan melihat kebiasaan baik kita ini dan semoga ada yang tertarik untuk mengikuti gaya hidup kita yang baik berkaitan dengan sikap terhadap penggunaan plastik. 

Seandainya pun tidak ada yang peduli, kita janganlah berkecil hati. Setidaknya ada Anda yang peduli pada bumi, meski seolah hanya seorang diri.

Percayalah, di banyak belahan bumi yang lainnya, orang-orang seperti Anda yang peduli bumi juga masih ada. Berbahagialah karena Anda termasuk salah satu di anataranya. 

...

Sekian ulasan singkat dari saya mengenai topik menarik hari ini. Mari kita berlomba-lomba memberi pengaruh postif pada lingkungan dan orang-orang di sekitar kita. Salah satunya dengan menuliskannya menjadi artikel swperti yang saya lakukan sekarang. 

Salam damai Indonesia

Salam cinta bumi.

Kurangi penggunaan plastik sekali pakai bukti peduli kita pada dunia.

Bagi yang mau tahu salah satu contoh cara menggunakan botol palstik bekas bisa baca di artikel saya berjudul :

Memanfaatkan Kaleng, Gelas dan Botol Plastik Bekas untuk berkebun sebagai Solusi Peduli Lingkungan

..

Written by Ari Budiyanti

10 Mei 2019

#Tips mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di Bulan Ramadan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun