Mohon tunggu...
Fff
Fff Mohon Tunggu... Administrasi - Ddf

Wqq

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dibanding Ayah, Berbakti kepada Ibu Harus Didahulukan

22 Desember 2014   13:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:44 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14191665181961422576

Ketika agama menekankan pentingnya sesuatu atau mendahulukan sesuatu dari  yang lain, tentu hal itu karena adanya suatu hikmah yang agung, manfaat yang besar, dan kasih sayang yang bersifat menyeluruh.

Diantara hal yang ditekankan oleh Islam ini adalah upaya untuk mendahulukan perbuatan berbakti kepada ibu daripada ayah.ya sesuatu atau mendahulukan sesuatu dari  yang lain, tentu hal itu karena adanya suatu hikmah yang agung, manfaat yang besar, dan kasih sayang yang bersifat menyeluruh.

Rasulullah SAW bersabda

"(Allah) telah mengharamkan kalian untuk durhaka kepada ibu-ibu (kalian)...."


Juga seperti  jawaban yang diberikan  Nabi Muhammad SAW kepada orang yang bertanya kepadanya tentang siapakah orang yang paling berhak untuk ditemani dengan baik? Rasulullah SAW bersabda: "Ibumu." Orang itu bertanya lagi: "Kemudian siapa ?" Rasulullah SAW menjawab: "Ibumu." Orang itu bertanya lagi: "Kemudian siapa lagi?" Rasulullah SAW menjawab: "Ibumu." Orang itu bertanya lagi: "Kemudian siapa lagi?" Rasulullah SAW menjawab: "Bapakmu."

Dalam kitab Fath Al-Bari Al-Hafizh Ibnu Hajar -ketika menyebutkan Hadits tersebut menjelaskan "Ibnu Bathal berkata: 'Hadits tersebut menunjukan bahwa hendaknya seorang ibu memiliki porsi tiga kali lipat daripada porsi sang ayah dalam hal mendapatkan bakti. Hal ini dikarenakan seorang ibu mengalami kesulitan saat mengandung, melahirkan, dan menyusui. Ketiga hal itu merupakan bagian yang hanya dirasakan oleh ibu, sedangkan ayah hanya terlibat bersamanya dalam hal mendidik dan membesarkan anak saja. Poin inilah yang telah disinyalir dalam firman Allah SWT: 'Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.' (QS. Luqman [31]: 14) Dalam ayat tersebut, Allah SWT menyamaratakan antara ibu dan ayah dalam hal mendapatkan bakti dari anaknya, kemudian Allah menyebutkan khusus ketiga tahap yang dialami oleh seorang Ibu.'"

Dalam buku Sa'adah al-Abna' fii Birr Al-Ummahat wa Al-Aba' yang telah diterjemahkan oleh Abdul Hotib, Lc. Menyebutkan ada tiga faktor mengapa kita harus melipatgandakan bakti kita kepada ibu.

Faktor Pertama, seorang ibu harus merasakan berbagai rasa sakit yang tidak bisa ditahan oleh seorang laki-laki meskipun dia memiliki ketahanan fisik dan  keteguhan perasaan. Hanya sosok ibulah yang harus menghadapi masa sulit seperti itusekaa satu periodetertentu yang hamper memakan  sebagian besar usianya. Semua itu dijalaninya dengan tetap berusaha untuk selalu mencurahkan segenap kasih saying dan rasa cintanya kepada anaknya dengan cara -cara yang menakjubkan dan tidak ada bandinganya dalam kehidupan manusia ini.

Faktor kedua, adalah bahwa meskipun telah mencurhkan seluruh pengorbanan seperti itu. Seorang ibu tidak pernah mengharapkan balasan sekecil apapun. Dia tidak pernah menunggu ucapan terima kasih atau sanjungan. Sabaliknya, dia senantiasa menghabiskan usianya sebagai sumber pengorbananan, media untuk meperlihatkan sikap mementingkan orang lain, serta sebagai ladang kebaikan sepenjang hidupnya.

Faktor Ketiga adalah meskipun sang ibu memilki sifat sayang, cinta, ,hangat, baik, dan sangat toleran kepada anaknya, tetapi terkadang ada anak yang menyepelekan ibunya. Dia berpaling dari ibunya ketika saat berunding atau bermusyawarah, meninggikan suaranya melebihi suara ibunya tanpa oernah menaruh kepedulan sedikit pun, serta suka menjauh dari ibunya tanpa pernah menaruh kepedulian sedikitpun. Semua itu dia lakukan  karena dia beranggapan bahwa ibu merupakan orang yang mudah ridha dan tidak cepat marah. Oleh karena itulah, Allah Yang Mahabijaksana pun menganggapsemua sikap yang tekah disebutkan diatas serta sikap-sikap yang mirip dengannya sebagai sikap durhaka kepada ibu, meskipun si ibu tidak pernah marah.

Kesimpulan dari faktor diatas menunjukan betapa besarnya rasa cinta seorang ibu kepada anaknya sehingga kita wajib melipatgandandakan kewajiban berbakti kepada seorang ibu dan harus mendahulukan perbuatan berbakti kepada ibu daripada ayah.

Selamat Hari Ibu :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun