Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Yogyakarta (Kota yang Selalu Memanggilku untuk Kembali)

31 Januari 2019   22:20 Diperbarui: 31 Januari 2019   22:37 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Kepresidenan Yogyakarta. Photo by Ari

Yogyakarta. Siapa tak kenal kota ini? Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota pelajar adalah julukan sejak dulu. Di masa-masa kecil saya, sudah sangat familiar dengan kota ini karena cukup sering mengunjunginya. 

Bahkan saya pernah hampir menjadi pendatang yang akan menetap cukup lama di kota Gudheg ini. Gudheg adalah makanan khas Yogyakarta dari buah nangka yang dimasak secara khusus. Rasanya pun mantap. Sangat lezat. Saya pernah melihat ulasan singkat di televisi mengenai Gudheg Jogja yang bahkan sudah dikemas dalam kaleng steril, sehingga bisa dijadikan oleh-oleh lebih tahan lama. 

Ada kenangan indah dengan kota ini saat melewati tiap sudutnya bersama sahabat-sahabat. Iya dua kakak tingkatan saya di kampus tercinta di Surabaya, almamater kami, Univ. Airlangga. Setelah kami semua lulus dan saya kembali ke kota asal,  kami akhirnya ada kesempatan bertemu di kota romantis ini, Yogyakarta. Ya setidaknya romantis untuk saya, si penulis artikwl.

Mbak Lia, Ari (saya), mbak Rina. Photo by Ari
Mbak Lia, Ari (saya), mbak Rina. Photo by Ari
Ini foto kami bertiga saat akhirnya bertemu di stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Dua sahabat saya ini bertolak dari Surabaya naik kereta api. Kami bertemu setelah perpisahan bertahun-tahun karena waktu itu saya mengajar di Purwokerto. Kami menginap di penginapan yang letaknya tak jauh dari Marlioboro. Tentu saja kami sengaja mencari tempat yang dekat Marlioboro agar kami bisa mengeksplor Marlioboro dan sekitarnya sampai puas. 

Kami mencoba makanan tradisional di area pasar Beringharjo. Ada pecel, gudheg dan beberapa pilihan lainnya. Sambil menikmati suasanana Marlioboro. Di sekitar tahun 2009. Wah sudah 10 tahun lalu ya. Kami berjalan bersama menyusuri jalanan Marlioboro, menikmati pemandangan unik. Para penjual batik dan berbagai aksesoris cantik digelar manis di sepanjang jalan Marlioboro. Sambil sesekali kami memperhatikan delman berderet menunggu penumpang.

Tusuk Konde dari Bathok Kelapa. Aksesoris wanita. Photo by Ari
Tusuk Konde dari Bathok Kelapa. Aksesoris wanita. Photo by Ari
 

Sungguh beruntung bagi kami karena kunjungan kami bertepatan dengan diadakannya suatu perayaan di Keraton Yogyakarta. Kami berkesempatan menikmati satu rangkaian acara menarik. Saya tidak akan bahas terlalu banyak mengenai acara ini. Tapi ada dua hal menarik yang kami jumpai saat itu. 

Pertama, para warga Keraton Yogyakarta mengenakan pakaian tradisional Jawa Tengah, pakaian khas Keraton. 

Keraton Yogyakarta. Photo by Ari
Keraton Yogyakarta. Photo by Ari
Saya berhasil mengabadikan salah satu moment menarik ini. Keraton Yogyakarta dan para abdi dalem dan prajurit, nampak begitu khidmat.

Kedua, kami melihat dua Gunungan yang nampak megah.  

Gunungan di Keraton Yogyakarta. Photo by Ari
Gunungan di Keraton Yogyakarta. Photo by Ari
Kami sungguh tidak menyangka kunjungan kami ke Yogyakarta waktu itu bertepatan dengan moment penting. Saya belum bisa menyajikan lengkap mengenai Gunungan ini. Perlu study khusus untuk membahasnya lebih detail. Semoga di kesempatan lain, saya ada waktu mengulasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun