Mohon tunggu...
Ari Suseno
Ari Suseno Mohon Tunggu... Administrasi - Founder duniaperpustakaan.com

...Yang kita alami sekarang ini adalah: Tuhan diakui, tapi tidak sungguh-sungguh. Allah disebut, tapi proforma dan iseng-iseng saja. Nama agama dijunjung, tapi ajarannya hanya dilaksanakan sebatas kondusif terhadap keperluan kita. Nabi kita rekrut untuk ngikut dan membenarkan langkah-langkah kita. Tuhan kita angkat sebagai ‘karyawan’ yang bekerja untuk karier pribadi dan sukses politik dan ekonomi kita... |Caknun

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gadget, Antara Gaya Hidup dan Kebutuhan

8 September 2012   02:58 Diperbarui: 4 April 2017   18:01 1907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gadget yang saat ini beredar dan merebak di banyak lapisan masyarakat menimbulkan beberapa gejala sosial baru di masyarakat kita. Sebagian orang menjadikan Gadget hanya berfungsi sebagai Gaya Hidup (lifestyle) semata, dan oleh sebagian yang lain Gadget dianggap sebagai sebuah kebutuhan.

Untuk bisa melihat secara jelas dan menilai kapan sebuah Gadget berfungsi sebagai Gaya dan kapan berfungsi sebagai Kebutuhan perlu memperhatikan aspek berikut:

Gadget sebagai Gaya Hidup

Di beberapa kalangan Gadget akan hanya berfungsi sebagai gaya hidup (lifestyle) ketika pemanfaatan dari fitur di sebuah Gadget di gunakan oleh kelompok masyarakat yang tidak tahu fungsi dari fitur yang ada di Gadget. Hal ini bisa di contohkan pada seorang anak ABG (Anak Baru Gede) yang ingin dibelikan Gadget karena alasan supaya terlihat keren dan ingin di puji teman-teman di sekolahnya.

Apa yang di contohkan diatas menunjukan bahwa ABG tersebut dari awal memberi Gadget memang tidak berdasarkan atas kebutuhan Gadget namun lebih kepada faktor Gaya Hidup semata.

Saat ini banyak orang khususnya di kalangan remaja terjebak dalam posisi seperti ini, dimana mereka (ABG) membeli Gadget hanya lebih dikarenakan faktor Gaya Hidup semata. Hal ini tentunya sangat disayangkan sekali. Jika seorang ABG saat membeli sebuah Gadget hanya berdasarkan Gaya Hidup semata, dikhawatirkan penggunaan Gadget hanya akan berfungsi sebagai sarana Bermain Game, Facebookan, Twitteran, dan yang lebih berbahaya lagi adalah akses ke situs-situs porno yang itu akan merusak pola pikir remaja tersebut.

Dalam hal ini dibutuhkan peran orang tua supaya mengawasi dan mendampingi anak-anak mereka, sejauh mana seorang anak saat membeli sebuah Gadget harus di sesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya. Jika perlu orang tua harus mengarahkan dan mengarahkan kepada anak-anak mereka untuk menggunakan fitur dan fasilitas yang ada di Gadget untuk kebutuhan yang bermanfaat.

Gadget sebagai Kebutuhan

Sebuah Gadget bisa dikatakan sebagai Kebutuhan memiliki ciri yang mungkin setiap orang akan berbeda-beda dalam memahaminya. Namun dari beberapa kasus bisa dilihat berdasarkan profesi dan jenis pekerjaan seseorang.

Beberapa jenis profesi dan pekerjaan yang dimaksud antara lain:

Wartawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun