Mohon tunggu...
Fff
Fff Mohon Tunggu... Administrasi - Ddf

Wqq

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Salah Nggak Salah, yang Salah itu Selalu Benar

12 Januari 2015   02:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:20 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"It is okay to make mistakes, selama kamu menjadikan suatu proses pembelajaran." Kata Billy Boen dalam bukunya yang berjudul Young On Top New Edition - 35 Kunci Sukses di Usia Muda.

Ada yang mau berbuat salah ga ? saya rasa jawabannya pasti tidak. Kesalahan adalah tindakan yang selalu dihindari oleh semua orang. Namun, ironisnya, orang-orang sukses di dunia ini dengan  bangga mengakui bahwa mereka sudah pernah bahan sering melakukan kesalahan. Contohnya Thomas Alva Edison yang membuat beribu-ribu kesalahan dan kegagalan sebelum  akhirnya dia menemukan bohlam.

"Kesalahan bukan suatu apa-apa, ia adalah edukasi dan langkah awal ke sesuatu yang lebih baik," Kata D.A. Benton

Jadi apa yang dikatakan D.A. Benton diatas adalah sudah seharusnya kesalahan dipandang sebagai suatu pelajaran. Kamu boleh bangga kalau bisa bilang pernah melakukan kesalahan di masa lalu. Dengan begitu, kamu telah belajar sesuatu. Kalau kamu merasa tidak pernah melakukan kesalahan, padahal kamu pernah, berarti kamu tidak belajar secarfa maksimal.

Lalu bagaimana dengan orang yang selalu melakukan kesalahan yang sama lebih dari satu kali? Mereka adalah orang yang tidak belajar dari kesalahan yang pertama. Jangan seperti mereka!

Barrack Obama pun pernah suatu ketika kelompoknya telah berusaha menggelar sebuah pertemuan ternyata mengalami kegagalan. Mereka kecewa. Dr. Collier bilang, "We Would Learn from our mistakes..." Kemudian , Barack Obama berkata, "Something like this is just part of growing up. And, sometimes growing up hurts."

Malah, Jack Welch, mantan CEO General Electric, di buku Lessons from the Top mengatakan bahwa di General Electric, " We reward failures". Sebab kalau tidak begitu, orang akan takut untuk mecoba hal baru. Dengan kata lain, mereka selalu diberi motivasi untuk berani melakukan kesalahan!

Ada pepatah yang mengatakan "belajarlah dari kesalahan mu sendiri" yap itu benar. Tapi saya rasa penting juga untuk belajar dari kesalahan orang lain. Bagaimana caranya ?

Bayangkan, kira-kira sepuluh meter di depan kamu ada orang yang sedang berjalan, lalu tiba-tiba orang tersebut jatuh kelubang . ketika kamu harus melewati lubang itu, apakah kamu akan membiarkna dirimu terjatuh ? Pastinya, tidak. Orang yang terjatuh itu pasti akan butuh beberapa waktu untuk bisa keluar dari lubang tersebut. Dengan adanya luka dan rasa sakit yang dirasakannya, maka orang tersebut akan berjalan lebih lambat ke tempat tujuannya. Jadi, ketika kamu tidak terjatuh ke dalam lubang yang sama, artinya kamu tidak membuang waktumu sia-sia. Kamu tetap bisa berjalan dengan baik (karena kamu tidak terluka) dan akan sampai tujuan dengan cepat dan pasti. Jangan lupa bahwa banyak sumber pembalajaran bisa di dapatkan dari sekeliling kamu. Misalnya di kampus , teman kuliahmu nilainya jelek-jelek dan menjadi mahasiswa abadi. Kamu bisa belajar dari kesalahannya, contohnya teman kamu itu orangnya  jarang berangkat kuliah dan tidak pernah belajar. Maka kamu tahu letak kesalahanya dimana. Kamu tahu lubanya dimana, jangan birkan dirimu terjatuh. "Belajar dari kesalahan orang lain akan membuatmu jauh dari masalah," kata Donald Trump.

Jika peka terhadap hal yang terjadi di sekelilingmu, dijamin kamu kamu bisa meraih kesuksesan lebih cepat. Pembelajaran maksimal atas kesalahan pada masa lalu ada di tangan kamu sendiri. Kamulah yang memegang kendali untuk membuat kesalahan, mengurangi kesalahan, bahkan untuk belajar dari kesalahan. Toh, semua kesalahan itu sesungguhnya   adalah kesempatanmu untuk sukses pada masa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun