Mohon tunggu...
Arianto Nurtjahjo
Arianto Nurtjahjo Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jancuk di Konoha

4 Juli 2024   06:00 Diperbarui: 4 Juli 2024   06:32 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

once upon a time di negara konoha yang dipimpin oleh seorang presiden bernama JANCUK. 

Cerita berawal dari tanah konoha yang konon bila tongkat dilempar ke tanah saja jadi tanaman, betapa subur digambarkan tanah konoha tersebut. Bukan hanya subur tetapi bisa jadi makmur karena kandungan mineral purba yang bisa jadi sumber daya alam untuk memakmurkan rakyatnya. 

Bayangkan negara konoha adalah negara kaya raya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusianya bisa menjadi negara super power untuk membantu negara-negara yang tidak punya sumber daya alam seperti yang dimilikinya.

Suatu ketika pemimpin negara konoha terpilih yang mengklaim dipilih oleh rakyatnya telah memiliki dayang-dayang pejabat yang akan membantunya dalam memimpin negara konoha dan mengelola sumber daya alam seperti amanat undang-undang dasar negara konoha.

Pada awalnya nampak baik-baik saja pemerintahan negara konoha yang dipimpin oleh Pak JANCUK ini karena seperti layaknya persatuan dan kesatuan bangsa konoha, Pak JANCUK merangkul semua elemen masyarakat terutama lawan-lawan politiknya untuk bersama-sama membangun negara konoha agar adil dan makmur. Tapi apa "lacur" seperti layaknya pelacur yang mengumbar aurat, ternyata Pak JANCUK ini memiliki agenda tersendiri yang sepertinya layak digambarkan seperti pelacur yang melacurkan diri untuk memuluskan pahanya yang tidak mulus demi kepentingan pribadi.

Satu per satu terkuak niat jahat dibalik Pak JANCUK merekrut orang-orang terdekat dan lawan-lawan politiknya, yaitu hanya untuk memuluskan rencananya saja. Padahal seorang pemimpin jutaan rakyat negara konoha mestinya memakmurkan rakyatnya dengan membuat kebijakan peraturan yang berlaku tegas dan menyeluruh untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat negara konoha seperti yang diamanatkan undang-undang, antara lain dengam cara :
- Merekrut pejabat konoha yang mempunyai kapasitas dibidangnya dan bekerja sepenuhnya untuk menjabarkan perintah pemimpin negara konoha demi kemakmuran rakyat konoha.
- Melindungi dan menjaga keberadaan bangsa konoha dari serangan online maupun offline, sehingga negara konoha bisa diakui sebagai negara yang mempunyai integritas negara besar yang berdaulat atas negara lain dan berdaulat yang dihormati oleh rakyatnya.

Namun semua itu ternyata hanya jauh panggang dari api makanya koq nggak matang-matang tuh sate weka weka cekakak...hadeuuhhh

Satu per satu pejabat yang dipilih pak JANCUK ini ternyata hanya berharap upah minimum regional jiaaah...seperti pekerja ya? Pejabat yang dipilihnya tak mampu bekerja bahkan hanya jadi benalu bagi negara. Pejabat yang semestinya menjadi garda terdepan membawa hawa positif seperti misalnya bisa memberikan pernyataan yang mempunyai martabat dan pemimpin yang memakmurkan rakyatnya dengan kebijakan yang dibuat.

Semua yang dipertontonkan oleh kelakuan Pak JANCUK beserta jajaran pejabat negara konoha menjadikan rakyat negara konoha hanya bisa eneg se eneg-enegnya dan pasrah menikmati menjadi rakyat yang hanya mampu menengadahkan tangannya dengan bantuan sosial yang dirancang pemimpin negara konoha.

Bahkan ironisnya rakyat masih tetap dipaksa untuk membayar gaji para pemimpin dan pejabat negara konoha dengan pajak yang tinggi tanpa bisa menikmati layanan kesehatan dan pendidikan yang gretong alias GRATIS...wuaaa tangisan rakyat yang sudah tidak keluar air matanya wuaa wuaa...

Dari semua kebusukan itu yang bisa ditangkap dan disimpulkan bahwa Pak JANCUK ini hanya bertujuan untuk bisa mengisi porto folio pribadinya seperti pekerja yang sudah lulus dari perusahaan tempat dia bekerja dengan pengalaman kerjanya sebagai seorang pemimpin negara konoha dan mendapatkan warisan tanah negara konoha...hahaha remeh sekali ya. Betapa hancur kehidupan bernegara di konoha ini, seperti hukum dan aparat penegaknya yang sudah tidak punya harga diri lagi.

Mencuri istilah penyair joko pinurbo...seiring matahari koprol di ufuk timur, rakyat negara konoha berdoa semoga laknat menimpa pemimpin negara konoha yang merasa bertindak tapi tidak merasa berlaku zholim terhadap rakyatnya.

Wassallam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun