Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Mari Berkebun Sayuran

29 Maret 2019   18:14 Diperbarui: 13 Juni 2020   08:20 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayuran adalah menu yang seharusnya menjadi makanan kita sehari-hari. Bukan rahasia lagi kalau makan sayur mayur sangat baik bagi kesehatan kita. Jadi apa sayuran kesukaan Anda? 

Tulisan saya kali ini tentang kisah saya berkebun sayuran di halaman depan dan belakang rumah. Saya memang sangat menikmati berkebun. Semua yang memungkinkan ditanam, akan saya tanam. Tidak hanya bunga-bunga saja tapi juga tanaman sayur.

1. Tomat

Buah Tomat yang pernah sangat rimbun di halaman rumah. Photo by Ari
Buah Tomat yang pernah sangat rimbun di halaman rumah. Photo by Ari
Kisah pertama saya dengan Tomat. Rumah saya dekat dengan pasar. Kadang, tanpa saya tanam, saya menyadari ada tanaman baru yang bermanfaat di halaman rumah. Bisa dari biji-bijian yang mungkin dibawa oleh burung dari pasar sebelah rumah. 

Seperti tanaman tomat di atas. Awalnya saya seperti biasa menyiramin tanaman bunga saya. Waktu lihat ada tanaman tomat, saya segera perhatikan dengan seksama. Saya rawat, disiramin setiap hari. Rumput di sekitarnya saya cabut. Dan sampai berbuah banyak. Buahnya saya nikmati bersama keluarga. Bahkan kedua keponakan saya ikut menikmatinya. 

Keponakan kecil menikmati tomat. Photo by Ari
Keponakan kecil menikmati tomat. Photo by Ari
Kalau keponakan saya yang satu ini, belum terlalu suka tomat. Waktu melihat tomat matang di pohon, senangnya bisa ikut panen tapi tidak mau makan hasil panennya.

Keponakan yang lebih besar sudah suka makan tomat. Photo by Ari
Keponakan yang lebih besar sudah suka makan tomat. Photo by Ari
Sekilas tentang tomat hasil berkebun saya beberapa tahun lalu. Rasanya makan tomat hasil kebun sendiri, nikmatnya luar biasa. 

Tomat hasil panen. Photo by Ari.
Tomat hasil panen. Photo by Ari.
Tunggu tulisan saya khusus membahas berkebun tomat ya. Kali ini saya hanya menyebutkan saja kisah singkat si tomat. Saya lanjut ke tanaman ke dua ya.

2. Pare

Hasil kebun saya selanjutnya adalah Pare. Photo by Ari
Hasil kebun saya selanjutnya adalah Pare. Photo by Ari
Siapa penggemar si pahit yang lezat ini? Pare. Ibu saya penggemar berat masakan sayur pare. Saya harus bilang lagi, awalnya tanaman pare pun tiba-tiba saja muncul di halaman depan rumah saya. Saya tidak menanamnya dengan sengaja. Saya hanya mengenalinya lagi, ada tanaman pare, dan selanjutnya saya rawat. 

Pare hasil kebun sendiri. Photo by Ari
Pare hasil kebun sendiri. Photo by Ari
Baru setelah saya berhasil merawat tanaman pare ini hingga bisa dipanen buahnya, saya bercocok tanam pare dengan sengaja. Saya membiarkan satu buah pare sampe tua dan matang untuk dijadikan benih/bibit tanaman selanjutnya.

Apakah ada yang belum pernah lihat buah calon bibit pare. Ini saya perlihatkan fotonya ya. 

Buah Pare yang matang dan bijinya siap ditanam. Photo by Ari
Buah Pare yang matang dan bijinya siap ditanam. Photo by Ari
Nah. Dari biji-biji di dalam 1 saja buah pare ini, saya berhasil menanam beberapa tanaman pare baru dan sampai panen. Senang sekali rasanya. Ibu pun bisa masak sayur pare kesukaannya. 

Hasil panen pare kebun sendiri. Photo by Ari
Hasil panen pare kebun sendiri. Photo by Ari
Salah satu kreasi masakan sederhana yang saya buat dengan bahan pare adalah telur dadar isi pare. Jadi, setelah pare saya panen dan saya cuci bersih, dikeluarkan bijinya, selanjutnya saya potong-potong kecil dan campurkan dengan telur, kocok sampai bercampur merata telur dan parenya. Selanjutnya goreng telur dadar isi pare dengan tambahan cabai sesuai selera ya. Saya menikmati sekali telur dadar isi pare ini. Ada yang mau coba?

Telur dadar pare. Photo by Ari
Telur dadar pare. Photo by Ari
Setelah pare, kisah berlanjut pada tanaman sayur lainnya.

