April telah berlalu dan memberi banyak pengalaman baru dalam menulis. Memperhatikan topik-topik pilihan yang cukup menarik untuk saya ikuti. Tema-tema tertentu yang bisa menjadi tulisan buat saya. Karena, setiap kita mempunyai bidang minat tersendiri dalam.menulis. Di beberapa kesempatan bulan Maret, saya mendapati topik-topik pilihan yang jauh dari kemampuan saya untuk menjadikan tulisan.Â
Saat April tiba, cukup banyak tulisan saya yang saya ikut ertakan dalam topik pilihan. Sempat berharap ikutan dapat K-Rewards nya Kompasiana di bulan April. Tapi sayang disayang, nama saya belum ada di jajaran para penerima K-Rewards April. Baiklah tidak akan menyurutkan semangat saya dalam menulis di Kompasiana.
Bulan April memberi saya banyak pengalaman baru di Kompasiana. Saya mendapati tulisan-tulisan saya beberapa kali masuk dalam kategori Nilai Tertinggi. Beberapa di antaranya adalah :Â
1.Berteman Kopi dan Buku, Pengusir Sakit Kepala
2. Tanpa Suara
3. Menyepi Sendiri
4. Diamlah Sejenak
5. Koleksi Buku adalah Harta Karunku
6. Goresan Kata Karena Luka
7. Cinta adalah Cinta
8. Kau Tak Bisa Menghentikanku
Ya ada 8 yang sempat tertangkap HP saya dan saya screenshot lalu posting di instagram saya. Aih, lebay ya? Â Mungkin menurut pendapat Anda. Tak apalah, itu cara saya mendokumentasikan pencapaian tulisan saya di kompasiana.
Kisah dibalik puisi ini adalah ketika saya bertahan dari mendengar lisan yang cukup melukai perasaan saya, meski tidak ada maksud dari orang yang menyampaikannya, dan malah menolong saya merenungi pentingnya menjaga lisan dalam menyampaikan maksud saya pada seseorang, meski sudah sangat dekat relasinya.Â
Mungkin anda bertanya-tanya mengapa saya seheboh itu mengabadikan pencapaian saya menulis di Kompasiana. Ini salah satu cara saya menyemangati diri untuk terus menulis. Jujur, beberapa waktu lalu saya pernah sempat ingin berhenti menulis di Kompasiana. Saya bahkan sempat berpamitan dalam satu puisi saya.
Karena satu dan lain hal yang tidak bisa saya ceritakan di artikel ini. Namun saya terharu dengan komentar para kompasianer yang memberi semangat untuk lanjut menulis. Bahkan sampai ditunggu-tunggu. Ada yang memberi semangat sampai begitu. Pasti kita merasa senang dan diperhatikan, seperti disambut dalam suatu keluarga para penulis, kompasianer di sini. Saya sungguh ucapkan terimakasih pada para Kompasianer yang mendukung saya waktu itu.Â
Saya hanya bisa berhenti menulis sekitar 2 mingguan. Setelah itu saya tidak kuat menahan ide-ide di kepala saya yang ingin keluar menjadi tulisan. Baik narasi sederhana maupun puisi. Jadi singkat cerita, saya menulis lagi. Bahkan akhir-akhir ini saya ingin terus menulis. Bila Anda perhatikan, satu hari saya bisa posting 2 sampai 3 tulisan. Kadang bisa 4 seperti hari ini.Â
Bagitulah kisah singkat saya berkaitan dengan rasa cinta saya pada menulis dan Kompasiana menjadi slaah satu tempat saya mencurahkan tulisan-tulisan saya. Terimakash Kompasiana.
Jadi seandainya pun Tuhan panggil saya cepat berpulang padaNya, setidaknya sudah ada 2 warisan yang bisa saya tinggalkan. Yang pertama adalah koleksi buku saya, dan kedua adalah koleksi tulisan saya yang sebagian besar ada di Kompasiana.
..
Selamat berakhir pekan semuanya
...
Written by Ari Budiyanti
3 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H