[caption id="attachment_99894" align="aligncenter" width="603" caption="Saat masih banyak anak2 di negeri ini kelaparan dan busung lapar, mereka malah berasyik ria tidur saat sidang, korupsi, mesum,Adu Jotos di ruang sidang, dan terakhir liat video porno saat sidang !"][/caption] Mungkin tidak salah juga ketika masyarakat bersikap APATIS terhadap kinerja pemerintah dan pejabat-pejabat tinggi di negeri ini khususnya DPR. Selain karena kerja mereka yang sangat buruk, hal lain justru mereka lakukan kebiasaan-kebiasaan buruk di hadapan publik. Kebiasaan buruk tersebut dari mulai TIDUR saat sidang, KORUPSI, berbuat mesum, Adu Jotos saat sidang, dan terakhir adalah kasus Arifinto yang tertangkap basah sedang asyik menikmati Video porno saat sidang Paripurna.
Masyarakat sudah kebingungan dan kehabisan stock mencari kata untuk mengumpat dan mengutuk mereka para pejabat negara dan anggota DPR yang berhati iblis itu (yang tidak berhati iblis tidak perlu tersindir).
Yakinlah bahwa negeri ini selamanya tidak akan mungkin bisa maju dan berkembang selama negeri ini masih di kelola dan di urus oleh segerombolan "makhluk" yang masih bermoral bejat, korup, doyan perempuan, memntingkan partai dan golongan, tidak cerdas, dan sifat-sifat buruk yang lain.
Tapi yakinlah juga bahwa negeri sekaya Indonesia ini akan bisa makmur dan sejahtera rakyatnya ketika orang-orang yang tergolong "makhluk menjijikan" itu tidak lagi mengurus negeri ini apalagi bersembunyi di lembaga yang kata orang terhormat itu.
Padahal disisi yang lain kita melihat betapa penderitaan anak negeri ini masih begitu mudah di temukan di sekitar kita, salah satunya adalah pemberitaan dari media online waspada.co.id (THURSDAY, 24 MARCH 2011 14:21) berikut ini:
IDI, ACEH TIMUR -Dua bocah gizi buruk di Desa Blang Keumahang, Kec. Julok, Kuta Binjei, Kab. Aceh Timur terlantar tanpa penanganan serius dari instansi terkait.
Kedua bocah, Maya Jufrida, 13 tahun, dan Jamadul Hakim, 8, kini tinggal di sebuah rumah di kawasan pedalaman Julok, namun sesekali pulang ke rumah Fitriani (kakaknya) yang menetap di desa tetangga setelah menikah.
Fitriani, menjelaskan, kedua adiknya mengalami penyakit aneh itu sejak kecil. Meski beberapa kali telah dibawa berobat namun tak juga sembuh. Sementara Maya Jufrida telah menjalani operasi tumor di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh setahun lalu.
Menurut Fitriani, diperkirakan, Jamalul Hakim juga mengalami hal yang sama. Bahkan, saat dia memegang bagian atas perutnya seperti ada sesuatu benda. Namun dia tidak dapat memastikan apa penyakit adiknya.
Selama ini, lanjut Fitriani, ke dua adiknya hanya dapat menahan sakit di perut tanpa ada tindakan apa pun. Saat adik-adiknya sakit, sesekali dibawa ke orang pintar untuk dirajah air putih yang disemburkan ke perut. “Kadang-kadang saat dirajah sakitnya sembuh, tapi yang namanya perut membuncit tetap tidak sembuh-sembuh,” katanya.
Keterangan lain di RSUD Idi, ke dua bocah belum dapat dipastikan busung lapar atau sakit tumor perut, sebab belum ditangani dokter spesialis anak.