3. Kenikir

Kenikir hasil kebun sendiri.photo by Ari
Kenikir hasil kebun sendiri.photo by Ari
Berawal dari saya jalan-jalan pagi bersama ibu dan ada tanaman kenikir tumbuh liar di tepi jalan dekat sawah. Ada satu bunga yang sudah mengering dan jadi biji. Saya ambil beberapa dan saya tanam di rumah.

Tujuan saya, menikmati bunganya saja karena indah. Tapi ternyata ketika daunnya timbuh banyak dan subur, para tetangga lihat dan meminta daun kenikir muda untuk disayur. Kenikir bisa direbus saja dijadikan pecel atau kluban, juga bisa dimasak lainnya. 

Berhubung ibu dan saya tidak terlalu menikmati kenikir, hampir semua daun kenikir kami dipanen oleh para tetangga. Indahnya berbagi tanaman sayur. Jadi proyek sederhana "Vegetables for free".

4. Cimongkak

Cimongkak. Photo by Ari
Cimongkak. Photo by Ari
Ada yang kenal tanaman di atas? Iya mirip dengan lenca. Hanya saja ukurannya lebih besar sedikit, dan kulit buahnya tidak selicin lenca, lebih kasar sedikit. Bisa tumbuh besar dan batangnya berduri juga berbulu halus. Jadi harus hati-hati.

Sama dengan tomat dan pare, cimongkak ini pun awalnya tumbuh sendiri di halaman depan rumah, bukan sengaja saya tanam. Dan melihat ada tanaman yang awalnya saya kira terung, maka saya rawatlah si dia.

Tanaman Cimongkak. Photo by Ari
Tanaman Cimongkak. Photo by Ari
Melihat bentuk daunnya, saya menduga kalau ini tanaman terung ungu. Saya salah sangka. Memang cimongkak ini tergolong terung, tapi bukan jenis terung besar yang biasa kita temui. Buah cimongkak ini kecil-kecil bergerombol banyak. Bunganya sangat cantik berwarna putih kecil-kecil juga mirip bunga terung. 

Buah Cimongkak untuk tetangga. Photo by Ari
Buah Cimongkak untuk tetangga. Photo by Ari
Hasil panen kali ini pun diberikan lagi ke tetangga. Karena setelah dipanen, ternyata sangat banyak. Proyek ke dua "Vegetables for free". Kami senang, tetangga pun senang. 

Ini dia foto bunga Cimongkak. Penggemar bunga seperti saya, tidak akan melewatkan pemandangan seindah ini. 

Bunga Cimongkak. Photo by Ari
Bunga Cimongkak. Photo by Ari
Belum berakhir kisahnya. Lanjut ke tanaman sayur berikutnya. Yang sangat terkenal. 

5. Cabai

Beberapa tanaman cabe koleksi saya. Photo by Ari
Beberapa tanaman cabe koleksi saya. Photo by Ari
Siapa sih yang tidak kenal buah yang satu ini. Bagian tumbuhan yang biasa dimanfaatkan segala kalangan masyarakat adalah buahnya. Tentu saja, si buah cabai. Tapi, meskipun bagian buahnya yang dimanfaatkan, cabe ini tergolong sayuran. Karena biasa dimasak di dapur bersama aneka jenis sayuran lainnya sebagai penambah cita rasa pedas. Ada beberapa jenis cabai yang pernah singgah di halaman saya.

a. Cabai rawit

Cabe rawit hijau depan rumah. Photo by Ari
Cabe rawit hijau depan rumah. Photo by Ari
Tanaman cabai rawit hijau ini terkenal pedasnya. Biasa buat dimakan menemani gorengan. Juga bisa dijadikan sambal untuk rujak dan pecel. Bahkan berguna pula untuk masak sayur oseng-oseng atau tumis.

Cabe rawit hijau di depan rumah. Photo by Ari
Cabe rawit hijau di depan rumah. Photo by Ari
Panen - panen. Saya jadi teringat pak Tjiptadinata Effendi yang pernah menyebutkan berkebun cabe di Australia karena harganya mahal sekali. 

Indonesia begitu kaya raya hasil alam. Cabai tumbuh subur dan bahkan bisa dapat gratis kalau di desa para tetangga yang banyak menanam cabe. Lagi-lagi proyek "vegetables for free"

b. Cabai rawit merah

Cabe jenis lainnya. Photo by Ari
Cabe jenis lainnya. Photo by Ari
Ada yang tahu nama khusus cabai di atas ? Saya juga menyebutnya cabai rawit. Bedanya ini warnanya kuning waktu masih muda dan akhirnya menjadi merah setelah matang. Rasanya juga sama pedas dengan cabai rawit hijau.

Waktu sedang panen cabai, ibu dan saya tak perlu lagi belanja cabai untuk beberapa hari. Kami memasak dengan cabai  hasil dari kebun sendiri.

