Yogyakarta. Siapa tak kenal kota ini? Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota pelajar adalah julukan sejak dulu. Di masa-masa kecil saya, sudah sangat familiar dengan kota ini karena cukup sering mengunjunginya.Â
Bahkan saya pernah hampir menjadi pendatang yang akan menetap cukup lama di kota Gudheg ini. Gudheg adalah makanan khas Yogyakarta dari buah nangka yang dimasak secara khusus. Rasanya pun mantap. Sangat lezat. Saya pernah melihat ulasan singkat di televisi mengenai Gudheg Jogja yang bahkan sudah dikemas dalam kaleng steril, sehingga bisa dijadikan oleh-oleh lebih tahan lama.Â
Ada kenangan indah dengan kota ini saat melewati tiap sudutnya bersama sahabat-sahabat. Iya dua kakak tingkatan saya di kampus tercinta di Surabaya, almamater kami, Univ. Airlangga. Setelah kami semua lulus dan saya kembali ke kota asal, Â kami akhirnya ada kesempatan bertemu di kota romantis ini, Yogyakarta. Ya setidaknya romantis untuk saya, si penulis artikwl.
Kami mencoba makanan tradisional di area pasar Beringharjo. Ada pecel, gudheg dan beberapa pilihan lainnya. Sambil menikmati suasanana Marlioboro. Di sekitar tahun 2009. Wah sudah 10 tahun lalu ya. Kami berjalan bersama menyusuri jalanan Marlioboro, menikmati pemandangan unik. Para penjual batik dan berbagai aksesoris cantik digelar manis di sepanjang jalan Marlioboro. Sambil sesekali kami memperhatikan delman berderet menunggu penumpang.
Sungguh beruntung bagi kami karena kunjungan kami bertepatan dengan diadakannya suatu perayaan di Keraton Yogyakarta. Kami berkesempatan menikmati satu rangkaian acara menarik. Saya tidak akan bahas terlalu banyak mengenai acara ini. Tapi ada dua hal menarik yang kami jumpai saat itu.Â
Pertama, para warga Keraton Yogyakarta mengenakan pakaian tradisional Jawa Tengah, pakaian khas Keraton.Â
Kedua, kami melihat dua Gunungan yang nampak megah. Â