Demonstrasi yang terjadi sekarang ini, bukan bentuk protes kepada pemimpin non muslim di Indonesia, sama sekali bukan. Walaupun pada tataran teologis, ada yang meyakini bahwa tidak boleh hukumnya dipimpin oleh non muslim tetapi Islam tidak ekstrem untuk memaksakan hukumnya diterapkan di Indonesia, justru mengikuti proses demokrasi yang ada karena ada kaidah yang kami percayai bahwa mencintai negara adalah juga bagian dari iman.
Demonstrasi ini hanya sebagai luapan ketersinggungan umat Islam terhadap perkataan Ahok dan demonstrasi ini adalah bentuk dukungan kepada apparat penegak hukum agar menegakkan hukum secara adil. Sama posisinya dengan demonstrasi yang biasa terjadi ketika rakyat Indonesia memprotes sebuah kebijakan atau menyampaikan aspirasi kepada pemerintah agar membuat suatu kebijakan. Tidak ada unsur intervensi. Adapun masalah apakah Ahok bersalah atau tidak secara hukum, maka biarkanlah proses hukum yang berjalan dan umat Islam akan menghormati apapun hasilnya asalkan ditegakakn secara adil dan transparan. Sekali lagi tidak ada intervensi, jangan khawatir berlebihan, tidak ada unsur sebagai bentuk kampanye “tidak membolehkan” non muslim untuk jadi pemimpin di Indonesia. Sama sekali tidak!
Oleh karena itu, hargailah apa yang sedang diperjuangkan oleh umat Islam yang melakukan demonstrasi untuk penegakan hukum. Adapun jika sudah memasuki ranah politis, tentu semua sepakat bahwa hal ini adalah salah.
Tidak perlu khawatir berlebihan sehingga berbalik sentimen kepada umat Islam. Andai kita berada di posisi umat Islam yang terpanggil hatinya untuk membela agamanya, mungkin kita akan mengerti apa sesungguhnya gejolak yang terjadi di hati mereka. Adapun untuk sebagain umat Islam lain yang tidak setuju dengan apa yang diperjuangkan saudaranya, maka jadikanlah perbedaan pandangan ini sebagai sebuah perbedaan internal yang sifatnya saling mengetahui perbedaan itu, tetapi tidak lantas menyalahkan, apalagi berbalik mendukung apa yang sedang “dilawan” sehingga terjadi konfrontasi antar sesama muslim. Cukup diam dan saling menghargai perbedaan, jangan sampai termakan “adu domba” yang justru di depan publik akan terlihat sangat tidak baik. Jangan mau terpecah belah oleh oknum yang mengambil keuntungan dari aksi umat Islam. Biarkan umat Islam berjuang dengan dasar justifikasi ketersinggungan teologisnya, karena bagi mereka itu adalah bagian dari ibadah karena sedang membela kitab suci Al Quran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H