Bahkan kebiasaan saya jalan pagi sambil mengabadikan keindahan di tepi jalan, bunga-bunga bermekaran, bisa menjadi cerita di Kompasiana.Â
Menulis di Kompasiana membuat saya bersemangat juga karena adanya apresiasi dari sesama Kompasianer. Vote-vote yang diberikan cukup menghibur. Bahkan kalau sampai masuk artikel terpopuler karena dibaca banyak orang, itu membuat senang juga.Â
Ada satu pengalaman saya mengikuti blog competition beberapa waktu lalu mengenai resensi film di bulan Februari. Saya menulis tentang film Princess Cut. Meski saya tidak memenangkan competition, melalui tulisan ini saya mendapat pencapaian baru. Itu artikel pertama saya dan mungkin satu-satunya untuk saat ini yang mencapai view di atas 1000 juga vote terbanyak diantara artikel saya lainnya.Â
Puisi ke dua saya yang juga tercipta dalam kondisi hati yang sama tak baiknya, justru mengantar saya pada pencapaian pertama puisi saya terpilih jadi headline di Kompasiana. Senangnya hati saya. Sudah komplit.
Baiklah, itu sekelumit kisah saya menulis di Kompasiana. Saya berterimakasih pada rekan-rekan Kompasianer sekalian yang dengan setia mengunjungi akun saya. Bagi para silent reader, saya juga berterimakasih. Semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk siapapun Anda yang membacanya.Â
Bagi kompasianer yang sudah berkenan memberi vote dan komentar positif, apa yang Anda-Anda lakukan sudah membuat saya lwbih bersemangat lagi menulis di Kompasiana. Bahwa tulisan saya bukan hanya dibaca, namun berguna, setidaknya bagi Anda yang memberi vote dan komentar.
Untuk Kompasiana, terimakasih sudah memberi saya ruang untuk menulis berbagai hal dalam kehidupan saya. Dan bukan hanya itu, berkat Kompasiana, saya punya banyak kenalan baru yang suka membaca dan menulis. Bahkan dari para penulis senior, penyuka puisi, penyuka cerpen dan lain-lain. Hidup jadi lebih berwarna cerah, ceria dan meriah.Â