Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.992 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 1-12-2024 dengan 2.384 highlights, 17 headlines, 112.227 poin, 1.131 followers, dan 1.311 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memanfaatkan Waktu Liburan Sekolah dengan Berkarya

28 Maret 2019   01:01 Diperbarui: 28 Maret 2019   02:29 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu sahabat karib saya pernah memberi komentar begini pada saya: 

"Ri, kamu ini kerja udah sama anak-anak, liburan juga masih saja ya sama anak-anak, apa ga bosen? "

Saya menanggapi dengan senyum dan menyahut "Iya ya, kerja bertemu murid-murid kecilku, liburan sekolah bersama keponakan-keponakan kecilku. Duniaku selalu dikelilingi anak-anak"

Mencintai dunia anak, bukan hal yang semata-mata ada dalam diri saya. Ada proses yang cukup panjang. Ada masa dalam kehidupan saya, tidak bisa dekat dengan anak-anak. Saya bahkan merasa selalu direpotkan saat bersama mereka.

Menjelang akhir masa perkuliahan saya, banyak acar seminar pendidikan saya ikuti. Tema-temanya juga berkaitan dengan Pendidikan Anak. Selain itu, saya jiga terlibat dalam aktivitas rutin bersama anak-anak seminggu sekali menjelang akhir masa kuliah saya. Jadi tidak ada yang kebetulan. 

Singkat cerita, dari sekian banyak lamaran pekerjaan yang saya kirimkan seusai masa kuliah, menjadi guru anak-anak adalah kesempatan pertama saya menapaki dunia kerja. Jadi, saya pun mulai dekat dengan anak-anak. Selain itu, ketiga kakak saya mulai mempunyai anak-anak kecil. Masa liburan sekolah tentu saja saya bersama keponakan-keponakan kecil saya. 

Keponakan saya dengan hasil karya liburan bersama saya. Photo by Ari
Keponakan saya dengan hasil karya liburan bersama saya. Photo by Ari
Ini kisah saya bersama mereka saat melewatkan masa liburan sekolah. Sebagai guru anak-anak, saya sudah terbiasa dengan aktivitas membuat prakarya. Salah satunya seni melipat kertas atau origami. Saya mengajak keponakan-keponakan saya berkreasi bersama. 

Karya pertama kami adalah membuat bunga kertas menggunakan kertas lipat. Mereka sangat antusias. Saya mengajarkan cara-cara melipat kertas yang paling sederhana terlebih dahulu. Mereka mengikutinya dengan penuh semangat. 

Bunga kertas hasil aktivitas origami. Photo by Ari
Bunga kertas hasil aktivitas origami. Photo by Ari
Mereka melipat kertas dengan bentuk hati, lalu menyusunnya menjadi bunga. Setlah itu, ditempelkan di kertas lainnya, dengan ditambahkan bentuk batang dan daunnya. Hasil karya mereka bisa dilihat pada foto di atas.

Keponakan saya ada dua yang usia SD, sehingga lebih semangat mengerjakannya  bersama-sama. 

Hasil karya menempel bunga 1. Photo by ari
Hasil karya menempel bunga 1. Photo by ari
Saling memberi semangat saat salah satunya mulai merasa lelah atau bosan. 

Hasil karya menempel bunga 2. Photo by Ari
Hasil karya menempel bunga 2. Photo by Ari
Selain bunga-bunga di atas, ada karya lainnya di bawah ini. 

Beberapa hasil melipat kertas dengan bentuk dasar hati. Photo by Ari
Beberapa hasil melipat kertas dengan bentuk dasar hati. Photo by Ari
Kami juga membuat kupu-kupu dari hasil  melipat bentuk hati. Lipatan bentuk hati menjadi sayapnya. Selanjutnya dengan menambahkan bagian badan kupu-kupunya dan antenanya, jadilah kupu-kupu cantik yang siap terbang. 

Kupu-kupu dari kertas buatan kami. Photo by Ari
Kupu-kupu dari kertas buatan kami. Photo by Ari
Kupu-kupu dan tongkat hati. Jangan bayangkan tongkat yang panjang ya. Tingkat hati semacam tingkat peri dalam dunia dongeng anak. Mereka suka mainan ini seperti semcam tongkat ajaib. Yah ada-ada saja ya dunia anak.

Membuat tongkat hati 1. photo by Ari
Membuat tongkat hati 1. photo by Ari
Selanjutnya, kami juga membuat beberapa jenis bunga lainnya dari kertas, kali ini ini dengan bentuk yang berbeda. 

Hasil karya bunga dari guntingan kertas lipat. Photo by Ari
Hasil karya bunga dari guntingan kertas lipat. Photo by Ari
Bagian ini memang cukup sulit karena membutuhkan ketelatenan dan ketelitian. Mengapa begitu? Karena kertas-kertas yang ditempel ukurannya bervariasi, mulai dari yang kecil sampai besar, dengan warna yang berbeda-beda. Dengan prakarya ini, mereka juga sedang belajar tentang pola dan keteraturannya. 

Keponakan saya dan hasil karya menempel bunga. Photo by Ari
Keponakan saya dan hasil karya menempel bunga. Photo by Ari
Proyek selanjutnya, adalah membuat bunga tiga dimensi. Bagian ini saya lebih banyak ambil bagian. Mereka membantu sebisa mereka. 