Cabe yang telah matang. Photo by Ari
Cabe yang telah matang. Photo by Ari
Cabai ini juga banyak ditemui di pasar ya dan biasa dipakai memasak berbagai jenis makanan. 

c. Cabai hijau

Cabe hijau. Photo by Ari
Cabe hijau. Photo by Ari
Selanjutnya cabai hijau ini pun pernah jadi penghuni setia halaman belakang rumah. Dan cukup lama menjadi tanaman kesayangan kami. Ada jenis cabai hijau yang buahnya lurus, panjang, meruncing di ujung buah dan kulit buahnya licin.

Cabe hijau keriting. Photo by Ari
Cabe hijau keriting. Photo by Ari
Selain itu tumbuh juga cabai hijau keriting. Tuhan itu luar biasa ya. Cabai saja dibuat bermacam-macam bentuknya. Padahal rasanya sama-sama pedas. Fungsinya juga sama untuk membuat masakan bercitarasa pedas. 

Tuhan luar biasa kreatif. Lihat saja, kalau tanaman cabai saja dibuatNya bermacam-macam species dan variannya, betapa Tuhan pun jauh lebih memperhatikan manusia yang diciptakanNya dengan mulia. Jadi jangan pernah anggap remeh orang lain ataupun diri sendiri ya. 

Itulah beberapa jenis cabai yang pernah menjadi tanaman koleksi saya. 

6. Bawang Merah

Daun Bawang Merah. Photo by Ari
Daun Bawang Merah. Photo by Ari
Saya harus mengakui, tidak semua yang saya tanam berhasil sampai saya panen. Salah satunya bawang merah. Saya penggemar bawang merah goreng. Dan juga daun bawang merah, yang disebut muncang di kampung saya, juga menjadi favorit saya. Setiap kali membuat telur dadar, saya suka menambahkan muncang dan cabai rawit. 

Jadi bisa Anda bayangkan ya waktu saya panen daun bawang dan cabai rawit bersamaan. Saya bisa sering-sering masak telur dadar isi daun bawang merah. 

Tanaman bawang merah. Photo by Ari
Tanaman bawang merah. Photo by Ari
Tapi untuk tanaman yang satu ini, saya tidak berhasil merawatnya dalam waktu lama. Saya hanya bisa menikmati sebentar dan selanjutnya tanamannya mati. Sedih hati saya. Entah mengapa bisa demikian. 

Tak usah berlama-lama sedih. Ada juga tanaman sayur yang berhasil timbuh melimpah di halaman belajang rumah. Apakah itu? 

7. Bayam

Tanaman Bayam di belakang rumah. Photo by Ari
Tanaman Bayam di belakang rumah. Photo by Ari
Ya betul sekali. Tanaman bayam ini tumbuh melimpah di halaman belakang rumah saya. Awalnya juga saya heran, melihat banyak sekali tanaman bayam kecil-kecil di belakang rumah.

Tanaman bayam mudah ditanam dari bijinya. Saat berbunga, bijinya sangat banyak. Begitu tersebar di bawah tanaman induk akan muncul tanaman kecil-kecil sangat banyak. 

Tanaman bayam yang masih muda. Photo by Ari
Tanaman bayam yang masih muda. Photo by Ari
Menyenangkan sekali bagi saya dan Ibu yang sangat menyukai bayam. Kami penggemar bayam. Waktu bayam-bayam ini siap panen, kami sudah pikirkan masakan apa saja yang bisa dibuat dari sayuran ini. 

Sayur bening, keripik bayam, oseng bayam, lodeh bayam, telur dadar isi bayam, masak mie pun kami kasi bayam. Mengingat masa-masa ini sungguh menyenangkan buat saya. 

Sekali lagi menikmati sayuran dari kebun sendiri rasanya memang luar biasa. Jadi bila Anda ada lahan cukup, sudahkah mencoba menanam sayuran? 

Itu kisah sederhana saya berkebun sayur mayur di kampung halaman saya, di halaman depan dan belakang rumah Ibu saya. Bagaimana dengan Anda? Siapkan berkebun sayuran? 

Foto koleks tanamani sayuran saya. Photo by Ari
Foto koleks tanamani sayuran saya. Photo by Ari
Sekian dulu ya kisah berkebun saya. Tulisan ini saya buat sore sepulang kerja. Sambil melepas lelah, mengingat kembali masa-masa indah saat masih bisa berkebun sayuran di kampung halaman tercinta. Di suatu sudut desa di negeriku Indonesia tanah air tercinta. 

Salam hangat dari saya, seorang guru yang suka makan sayur dan berkebun tanaman sayur. 

....

Written by Ari Budiyanti

29 March 2019

Foto penulis artikel ini di tengah-tengah koleksi tanamannya di kampung. Dokumen Pribadi
Foto penulis artikel ini di tengah-tengah koleksi tanamannya di kampung. Dokumen Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun