Selain jumlah perjanjian, posisi Indonesia sebagai "lead negotiator" negara-negara ASEAN dalam RCEP meningkatkan posisi geopolitik Indonesia sebagai negara yang berpengaruh di kawasan. Modal awal ini dapat dikapitalisasi lebih lanjut di masa depan.
Setiap perjanjian tentu menawarkan kesempatan maupun tantangan karena memuat komitmen pembukaan akses pasar negara yang melakukan perundingan. Kementerian dan lembaga sering abai mengambil langkah penyesuaian dan mitigasi tantangan yang muncul, padahal perjanjian yang dihasilkan itu merupakan hasil konsultasi bersama. Ini mungkin yang Bapak anggap "kebobolan". Namun, jika Bapak berkenan melihat lebih jernih, yang sebenarnya perlu dikuatkan adalah antisipasi dan mitigasi kementerian dan lembaga pembina sektor terhadap konsekuensi suatu perjanjian.
Profesor Didik yang saya hormati,
Sebagai generasi muda dan punya pengalaman terjun langsung dalam sejumlah proses perundingan perdagangan internasional, saya optimistis dan ingin menyebar optimisme bahwa ke depan perdagangan internasional kita akan menghasilkan capaian yang lebih baik didasari perjanjian perdagangan yang kuat dan menguntungkan.
Presiden Jokowi telah membimbing kami, para aparatur sipil negara di Kemendag dan kementerian dan lembaga lainnya untuk berani menjebol dinding "kemustahilan". Bapak Presiden juga telah meletakkan fondasi yang kokoh bagi perundingan perdagangan ke depan, apa pun bentuk kelembagaannya.
Kini tinggal kita menyelesaikan PR besar berupa sinergi dan koordinasi antar-kementerian dan lembaga, serta perbaikan di sektor hulu untuk meningkatkan daya saing Indonesia.
Semoga catatan ringkas ini dapat melengkapi informasi yang Bapak miliki. Saya tetap berharap Bapak akan selalu menjadi cendekiawan yang membawa lilin penerang di tengah masyarakat yang butuh bimbingan, seperti yang saya kagumi dari sosok Bapak selama ini. Semoga Allah SWT memberkati kita semua.
Hormat saya,
Kusumadewi
Kementerian Perdagangan RI
Tulisan ini adalah pendapat pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H