Bunga hasil origami. Photo by Ari
Bunga hasil origami. Photo by Ari
Bagian tangkai dan daunnya, mereka yang membuatnya. Mereka sebenarnya mencoba juga membuat bunganya, namun lebih banyak dapat bantuan dari saya. Memang agak rumit. 

Bunga nampak depan. Photo by Ari
Bunga nampak depan. Photo by Ari
Bunga kertas yang lainnya. Photo by Sri
Bunga kertas yang lainnya. Photo by Sri
Selagi mereka memperhatikan saya membuat bunganya, saya memberi mereka tugas membuat dan menghias vas bunga. Bahan yang digunakan, tentu saja botol bekas yang kemudian dibungkus dengan kertas lipat. Lalu ditempel hiasan sesuai selera dan kreativitas mereka. Ini hasilnya.
Bunga kertas di dalam vas. Photo by Ari
Bunga kertas di dalam vas. Photo by Ari
Mereka berdua sangat senang dengan hasil karya bersama ini. Saya sedang memperkenalkan ke mereka mengenai kerjasama tim. Seru buat mereka. 

Foto bersama bunga dalam vasnya. Photo by Ari
Foto bersama bunga dalam vasnya. Photo by Ari
Penggemar bunga seperti saya ini, hasil karya melipat kertas pun jadi bunga. Tak apalah. Keindahan bunga asli menjadi inspirasi pembuatan bunga kertas.

Bangga foto bersama hasil karyanya. Photo by Ari
Bangga foto bersama hasil karyanya. Photo by Ari
Bunga-bunga dan bunga. Wah dunia ini semakin ceria dan cerah oleh kehadiran bebungaan ya. Bahkan hanya bunga kertas juga memberi semarak tersendiri. 

Keponakan saya yang satunya minta membuat burung merak. Kreasi kami bertambah lagi, membuat bunga merak sederhana. 

Bunga merak kertas. Photo by Ari
Bunga merak kertas. Photo by Ari
 Kalau Anda biasa membuat kipas dari kertas lipat, pasti tidak asing melihat burung merak ini. Benar sekali. Untuk membuat ekor burung merak yang mempesona, kami menggunakan metode dasar sederhana melipat kertas seperti hendak membuat kipas. Lalu dilipat lagi jadi dua sama panjang membentuk ekor yang sedang mekar. 

Tiga burung merak hasil karya kami. Photo by Ari
Tiga burung merak hasil karya kami. Photo by Ari
Bagian selanjutnya adalah menggambar pola bentuk badan, paruh, mahkota di kepalanya dan kaki. Jadilah burung merak seperti foto di atas. Agar bulu-bulu burung merak di bagian ekor nampak indah, perlu dihias dengan pensil warna, bisa juga dengan spidol kecil. Gambarlah coraknya mengikuti corak burung merak yang asli.

Photo bersama burung merak kesayangan. Photo by Ari
Photo bersama burung merak kesayangan. Photo by Ari
Keponakan saya yang lebih kecil lagi, sangat suka burung merak ini. Dia minta foto bersama merak-merak kertasnya. 

Kakak beradik foto bersama hasil karya mereka. Photo by Ari
Kakak beradik foto bersama hasil karya mereka. Photo by Ari
Pembuatan burung merak kertas ini relatif mudah sehingga bisa melibatkan mereka semua. 

Oya, karena ada keponakan yang paling kecil ini, yang waktu itu liburan bersama saya, maka saya juga memikirkan aktivitas termudah. Dengan begitu, dia bisa terlibat dan ikutan senang, bukan hanya melihat saja.

Saya meminta mereka menghias kartu denga tempelan guntingan-guntingan bentuk sederhana. Karwna waktu itu bulan Desember, hiasannya pun menyesuaiakan momen bulan Desember. 

Hasil menempe hiasanl kertas. Photo by Ari
Hasil menempe hiasanl kertas. Photo by Ari
Dari ke empat karya di atas, bisa ditebak kan ya, kira-kira masing-masing karya siapa saja? Mana ya yang karya saya? 

Terakhir sekali. Kami membuat satu prakarya pamungkas. Satu alat yang digunakam untuk mengabadikan saat-saat indah kami. Bisakah Anda menenbaknya?

Yup. Kami membuat kamera dari kertas lipat. Setelah itu mereka bermain menjadi fotografer dan memotret hasil karya bersama. 

Kamera dari kertas lipat. Photo by Ari
Kamera dari kertas lipat. Photo by Ari
Kira-kira begitulah kisah saya bersama ketiga keponakan saya pada liburan sekolah beberapa tahun lalu di bulan Desember. 

Saya bagikan kisah ini, untuk memberi inspirasi bagi Anda, ide-ide kecil yang pernah saya terapkan bersama keponakan-keponakan saya. Semoga bermanfaat. Apalagi, sebentar lagi ada liburan cukup lama karena dipakai ujian sekolah. 

Anak-anak memang harus belajar juga untuk mempersiapkan Ujian Akhir. Ada baiknya diberi selingan-selingan kegiatan bermanfaat agar tidak kelelahan belajar. Itu sekedar saran dari saya. 

Diusahakan agar mereka mengurangi bermain gadget di masa liburan. Bisa juga ide ini dipakai saat liburan sekolah akhir tahun ajaran. Atau sekedar liburan hari Minggu. Boleh saja. Intinya, memanfaatkan waktu liburan sekolah untuk berkarya.

...

Selamat mencoba.  

...

Salam hangat dari seorang guru anak-anak

..

Written by Ari Budiyanti

28 March 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun