Mohon tunggu...
Aria Sugiarti
Aria Sugiarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ria

Masih banyak salah dalam menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Stop Bullying karena Itu Bukan Bicandaan

27 Juni 2021   22:23 Diperbarui: 27 Juni 2021   22:34 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering nggak sih kepikiran kenapa ya sering banget dibully?Apa salahku kok mereka bully aku?Kenapa orang-orang disekitarku jahat?
Pertanyaan itu pastinya sering banget menghantui pikiran. Lantas apa sebenarnya penyebab bullying itu?

Mengalami bullying tentu bukanlah pengalaman yang mengenakan bagi setiap orang. Biasanya perilaku bullying bisa dari perkataan atau fisik dan pastinya bullying berdampak negatif. Padahal sudah banyak kampanye-kampanye yang melarang bullying, tapi nyatanya sampai saat ini masih banyak terjadi bullying. Terkadang memang sepele hanya berawal dari bicandaan namun berakibat terhadap nyawa seseorang. Nyawa yang melayang bisanya jika bukan yang dibully pasti yang membully.

Perilaku bullying adalah salah satu bentuk penyalahgunaan relasi kuasa. Relasi kuasa merupakan suatu hubungan dimana satu pihak memiliki kuasa atau power terhadap pihak lain dan pihak yang memiliki power lebih rendah bersedia untuk melakukan keinginan pihak yang memiliki power lebih tinggi. Biasanya pelaku bullying adalah anak-anak yang memiliki power kuat dilingkungannya. Akan tetapi tidak semua anak dengan power kuat adalah pelaku bullying.

Penyebab terjadinya bullying yang pertama yaitu karena faktor kepribadian. Salah satu contohnya ketika seorang anak yang mendapat perilaku kekerasan dari orang tuanya sehingga anak tersebut melakukan balas dendan yang dilampiaskan kepada temannya atau orang lain.

Faktor kedua yaitu faktor keluarga. Faktor keluarga biasanya berawal dari seorang anak yang melihat orang tuanya atau saudaranya sedang melakukan bullying. 

Setelah melihat kejadian tersebut, anak biasanya akan melakukan tindakan yang sama terhadap temannya seperti apa yang pernah dia lihat sebelumnya. 

Seharusnya hal-hal tidak baik seperti bullying tidak dilakukan dihadapan anak-anak agar mereka tidak menirukan. Karena keluarga adalah kunci terbentuknya karakter seorang anak.

Faktor ketiga, yaitu pelaku bullying pernah menjadi korban bullying. Salah satu  contoh seorang anak yang dibullying ketika di rumah biasanya juga akan membullly temannya yang dia anggap lebih lemah dari dirinya.

Faktor keempat, yaitu adanya sifat iri pelaku terhadap korban bullying. Karena pelaku bullying merasa tidak memiliki keistimewaan seperti korban yang akhirnya menimbulkan rasa iri dan pelakupun mengintimidasi korban agar tidak menonjol lebih dari dirinya.

Faktor kelima, yaitu mencari perhatian. Tidak jarang banyak pelaku bully melakukan penindasan terhadap korban untuk mencari perhatian.

Faktor keenam, yaitu sulit mengendalikan emosi. Kesulitan mengendalikan emosi ketika marah dan frustasi yang dilampiaskan dengan tindakan intimidasi kepada orang lain.

Faktor ketujuh, yaitu pelaku merasa bahwa bullying menguntungkan. Pelaku bully akan terus melakukan perbuatannya karena merasa bahwa apa yang dia lakukan memberikan keuntungan. Contohnya seorang anak yang memintah uang atau makanan secara paksa kepada korban bullying.

Setelah mengetahui apa saja faktor penyebab bullying, tentu kita juga harus mengetahui apa saja ciri-ciri seseorang menjadi korban bullying.
Seseorang yang menjadi korban bullying biasanya menjadi terlalu sensitif. Selain itu juga menjadi mudah marah dan tersinggung karena tertekan oleh lingkungan. 

Selanjutnya mereka dikucilkan dari pergaulan. Seseorang yang menjadi korban bullying akan cenderung menyendiri dan merasa kesepian yang menyebabkan mereka menjadi emosian. Ciri-ciri yang terakhir korban bullying cenderung pasif. Biasanya mereka akan pasrah ketika menghadapi berbagai situasi dan akan membiarkan orang lain mengontrol perilaku mereka tanpa adanya perlawanan.

Bullying juga memiliki beberapa jenis, antara lain:
1. Bullying Fisik
Bullying fisik merupakan salah satu tindakan penindasan yang berkaitan dengan fisik. Tindakan ini dapat memberikan efek dalam jangka pendek maupun panjang. Tindakan bully fisik dapat berupa pukulan, tamparan, meninju, menjambak, menendang, mencubit, mendorong, menyandung, dan merusak barang-barang.


2. Bullying Verbal
Bullying verbal merupakan perilaku bully yang dilakukan melalui verbal. Biasanya bully ini dilakukan dengan cara komunikasi yang kasar atau penuh makian seperti pernyataan, julukan, dan tekanan psikologis yang menyakitkan atau merendahkan korban.


3. Bullying Sosial
Bullying sosial merupakan salah satu tindakan pengucilan yang dilakukan pelaku tanpa terlihat oleh korban bully. Seseorang yang menjadi korban jenis bully ini biasanya akan dimusuhi dan diabaikan oleh lingkungannya. Contoh jenis bully ini, antara lain menyebarkan gossip yang tidak benar, bicanda yang menyakitkan korban, mengajak orang lain untuk mengucilkan korban, dan meniru seseorang dengan maksud menghina atau meremehkan.


4. Cyberbullying
Jenis bully ini bisanya berupa penindasan yang dilakukan di dunia maya, seperti mengirim tulisan, video atau gambar  yang menyakitkan bagi korban.


5. Bullying Seksual
Jenis bully ini sering terjadi pada remaja putri. Pelaku bully biasanya akan menggoda atau menyentuh korban secara seksual.

Ternyata ada banyak sekali jenis bullying. Nah, jika bullying memiliki banyak jenis dan juga ciri-cirinya, pastinya juga ada cara untuk mengatasi bullying.

Bullying akan semakin parah jika terus menerus dibiarkan, oleh sebab itu kita harus mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Cara yang pertama, jika kamu seorang korban maka segera laporkan tindakan bully kepada orang tua, guru atau pihak berwajib. Cara yang kedua dapat dilakukan dengan cara menghindari. 

Ketika kamu sedang dibully usahakan untuk segera menghindari orang yang akan membullymu. Cara yang ketiga,  yaitu mengabaikan apa yang orang lain bilang tentang kamu. Ketika kamu tidak merespon apapun, seseorang yang membullymu lama-lama pasti akan bosan. Cara yang keempat dengan meningkatkan keberanian. Tunjukan pada lingkungan sekitarmu bahwa kamu bukanlah orang yang lemah dan mudah ditindas. Cara yang terakhir, jika kamu melihat temanmu sedang dibully bantu dia dan berikan semangat.

Yuk, bangkit  dari bullying agar hidup lebih bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun