Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Kalah, Membuat Saya Belajar Lebih

31 Maret 2019   15:50 Diperbarui: 31 Maret 2019   20:02 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengikuti lomba bukanlah kebiasaan saya. Lomba apapun itu. Saya ingat terakhir saya ikut lomba di masa kecil. Waktu SD saya sering ikut lomba cerdas cermat antar sekolah. Saya tidak terlalu ingat bagaimana rasanya setelah lomba. 

Ada sebuah ungkapan : kalah menang itu biasa. Dalam perlombaan ada yang menang dan ada yang kalah. Tapi perasaan saat kalah dalam suatu perlombaan, tidak terlalu saya pahami. Kecewa dan sedih pasti ada. 

Beberapa kali murid-murid saya mengikuti aneka lomba. Ada lomba mewarnai gambar, lomba Spelling kata dalam bahasa Inggris, lomba melukis, dan lomba-lomba lainnya. Saat mereka tidak menang, saya berusaha menghibur mereka. Tapi, saya tidak bisa sungguh menyelami perasaan mereka. 

Sampai satu kali, saya akhirnya memutuskan ikut suatu event di Kompasiana, blog competition dengan tema "say it with film"

Awalnya, saya tidak terlalu tertarik ikut event ini. Karena saya bukan penggemar berat film, yang terbiasa menikmati film-film terbaru apalagi mengejar-ngejar jam tayang di bioskop. Bisa dihitung dengan jari, berapa kali saya menonton di bioskop seumur hidup saya. 

Saya lebih suka menonton film di rumah. Iya, film lawas yang sudah tidak lagi tayang di bioskop. Buat saya, sayang juga pakai uang beli tiket di bioskop. Mendingan buat beli buku. Itu saya. 

Tapi kalau keluarga saya mengajak menonton bersama, iya saya tidak tolak. Saya biasa menonton film.bersama mereka saja. Kalau menonton dengan teman-teman, paling hanya beberapa kali. 

Suatu Sabtu malam, saya teringat satu judul film yang teman saya rekomendasikan. Judulnya "Princess Cut". Akhirnya saya pun menonton film tersebut. Ada dorongan kuat dalam diri saya untuk membagikan film ini dalam bentuk resensi. Resensi saya berjudul : "Princess Cut", Film Untuk Perenungan Para Single.

Saya ingat sekali, kalau di Kompasiana pas juga ada event blog competition ini. Saya pun akhirnya memutuskan menyertakan tulisan saya tentang film tersebut dalam event ini. 

Saya tidak menyangka, saat saya menulis resensi ini, ini menjadi pengalaman baru buat saya. Dibandingkan tulisan-tulisan saya lainnya, resensi film Princess Cut bisa mencapai View sampai di atas 1.000. Bukan hanya itu, jumlah pembaca yang memberi vote juga paling banyak dibandingkan tulisan-tulisan saya lainnya di Kompasiana ini. Sampai 32 vote per hari ini. Pun jumlah komentarnya, paling banyak. Pembandingnya adalah artikel-artikel tulisan saya sendiri ya. Saya lebih tertarik membandingkan diri saya yang dulu dengan diri sendiri yang sekarang. Bagaimana pencapaian tulisan-tulisan saya.

Buat seorang pemula seperti saya, prestasi tersebut cukup membesarkan hati. Bukan hanya itu, ada juga rekan yang sampai mengirimkan email ke saya, menanyakan di mana bisa dapatkan film tersebut. Banyak pesan masuk ke saya, bagaimana teman-teman, terutama yang masih single terberkati dengan tulisan saya tersebut. Ini pertama kalinya buat saya.

Teman-teman saya juga ada beberapa yang membagikan tulisan resensi film Princess Cut ini di medsos mereka. Saya senang sekali dan bersyukur karena tulisan saya boleh bermanfaat bagi banyak orang. 

Saya masih menantikan hasil pengumuman blog competition. Sampai akhirnya tayang juga pengumuman pemenang. Ada kesedihan dan kekecewaan waktu saya dapati tidak ada nama saya dan artikel saya di situ. Saya bisa memahami lebih jelas perasaan saat kalah lomba. Saya bisa berbagi dengan murid-murid saya tentang perasaan karena kalah dalam perlombaan. 

Tapi, saya tidak berhenti dalam kesedihan karena kalah. Saya ingat kembali tujuan awal saya menuliskan resensi film tersbut sebenarnya ingin sekali berbagi isi dari film yang sudah menginspirasi saya dan bermanfaat. Jadi ikut blog competionnya karena bertepatan pas ada event yang cocok dengan tulisan yang saya buat. 

Mengingat bagaimana teman-teman membaca dan merespon tulisan tersebut sudah membuat saya merasa bahagia. Seandainya menang dalam blog competition, saya tahu itu sebagai bonus saja buat saya. Tapi inti dari tujuan penulisan artikel sudah tercapai, menjadi saluran inspirasi bagi pembacanya. 

Mungkin bagi para penulis senior di Kompasiana, mendapat view di atas 1.000 adalah hal biasa, bahkan sampai di atas 10.000. Tapi bagi saya, cukup memuaskan bisa mencapai angka view di atas 1.000. Bahkan sempat masuk deretan terpopuler ke dua, di antara dua tulisan lainnya. 

Dokpri
Dokpri

Iya, itu pengalaman sederhana yang ingin saya bagikan sore ini. Saat saya kalah dalam perlombaan, saya jadi belajar lebih banyak. Belajar meresapi perasaan kalah dan berempati pada murid-murid saya yang kalah lomba. Dan juga belajar untuk menulis lebih baik lagi ke depannya.

Terimakasih untuk Kompasiana yang memberi wadah bagi saya yang suka menulis untuk lebih mengembangkan kemampuan saya menulis. Jujur saja, saat tulisan saya menjadi pilihan editor, bahkan ada yang jadi headline rasanya senang sekali. Memberi semangat pada saya untuk terus menulis dan merasa diapresiasi. 

Rekan-rekan Kompasianer yang setia membaca, memberi vote dan memberi komentar juga jadi rekan-rekan menulis yang memberi semangat dan menginspirasi. Terimakasih saya pada rekan-rekan Kompasianer sekalian dan juga para "Silent readers" tulisan-tulisan saya di Kompasiana. 

Note: Foto-Foto yang saya cantumkan hasil Screenshot. Semoga tidak ada pihak yang tidak berkenan ya.

Salam Hangat dari saya untuk rekan-rekan sekalian

...

Written by Ari Budiyanti

Seorang penggemar bunga dan buku yang jadi pendidik di suatu sekolah

...

31 Maret 2019

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun